Aku menatap langit - langit kamar ku, dengan kaki yang di goyang kan. Bisa di katakan aku gabut, karena malam ini bang Jin pergi ke cafe milik dia sendirk untuk melihat perkembanangan nya.
Aku menghela nafas perlahan, lalu menoleh ke samping dan meraih handphone ku yang berada tak jauh dari ku. Ketika akan menghidupkan musik tiba - tiba ada sebuah nomer baru yang menelfon ku.
Aku mengangkat nya ragu.
"Halo?"
"Turun ke bawah,"
Tut tut tut
"Siapa sih ini gaje banget deh," gerutu ku.
Aku memejamkan mataku, tidak memperdulikan orang iseng yang menelfon ku. Tapi dering handphone ku kembali berbunyi dan itu dari nomer yang sama, awalnya aku sengaja tidak mengangkat nya tapi karena dia selalu menelfon aku mengangkatnya dengan kesal.
"Apa_"
"Turun atau gue yang ke kamar lo." Suara dingin itu, aku mengenalnya.
"Yoongi?" tanya ku memastikan.
"Hm."
"Cepetan turun, gue udah lumutan nungguin lo di depan pintu."
Dia kembali mematikan sepihak, aku mendengus kesal.
Aku berlari kecil menuruni tangga, bergegas membukakan pintu. Hal pertama yang ku lihat adalah wajah kusut Yoongi yang menatap ku kesal, tapi secara bersamaan dia terlihat anak kecil yang sedang merajuk.
"Lama tau gak," ketus nya.
"Ya sorry. Lagian kenapa lo ke sini? mau numpang makan?" tanya ku.
Dia tidak menjawab tapi dia menyodorkan kantong plastik yang berada di tangan kanan nya. Aku menyerngit bingung, apa itu.
"Martabak kesukaan lo," jawab nya yang seakan mengerti tatapan ku.
"Tumben baik lo? Gak di kasih racun kan?" tanya ku dengan tatapan menyelidik.
Gemas. batin Yoongi.
"Gue beli nya di kaki lima," jawab nya.
"Tujuan lo ngadih gue?" tanya ku.
"Gak ada."
"Ini pasti racun," aku menatap Yoongi.
"Suruh gue masuk dulu geh, capek nih dari tadi berdiri mulu," ujar Yoongi.
Aku berdecak kesal tapi tetap membiarkan nya masuk dan sekarang kami berdua duduk di meja makan. Dia berjalan ke dapur untuk mengambil piring, aku hanya diam memperhatikan apa yang dia lakukan dan jujur aku masih bingung dia bersikap seperti ini kepada ku.
Dia mengambil kantong martabak yang masih berada di tangan ku lalu memindahkan nga ke dalam piring.
Dia menyodorkan martabak itu kepada ku.
"Makan."
"Gak mau! Pasti ada racun nya, gue gak percaya sama lo," jawabku.
Dia mendengus lalu memakan martabak itu sambil menatapku, matanya seolah mengatakan kalau martabak itu tidak beracun. Melihat itu aku sedikit merasa bersalah, menuduh dia yang memberiku martabak beracun. Lagian salah dia sendiri kenapa bersifat aneh kepada ku, padahal sebelumnya dia selalu ketus kepadaku.
"Udah kan?" tanya nya.
"Gue gak mati karna martabak BERACUN lo ini." Dia sengaja menekan kan beracun itu kepadaku dengan wajah yang meledek ku.
"Yaudah deh sorry," jawab ku ketus.
Ketika aku akan mengambil martabak itu dia menepuk punggung tangan ku, aku menatapnya nyalang karena ya tentu saja itu sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your For Me Min Yoongi (✔️)
Teen FictionEs yang sudah lama beku perlahan mencair sejak hadir nya Kim Chattrine di hidupnya. Apa mereka tetap bisa bersama di saat sahabat masa kecil di antara mereka kembali hadir?