Thirteen

90 11 0
                                    

Bel pulang sekolah terdengar sangat nyaring membuat beberapa siswa yang sedang tidur lelap di mejanya terlonjak segera membuka matanya yang memerah.

Setelah mengucap beberapa kata penutup untuk pelajaran terakhir, Pak Sindhong segera berlalu meninggalkan kelas. Disusul beberapa siswa yang sudah menggendong tas masing - masing keluar kelas.

Langkah Jiya terhenti kala sebuah tangan menahan lengannya dari belakang, disusul seulas senyum yang tiba-tiba sudah berada di sebelahnya. Na Jaemin, seperti biasa.

"Sayang, aku bosan."

Jiya memejamkan matanya beberapa detik kala Jaemin dengan tidak tahu malunya menyebut kata sayang di saat semua siswa berlalu lalang. Ini bukan satu atau dua kali Jaemin blak blakan menunjukkan hubungan mereka. Namun tetap saja Jiya tidak nyaman. Apalagi semakin hari pria itu semakin possesif.

"Jalan - jalan kemana?" Tanya wanita itu saat sekolah sudah mulai sepi. Hanya beberapa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler masih berlalu lalang menuju kelas.

"Kemana saja, yang penting bersamamu. Kau mau makan dimana? Aku sangat lapar."

Melihat wajah menggemaskan Jaemin, gadis gemuk yang sudah resmi menjadi kekasihnya itu berjinjit memberikan sebuah kecupan di pipi mulus kekasihnya. Mata Jaemin berbinar sempurna.

______

Wajah bingung Jiya mendominasi suasana ramai di sebuah restoran yang terletak di pusat Gangnam. Jaemin memesan banyak sekali makanan, membuat gadis itu mengernyit bingung karena pria itu tak biasanya makan sebanyak ini.

"Kau mau menyaingi badanku?" Tanya Jiya sembari melahap makanan yang ia pesan tadi.

Jaemin tertawa, ia mengelus kepala Jiya sembari menatap gadisnya dengan pandangan teduh. "Seharian kemarin aku belajar, aku tidak sadar bahwa aku lupa makan."

Mendengus kesal Jiya mencubit keras lengan Jaemin membuat pria itu agak mengaduh. Ia layangkan tatapan kesal pada pria di hadapannya. "Kau kebiasaan sekali, belajar itu boleh tapi makan jangan sampai lupa." Nasehat Jiya sembari menyuapi Jaemin karena pria itu tiba - tiba menyodorkan sendok ke arahnya. Jaemin itu manja.

Tersenyum puas, pria itu tampak sangat menikmati suapan kekasihnya. Rasanya dunia seakan milik mereka berdua.

Drrttt drttt

Ponsel Jaemin bergetar, membuat pria itu mengerutkan keningnya sembari merogoh saku jas seragamnya. Pria bermarga Na itu tampak tersenyum manis melihat sebuah nama yang tertera di layar ponselnya, segera menggeser ikon hijau untuk terhubung pada sang penelpon.

Iya?

Baik, Jaemin baik - baik saja Bu.

Apa? Sudah sampai rumah?

Baiklah, Jaemin sedang makan bersama Jiya hehe.

Oh? Mengajaknya? Tentu.

Baiklah bu, Jaemin tutup dulu.

Jaemin juga rindu ibu.

"Ibumu pulang dari luar negeri?"

Ibu Jaemin adalah seorang dosen yang sering mengajar di kampus luar negeri, beliau juga sering keliling dunia untuk mengisi sebuah seminar atau motivator.

Jaemin mengangguk, ia mengambil tangan gembul gadis dihadapannya dan memberikan satu kecupan romantis pada punggung tangan gadis itu. Pipi Jiya merona atas perlakuan Jaemin.

"Ayo kita kerumahku, ibu ingin bertemu denganmu."

Tersenyum hangat, gadis bermarga Kim dengan sejuta kebahagiaan atas cinta yang Jaemin berikan itu tersenyum sembari mengangguk.

Are You Sure? || FF NCT NA JAEMIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang