🔸Ruang Waktu

1.2K 171 42
                                    

POV "ADZAR"

Kening gua berdenyut.
Pusing mendadak.
Dan tanpa sebab mood gua anjlok saat mata ini menemukan tunangan gua bergelayut manja di punggung orang lain.

Semua orang di rumah sibuk membereskan sisa acara semalam dan gua dapat tugas belanja kebutuhan untuk makan malam bareng sepupu gua, Keinna. Acara khusus keluarga besar Mahendra.

Mereka sahabatan.
Itu kenyataan baru yang gua tahu setelah melancarkan ulimatum tak bersahabat pada cowok yang di panggil BinBin.

Ganteng.
Paling ganteng malah dari sahabat Aaron lainnya. Dan sepertinya mereka sahabatan sejak kecil jika dilihat dari interaksi mereka berempat dengan Aaron.

Sama kayak gua dan genk Kiwi.
Dan sepertinya Aaron paling dekat dengan BinBin. Mereka terlihat seperti pasangan? Entahlah, mungkin otak gua yang uda nggak beres.

"Elu sanggup ngabisin semua itu?" Bisik Keinna.

Gua diam.
Menatap menu di atas meja. Paket panas 2, Big Mac, Mocca Float, chicken wrap dan kentang goreng. Mendadak gua memijat pelipis.

Gua menghela napas.
Perut ini udah kenyang, dan gua paling hanya bisa ngabisin kentang goreng sama mocca float itu pun juga maksa buat gua makan sampai habis.

Menu kayak biasanya.
Aaron ini sakti apa buto ijo?
Gua beralih menatap tubuhnya yang bisa di bilang nggak berisi sama sekali.

Terus kemana larinya tuh makanan?
Belajar tiap hari aja gua sangsi ma nih anak. Mungkin Aaron tipe orang yang makan banyak tapi nggak bisa gemuk.

"Nih, biar badan elu berisi dikit." Seru gua sembari mendorong beberapa menu makanan gua kearah Aaron.

Mata itu melotot tajam tapi buat gua jatuhnya jadi imut karena pipinya menggembung penuh dengan makanan. Berdehem, menahan diri buat nggak nyambar tuh bibir.

Satu jam berlalu.
Dengan obrolan yang sedikit gua nggak paham tentang apa yang mereka bicarakan. Sebagian besar adalah masalah internal mereka berlima.

"Sini gua lihat struknya." Seru Dino mengambil struk pembelian.

Ia mengambil dompet, mengeluarkan uang dan memberikannya pada BinBin, begitu juga dengan Genno dan Lewi. Terlihat jika mereka biasa seperti itu.

Gua meraih dompet dalam saku, mengeluarkan uang 500 ribu. Memberikannya pada BinBin, membuat mata tajam itu menatap bingung. Karena gua memberikan uang lebih.

"Punya gua, Aaron ma Keinna. Lebihnya buat deposit kalau Aaron makan bareng ma kalian lagi." Jelas gua.

"Oh." Serunya mengangguk ragu.

Set!
Gua menatap tak berkedip tangan Aaron yang meraih duit dari tangan BinBin dengan kecepatan luar biasa. Mengambil struk dan mulai menghitung pesanan.

"Total makan kita bertiga 278 ribu dan karena elu uda janji buat traktir gua jadi dipotong 112 ribu. Jadi total kembalian 334 ribu. 335 ribu lah ya. Elu donasi ke gua seribu." Terang Aaron.

Kami kecep, menatap tak berkedip Aaron yang sedang menghitung duit. Wajah cantik itu terlihat cerah, mengabaikan kami yang sedang menatapnya. Ia memang luar biasa.

"Nah ini duit elu. Kalian kan tahu kalau gua lebih suka mentahannya." Senyum itu ringan sekali.

Ia memasukkan sisa uang kedalam saku celana. Bangkit berdiri, menatap gua dengan sangat bahagia. Dan itu berakhir bikin jantung ini semakin berat karena detakkannya yang sangat cepat.

"Ya uda, yuk kita duluan!" Seru Aaron sembari meraih tangan gua. Menggandengnya untuk beranjak.

Hahahaha.
Keinna tertawa, berjalan di belakang gua. Sedang seorang Adzar Mahendra masih mengalami krisis kebenaran.

BIG BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang