Fourteen

71 12 1
                                    

Semburat cahaya menelisik celah - celah jendela melalui korden yang menutupinya. Membuat mata seorang gadis perlahan terbuka. Ia meregangkan kedua tangannya namun enggan beranjak dari atas ranjang.

Liburan membuatnya semakin malas. Merasa tidak nyaman dengan tubuhnya ia segera beranjak kasur dengan pelan kemudian memasuki kamar mandi, memulai ritualnya.

Menikmati sarapan pagi yang dibuat oleh mamanya sesekali bergurau pagi membuat semangatnya meningkat. Hingga ponselnya bergetar menghentikan tawa yang barusan ia ledakkan karena gurauan kak Jungwoo barusan.

Na Jaemin 💚🐰
Sayang, hari ini aku mengikuti olimpiade matematika di pusat pendidikan Gangnam.

Bisa kau datang melihatku? Hehe

Anda
Oke Jaemin, nanti aku kesana ya. Semangat untuk hari ini 💚 semoga sukses 💚🐰

Na Jaemin 💚🐰
Makasih sayaaang, aku tunggu ya 💚
Hati - hati dijalan.

-----------------------------------------------------------

"Pasti Jaemin," celetuk Kak Jungwoo disusul tawa mama yang tampak bahagia melihat anak - anaknya.

Jiya menatap mamanya dengan wajah ragu, ia menarik napas sembari mengutarakan keinginannya.

"Ma, hari ini Jaemin olimpiade matematika di pusat pendidikan Gangnam. Jiya mau kesana boleh?"

Mama mengangguk kemudian melirik Jungwoo. "Boleh, tapi diantar kak Jungwoo ya."

Pria bermarga Kim mendengus kesal. "Ya beginilah nasib jomblo, hanya menjadi supir pribadi." Setelah menampakkan wajah komuknya pria itu kembali meneguk susu hangatnya.

🐰

Sesampainya di tempat yang Jaemin bilang, ia segera mencari keberadaan pria itu. Ternyata banyak juga orang - orang yang hadir untuk sekedar menonton acara lomba dan menunggu didepan jendela sebagai pendukung.

Langkah Jiya terhenti melihat sebuah tulisan yang tertempel di pintu ruangan yang cukup besar.

"Ruang Olimpiade Matematika tingkat SMA"

Senyum gadis itu tertarik melihat orang yang ia cari dari jendela. Jaemin tampak sangat serius mengerjakan soal itu, pria itu mengenakan setelan denim membuat ketampanannya meningkat drastis.

Tak lama kemudian sebuah bel berbunyi agak nyaring membuat para peserta lomba menghentikan aktivitasnya. Setelah itu petugas segera mengambil lembaran soal milik mereka.

Jaemin terlihat sedang membereskan alat tulisnya setelah itu melangkah keluar ruangan. Pria yang sedari tadi berwajah datar itu kini menampakkan senyum termanis sedunia mendekati sang kekasih sembari menyerangnya dengan sebuah pelukan hangat. Orang - orang yang melihat mereka sontak berbisik sembari melebarkan mata melihat Jaemin memeluk seorang gadis gemuk yang terlihat sama sekali bukan tipe orang seperti Jaemin.

"Kau sudah lama menunggu?" Tanya Jaemin sembari memegang kedua pinggang gadis itu.

Kim Jiya mengangguk, ia mendongakkan kepala menatap sorot mata Jaemin yang terlihat sangat menggemaskan. Kraukkk, suara perut Jaemin membuat keduanya tertawa. Disusul sebuah geplakan pada bahu Jaemin.

"Kau pasti belum sarapan!!!" Gadis bermarga Kim, kekasih Jaemin itu melayangkan tatapan kesal. Bukannya menjawab Jaemin malah melayangkan sebuah kecupan di bibir gadis itu. Mengundang kekagetan pada gadis yang tingginya hanya sebatas dada Jaemin.

Jiya rasanya ingin menangis, ia tidak habis pikir mengapa Jaemin tidak memiliki rasa malu sama sekali.

Menghilangkan kecanggungannya, ia menarik lengan Jaemin menjauh dari ruangan olimpiade sembari berusaha mengontrol wajahnya yang merona.

Are You Sure? || FF NCT NA JAEMIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang