Twenty Five

66 10 0
                                    

"Tuan Na Jaemin," suara itu menyadarkan Jaemin dari kesibukannya menatap layar ponsel sedari tadi. Pria itu berada di pusat kepolisian Amerika. Berharap kasus penabrak sang Mama bisa terpecahkan.

"Aku tidak yakin, kalau mereka hanya sekedar pengedar minuman keras." Harry mengerutkan keningnya, menatap tab yang sedari tadi ia pegang.

Pria berkebangsaan Amerika itu menunjukkan sesuatu pada Jaemin. "Kau lihat? Ada tanda di pergelangan tangannya. Meski samar tapi aku bisa melihat jelas bahwa tanda ini adalah... "

Harry menggerakkan layarnya agar gambar bisa terzoom sehingga nampak agak jelas. Ia screenshoot dan memindai di pencarian.

"Pembunuh suruhan!" Pria bermarga Na itu tersentak kaget. Orang yang menabrak mamanya kemarin bukan sembarang penabrak.

Apa itu artinya, sang Mama dalam bahaya. Siapa yang dendam pada Mamanya sampai seperti itu?

"Aku curiga tuan, Ibu anda bukan orang asli Loss Angeles." Kening Harry mulai berkerut lagi. Ia berpikir dengan keras.

Jarinya terjentik tepat didepan muka Jaemin. "Kasus seperti ini pernah terjadi pada seorang pria berkebangsaan Kanada waktu itu. Tujuh tahun yang lalu ia juga mengalami hal yang sama."

Menampakkan wajah bingung Jaemin menghela napas. "Sama?"

"Bedanya, dia sendiri yang menjadi buronan para pembunuh bayaran. Padahal ia bukan orang asli disini. Ternyata ada orang yang menyimpan dendam dari negara asalnya, kemudian menyuruh pembunuh bayaran di tempat ini untuk memburunya." Jelas Harry sembari mengotak atik penemuannya dari hasil observasi selama ini.

"Lantas, apakah ia selamat?"

Harry mengangguk. "Dia selamat, karena orang yang dendam padanya sudah memiliki sasaran lain."

"Maksudmu?"

"Ah, aku tidak menerangkannya lebih lanjut ya. Intinya yang dendam pada dia adalah orang yang terobsesi dengannya. Namun obsesinya hilang setelah wanita itu menikah. Jadi ia selamat."

"Hah! Jadi pelaku yang dendam dan menyuruh pembunuh bayaran itu, wanita?"

Meletakkan tab yang sedari tadi ia pegang, Harry melepas kacamatanya. Pandangannya mendongak pada langit - langit ruangannya.

"Beberapa obsesi memang se membahayakan ini."

"Mungkin jika dari kesimpulanku sendiri adalah. Ada seseorang yang terobsesi berlebihan padamu di Korea sana."

"Dan ia mencoba mencelakai ibumu agar mendapat perhatian darimu, hingga kau takut dan luluh."

Jaemin menggeleng keras. "Jadi, bagaimana aku bisa tahu keberadaan sang pelaku?"

Seringaian itu nampak dari wajah Harry, tak banyak yang tahu bahwa ia adalah otak dari detektif dan kepolisian selama ini. Sosoknya memang selalu disembunyikan, namun otaknya sudah sangat universal.

"Kau harus menyamar, menjadi orang lain. Jika kau sudah menemukan sang pelaku. Segera tangkap dia, aku yakin 100% jika pelaku itu sudah gila."

"Aku yakin 100℅ bahwa pelaku itu akan meneriakkan seluruh keluh kesahnya ketika polisi sudah memborgolnya."

"Tapi...... " Harry menggantung ucapannya.

"Na Jaemin, aku sarankan kau menjadi wanita."

Kedua mata pria bermarga Na itu melebar. "APA!"

🐰

Tangan seorang wanita yang dari kemarin belum sadarkan diri mulai bergerak sedikit demi sedikit. Mata yang awalnya terpejam perlahan terbuka meski sangat pelan dan mengerjap beberapa kali. Kedua mata itu memandang langit - langit ruangan rumah sakit dengan wajah bingung. Hingga ia menangkap infus di sebelahnya yang masih terhubung dengan selang yang di tancapkan di tangannya.

Are You Sure? || FF NCT NA JAEMIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang