Six

120 16 17
                                    

Author P.O.V

Wuushhhhh

Semilir angin menghembus keras membuat apa saja yang ia terpa terbang, bergerak ditempat atau sekedar bergeser sedikit. Seorang wanita dengan rambut berkibar tengah duduk seorang diri di belakang taman sekolah. Ia terduduk sembari menekuk kedua lutut hingga memeluk sendiri dengan tangannya yang ia lingkarkan ke depan lututnya. Menghela napas sembari berusaha menerima segalanya. Ucapan seseorang masih terngiang dari tadi, berusaha ia tepis rasa sakit hati namun darah dalam hatinya ternyata tetap merembes keluar.

Lelah? Itu yang ia rasakan.

Satu jam sebelumnya kelas pertama dimulai seperti biasa, mata pelajaran bahasa Indonesia dimana Bu Wendy yang menjadi wali kelas serta guru mapel dalam pelajaran itu.

"Baiklah, hari ini temanya adalah drama ya anak - anak jadi ibu akan membentuk kelompok."

Bu Wendy tampak berpikir. "Oh iya, sebelumnya kisah ini tentang seorang puteri yang tersesat di hutan pada akhirnya ia akan bertemu dengan pangeran yang tampan."

"Jadi untuk kelompok manusia ibu akan memilih Jaemin, Karina, Winter, Chenle, dan Mark."

"Kemudian kelompok hewan akan ada Jeno, Haechan, Renjun, Jisung, Jiya."

"Sisanya akan mendapat peran sebagai pembaca, pengiring nyanyian dan banyak lagi."

Kim Jiya menghembuskan napasnya, nyatanya ia harus berhadapan dengan Jeno yang jahat.

Setelah Bu Wendy membacakan itu semuanya berkumpul. Disana ada wajah - wajah penuh ejekan tertuju pada seorang perempuan yang sedang terdiam.

"Woah pasti Winter Puterinya Jaemin pangerannya." Celetuk Chenle sembari bertepuk tangan.

Mark mendesis kesal. "Chenle apanya?" Dengan sombong pria bermarga Zhong itu melipat kedua tangannya bangga. "Seperti biasa, sultan."

Kim Jiya POV on

Semuanya tertawa, tidak kau salah tidak semua tertawa. Ada wajah tertekan dalam skenario drama yang bahkan belum dimulai. "Kira - kira hewannya apa saja ya?" Suara Winter mendapat perhatian dari semuanya. Apalagi kelompok gadis yang senantiasa memujanya.

"Pasti akan ada gajah atau babi hutan yang diperankan oleh wanita." Pandangan Karina menuju padaku, sungguh tatapannya sangat mengejek benar - benar membuat hatiku sakit. Disusul suara tawa teman - teman lainnya. Ekor mataku menuju ke arah pria manis diseberang sana, dia tampak terdiam sembari menghela napas. Aku bersyukur, meski semuanya mengejek dan menertawakan ku namun Jaemin tidak. Perlahan aku mulai berjalan meninggalkan kelas, setelah Bu Wendy bilang bahwa latihan drama akan dimulai besok.

Aku lega, setidaknya masih ada waktu untuk bersedih dan menjadi sad girl sebelum nasib drama menyedihkan ku dimulai.

Jadi itu alasanku duduk sendirian sekarang, di taman yang sepi. Yang bahkan jarang diinjak oleh para siswa. Hanya orang - orang kesepian sepertiku yang mampir setidaknya sekali dalam waktu istirahat. Tenggelam dalam pikiran dan perasaan yang di balut oleh kesedihan.

Hmmmm, apa aku tidak pantas memiliki teman baik? Setidaknya beberapa? Aku bahkan tidak pernah merasakannya sejak aku kecil. Duniaku adalah kesepian, ejekan, dan pembullyan.

Aku dan hidupku yang malang soal pertemanan dan pandangan di mata oranglain selain keluarga.

Beruntungnya Tuhan masih memberikanku keluarga utuh yang sangat menyayangiku. Aku selalu merindukan mereka, pernah juga aku berpikir seandainya sekolah itu bersama keluarga. Seandainya hidup tidak usah mengenal teman, seandainya dan seandainya. Ya, hidupku penuh dengan kata andai.

Are You Sure? || FF NCT NA JAEMIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang