Are You Sure? || FF NCT NA JAEMIN || END

Eight

Author POV

Menekuk jari jemari kaki sembari menautkan kedua tangan, Jiya masih pada posisi yang sama dengan wajah merona bagai kepiting rebus ia menghela napas. Sedari tadi mati - matian bertahan mendengarkan gombalan Jaemin yang pria itu lontarkan dengan santai di depan mama sang gadis.

Berkali - kali gadis gembul itu mengatur detak jantungnya, apalagi dengan santainya Jaemin memegang tangannya seperti tidak ada hari esok. Sementara mama enjoy saja, bahkan mama dan Jaemin terlihat sudah sangat akrab.

Mama tersenyum menatap Jiya yang sedari tadi bergelagat aneh. Wanita cantik yang telah melahirkan dua anak itu kembali memandang Jaemin.

"Nak Jaemin, mama titip Jiya padamu ya. Jika ada yang menyakiti dia, mama sangat khawatir. Apalagi kemarin Jiya pulang dengan keadaan memar." Wajah cantik wanita bermarga Kim itu tampak khawatir, wajarkan itu semua dialami oleh seorang ibu?

Pria tampan yang sedang menggenggam tangan gembul di sebelahnya itu mengangguk mantap. Ia kembali menatap Jiya dengan senyum manis. "Tenang ma, Jaemin sebisa mungkin akan selalu ada untuk Jiya. Maafkan kesalahan Jaemin kemarin, karena Jaemin sakit jadi tidak masuk sekolah." Tatapan Jaemin menjadi berubah, tatapan orang bersalah.

Mama menghela napas, ia berharap Jaemin memang pria yang baik. Ia berharap Jaemin bisa menjadi teman baik Jiya, dan kalau bisa untuk selamanya.

______

Malam semakin larut, sepasang mata yang masih terjaga itu masih larut dalam pikiran demi pikiran yang menyarang di otaknya. Menghela napas panjang sembari merasakan suasana sepi di malam hari. Kim Jiya, gadis itu sedari tadi belum bisa tertidur.

Pikirannya melayang pada hari esok, mengingat besok di kelas Bu Wendy akan ada drama dimana tokoh - tokohnya kemarin sudah di tentukan. Tanpa sadar, gadis itu menyentuh dadanya yang terbalut sweater tebal di malam hari, sedikit merematnya. Entah kenapa? Rasanya sakit. Mengingat besok Jaemin akan menjadi pasangan Winter. Sepertinya, kali ini Kim Jiya sudah mulai jatuh cinta pada Jaemin. Ia tidak rela pria itu di sentuh wanita lain, meski hanya sekedar drama.

Gadis berbadan tambun itu kembali menghela napas, harusnya ia sadar diri bahwa Jaemin belum tentu tulus untuknya. Bisa jadi Jaemin hanya kasihan. Segera ia menyadarkan dirinya, dari angan - angan bodoh yang bersemayam dipikirannya. Tak mungkin kan dia dan Jaemin pada akhirnya akan menghabiskan sisa umurnya bersama. Ternyata gadis Kim berbadan besar itu sedang berhalu. Ia harus segera menyadarkan dirinya, sepenuhnya.

Hingga suara ketukan menyadarkannya, matanya membulat sempurna melihat ke arah pintu kaca yang membatasi antara kamar dan balkonnya. Sebuah siluet membuat ia menyipitkan matanya, namun nyatanya ketukan itu semakin keras dan memberikan durasi yang lama. Dengan ragu, gadis gemuk itu menyampingkan selimut tebalnya turun dari ranjang nyamannya.

Perlahan ia geser pintu dengan kaca tebal tidak transparan itu. Mulutnya terbuka karena kaget, melihat sosok di hadapannya. Seperti biasa dengan senyum manis yang masih belum berubah. Semakin membuat gadis gendut itu agak gila.

"J...Jaemin kenapa kemari?" Gugup Jiya, bagaimana bisa pria itu melompat sampai balkon rumahnya. Sungguh, apakah ia jelmaan spiderman? Tidak tidak, dengan cepat Jiya menggelengkan kepalanya membuat sosok tampan dihadapannya terkekeh gemas.

Jaemin membawa sebuah paper bag berwarna baby blue, mengambil tangan kanan Jiya untuk menerima hadiah tersebut. Karena ia tahu, jika Jiya pasti akan menolak jadi Jaemin langsung memainkan tangannya menyentuh tangan gadis itu agar bisa menerimanya. Gadis itu lemah dengan sentuhan yang Jaemin berikan.

"Tadi ibuku datang, setelah itu aku mengantarnya belanja. Saat aku melihat benda yang cocok untukmu, jadi aku beli hehe." Cerita Jaemin, membuat Jiya tersenyum. Jelas - jelas hubungan mereka baru sebatas teman, namun perilaku Jaemin kelewat manis.