Orang bilang, hidup ini hampa tanpa cinta. Banyak orang bahagia karena cinta, juga menangis karena cinta. Tak jarang yang terluka karena cinta, juga sembuh karena cinta. Ada juga, yang semangat menjalani kehidupannya meski cintanya hanya bisa dilihat di layar kaca. Seperti author dalam cerita ini.
Menjalani hari - hari tanpa cinta itu tidak mungkin, jika seseorang tidak mencintai lawan jenis mungkin ia mencintai keluarganya bisa ibunya, adiknya, atau bahkan peliharaannya. Ungkapan rasa cinta terlalu beragam, tergantung bagaimana kau memaknainya.
Sejak kecil seorang Kim Jiya bahkan tidak tahu siapa yang akan menjadi cinta sejatinya. Mengingat ia tidak sempurna dalam hal fisik. Dunia yang terlalu kejam, dunia selalu menunjukkan sisi kerasnya. Ia jarang berpihak pada orang - orang yang memiliki kekurangan fisik. Bahkan ketika kau berada dalam suatu perusahaan, penampilan fisik lah yang utama.
Namun siapa sangka, Tuhan menyiapkan suatu hal yang indah.
"Na Jaemin," panggilan itu membuat sang pria menolehkan wajahnya. Ia menatap dalam sang pujaan hati, yang entah awal apa yang membuatnya tidak bisa berpaling pada yang lain. Only her.
Rasa bersalah membuncah di benak Jiya, betapa ia sering tidak bersyukur pada Yang Maha Kuasa. Sering merasa dirinya tidak berharga dan tidak akan pernah mendapatkan cinta selain dari keluarga. Kim Jiya merasa sok tahu, sama saja ia tidak bersyukur. Entah apa yang harus ia panjatkan, betapa baiknya Tuhan menghadirkan sosok tampan seperti malaikat yang kini telah menjadi suaminya. Seutuhnya.
"Kim Jiya, kenapa menangis?" Jemari Jaemin mengusap air mata istrinya yang tiba-tiba jatuh begitu saja. Entah mengapa sang istri akhir - akhir ini sering menangis. Setahu Jaemin, semenjak gadis itu lulus perkuliahan S2 nya ia jadi semakin sering menangis. Apa yang telah dosennya ajarkan selama S2 Jaemin bingung sendiri.
Gadis bermarga Kim itu menggenggam kedua tangan Jaemin, ia angkat perlahan dan menempelkannya di dahi gadis itu sementara Jaemin yang melihat perlakuan istrinya semakin bingung.
Menatap raut bingung Jaemin, gadis itu terkekeh ia usap sisa air matanya kemudian menangkup kedua pipi suaminya. "Aku, sangat beruntung memiliki suami seperti dirimu." mendengar ucapan itu Jaemin menggeleng tidak percaya. Apa yang telah merasuki istrinya? Selama ini Jaemin yang sering mengucapkan kata-kata manis yang membuat istrinya itu kesal karena salah tingkah. Kini, sang istri yang memulai.
Mata Jaemin terpejam merasakan elusan lembut jemari Jiya di kulit pipinya. "Aku tidak tahu mengapa Tuhan sangat baik padaku."
"Dan sekarang, aku egois."
"Aku ingin selalu bersamamu selamanya, Na Jaemin."
Bersamaan dengan itu senja perlahan mulai menghilang, sunset di ujung sana benar - benar indah dipandang. Pria bermarga Na yang kini berusia 24 tahun tersebut tertawa membawa sang istri dalam gendongannya. Berkeliling pantai tanpa mengenal lelah. Yang ia rasakan hanya kebahagian.
Dalam benak Jaemin, dia juga egois. Menginginkan mereka untuk selalu bersama selama lamanya. Ia berdoa bersungguh-sungguh pada Tuhan, agar mereka selalu bersama tanpa ada kata pisah. Meski ajal sekalipun, semoga mereka kembali dipertemukan di kehidupan selanjutnya.
"Aku mencintaimu, Kim Jiya."
🐰
"Selamat pagi tuan Na." mendengar sapaan yang sangat familiar di telinganya Jaemin menghentikan pergerakan penanya yang sedari tadi tak henti - hentinya menandatangani dokumen bertumpuk - tumpuk.
"Kebiasaan, kau pasti belum sarapan." Satu cangkir kopi dan roti isi terhidang di hadapannya. Ia sangat bahagia mengingat bahwa sekretaris nya adalah sang istri sendiri. Gadis itu tidak egois, setelah menyelesaikannya S2nya ia lebih memilih mendampingi sang suami di perusahaan yang penuh dengan kenangan sebelum Jaemin datang. Kenangan membosankan maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Sure? || FF NCT NA JAEMIN || END
FanfictionSetiap orang pasti memiliki cerita cinta, namun logis kah jika orang dengan fisik sepertiku menerima cinta dari seseorang dengan visual diatas rata - rata? Kim Jiya Na Jaemin 🐰 Are You Sure 🐰 ©RamadaniWna