Seperti dugaan Gresa, ia bisa makan tanpa khawatir kantung terkuras di kafetaria ini. Dapat ketemu CEO Ganteng seperti Revaz, bisa juga nikmatin makanan enak dan gratis. Gresa akan betah bekerja ditempat ini.
Setelah selesai makan, ia baru teringat sesuatu. Tadi pagi Revaz meminta untuk dibawakan kopi kembali. Sebaiknya ia membawakannya kembali. Itung-itung ia bisa dekat dengan Revaz.
Gresa juga membawa misi lain bukan, ia ingin Revaz. Yah, ia sudah bersumpah akan menjadikan Om CEO itu pendamping hidupnya.
Lagi pula, siapa tahu Gresa mendapat promosi kenaikan jabatan. Hehehe, ia juga ingin menghasilkan uang dalam skala besar secara mandiri.
Gresa segera memesankannya, kemudian kembali menuju lantai atas. Saat didepan ruangan Revaz, tumben ia tidak melihat adanya sekretaris Revaz. Apa Revaz ada diruangannya?
Taulah! Yang penting diketuk dulu dan masuk. Tapi baru saja hendak mengetuk pintu ruangan sudah terbuka. Untung Gresa tidak jadi mengetuk pintu itu yang akan berakhir menggetok jidat sang tersangka.
"Lama sekali hah?" Dumel Revaz saat Gresa baru datang.
"Maaf Bapak. Saya tadi baru istirahat jadi makan dulu. Bapak mau calon jodohnya kurus kering? Ini habis makan biar sehat, tetep cantik, berisi, dan seksi," kata Gresa dengan percaya dirinya.
"Jangan banyak bicara! Berikan!" Kata Revaz mengadahkan tangannya.
Gresa hanya diam dan menurut kemudian menaruh cup kopi itu tepat diatas tangan Revaz yang mengadah. Ia tahu dari cara Revaz mengadahkan tangan berarti pria itu tidak mau disentuh. Gresa masih tau batasan juga yah.
"Pak! Bapak gak bilang terima kasih begitu sama saya? Secara saya kan sudah baik hati jadi kurir bapak kesana kemari. Apresiasi gitu loh."
Revaz menatap gadis didepanya itu dengan remeh. Kemudian ia tidak sengaja melihat namanya dari tag name. A. Gresa? Namanya Gresa? Cocok sama karakter orangnya.
"Kamu digaji," balas Revaz kemudian dengan santainya jalan menyelonong keluar meninggalkan Gresa sendirian disana.
"Untung ganteng, untung sayang, untung om gue lo! Hah... padahal jam segini harusnya gue sudah pulang. Auah, pulang saja!" Kesal Gresa kemudian ikut pergi dari sana.
Jam kerjanya sudah usai dan ia juga ingin pulang. Lelah juga walau cuma jadi cleaning service. Untung ada wajah ganteng Revaz yang nyemangatin. Kalau gak, mungkin sudah tepar Gresa sekarang.
Sampai bawah, Gresa males banget nunggu bis. Ia akhirnya pesan taksi online saja. Ia butuh langsung tidur untuk memimpikan Revaz kembali.
AH!!!! SENANGNYA HARI INI. Gresa ingin berteriak seperti itu saat ini juga rasanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Selamat sore Pak," salam seorang pria berjas kemudiam membukakan pintu untuk Revaz.
"Hm," balas Revaz tanpa menoleh kemudian masuk kedalam kursi penumpang.
"Berkas untuk keperluan meeting yang dikirim Bapak Lucas," kata Fandy, salah satu sekretaris lain Revaz.
Revaz menerima berkas tersebut kemudian membacanya sekilas. Tak lupa tangan kanannya juga masih menyeruput kopi yang belum habis.
Revaz sedikit bahagia sore ini. Itu karena ia akan meeting dengan klien kesayangannya. Siapa lagi jika bukan Seila. Rasanya kelelahan hari ini langsung menguap saat ia menemukan jadwal meeting ini.
Baru beberapa waktu memikirka Seila, ia dapat merasakan mobil berbelok dengan lambat. Menandakan jika mereka sudah sampai tempat meeting.
Saat mobil sepenuhnya berhenti, Revaz langsung membuka pintu mobil dan berjalan masuk. Tidak lupa sebelumnya ia membuang sampah pada tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum CEO Ganteng
Любовные романыRevaz Adam Candra. Sosok CEO muda yang haus akan kehormatan. Ia selalu mendapat apa yang diharapkan. Cerdas, pandai, arogan, tidak pernah patuh pada siapapun kecuali Umi dan Abinya. Menjadi putra sulung membuatnya selalu dihormati oleh saudara-sauda...