🔸 Babu

5.3K 362 187
                                    

POV "AARON"

Mendung, sang langit bersedih bahkan perlahan mulai menangis. Disini, gua bertopang dagu, mendengus beberapa kali, menekan kekesalan.

Pasalnya, gua harus merelakan dihina dina karena nilai ujian gua berada diurutan pertama, maksudnya dari belakang. Hukumannya, piket selama satu minggu.

"Ron, lu yakin hidup lu bakal baik-baik aja?" Gua merosot.

Itu suara sahabat gua Pilga, si ganteng yang selalu pandai mendapatkan hati perempuan meski tak sesohor musuh bebuyutan gua. Si makhluk tuhan paling abnormal.
Oke, sepertinya gua menilainya dengan kebencian tingkat akut.

Kenapa gua bilang ganteng?
Si Pilga punya wajah blasteran bule, hidung mancung, bibir merah, alis sedang nan panjang selayaknya bule dengan tinggi 181 cm. Berkulit putih kemerahan.

Disini, dibangku yang berada diurutan terakhir di ujung pojokan dekat jendela tralis. Sungguh para guru pintar sekali membuat jendela itu. Secara, tak akan ada murid yang berani bolos dengan nekat membobol tralisnya.

Gila aja sono, masak iya lu senekat itu. Sayang nyawalah. Intinya, sekolah ini sangat mencintai hukuman, seperti nasib buruk gua hari ini. Dan bangku itu singgasana terbaik gua.

"Lu pikir gua demen dihukum kayak gini?" Pekik gua, seperti ayam kurang sajen.

"Elu sih, coba sekali-kali belajar. Sono saingin musuh lu. Kata lu mau ngancurin dia. Kalo gini ma lu sendiri yang hancur tanpa harus perang." Cerca Pilga.

"Bacot lu. Diem napa? Lu nggak lihat nih kepala gua uda mendidih bahkan bertanduk, hah?" Omel gua, menaikkan nada suara satu oktaf.

"Woi pendek, diem lu! Suara kayak anak kambing minta dikawini gitu ngoar-ngoar mulu." Protes Intan.

Si tomboy berkuncir kuda, dia ketua kelas. Mulutnya setajem muka garangnya. Tinggi semampai, berisi padat. Seksi dah, cantik tapi tipe malas berdandan.

Gua suka mata beloknya dipadukan hidung mancung dan alis tebal serta bibir tipis merah jambu. Wanita cantik yang tak terekspos karena ketengilannya.

"Protes mulu lu Tan, nggak lihat sohib lu menderita gini?" Keluh gua.

"Yeh, lu ma derita dibikin ndiri. Ngapain juga lu nyalahin orang lain, hah? Dasar otak pas-pasan." Cercanya.

"Monyet lu." Timpal gua.

Nah, kalian pasti tahu dong kalau ada yang dapat hukuman karena nilai ujian MTKnya terendah maka akan ada rewards untuk anak yang nilainya tertinggi.

Mirisnya, yang selalu dapat nilai tinggi itu orang yang sama setiap saat. Ngenes ngak sih? Tuh bocah makan apa gitu sampai otaknya selicin itu.

Jadi uda nggak ada yang kaget siapa yang akan dapat hadiah diurutan sakral itu. Namun ini kali pertama gua berada diurutan terakhir. Biasanya paling tidak gua berada diurutan ke tujuh dari belakang dari 37 siswa.

Oke, sekarang perkenalan dulu. Nama gua Aaron Nugraha. Jangan menghina kulit gua yang orang bilang seperti artis K-Pop. Putih bak susu yang baru diperas dari kandang. Seger.

Hidung mancung, mata sedikit belok, beralis tebal, bibir merah karena gua sangat membenci rokok. Biar saja dibilang banci asal gua sehat dari semua penyakit akibat karsinogenik.

Oke, kita balik lagi ke awal. Rambut gua cepak umumnya anak SMA-lah. Kalian bisa bayangkan seperti apa. Dan ini yang paling gua benci dari diri gua sendiri, tinggi badan gua hanya 165cm dengan tampang yang kata orang cantik kayak artis K-Pop.

BIG BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang