"Assalamualaikum."
Revaz celigukan di dalam rumah Christian, tidak ada orang tapi kok rumahnya terbuka? Apa habis kerampokan yah? Soalnya rumahnya berantakan sekali. Jangan bernegative thinking kau Revaz.
"Assalamualaikum, ada orang apa tidak ini?" Revaz semakin celigukan tapi ia tetap saja masuk.
"Kayak rumah berhantu," guman Revaz karena benar-benar rumah ini kosong dan berantakan. Ini tidak ada perampokan bukan? Soalnya tidak ada polisi
"Assalamualaikum ya ahli kubur." Oke, Revaz mulai jengah.
"Waalaikumsalam!"
Loh ada orang? Ia segera celigukan dan benar, ia melihat Unclenya keluar dari dalam hanya dengan celana pendek.
'Njir! Usia 50 tahunan masih punya enam kotak. Apa kabar saya?' Batin Revaz kaget saat melihat Unclenya yang terlihat keluar dengan malas.
"Ada apa hah?" Tanya Christian dengan aura membunuhnya. Pasti Revaz menganggu sesuatu.
"Yah biasanya Uncle hehehe," jawab Revaz tanpa rasa bersalah.
"Ganggu saja! Sana ke ruang kerja!" Kata Christian kemudian kembali lagi ke dalam.
"Salah apa aku?" Balas Revaz bingung. Ia akhirya menaruh bawaannya, alias makanan karena ia tidak sempat pilih mainan untuk Elizabeth.
Beberapa puluh menit Revaz berada di ruang kerja Christian, tuan rumah tak kunjung datang. Kemana sih Unclenya? Karena bosen ia pun buka ponsel. Tidak ada yang menarik juga karena Revaz tidak terlalu pandai main beberapa aplikasi.
"Sudah selesai kemarin?"
Revaz menolehkan kepalanya, akhirnya Christian datang juga. Sepertinya baru mandi karena rambutnya terlihat basah. Nih Pak Tua tapi gak kelihatan tua.
"Sudah Uncle, sorry hehehe datangnya telat ada rapat tadi," kata Revaz alasan padahal jalan-jalan.
"Hm."
Revaz segera mengambil laptop dan laporan kertasnya. Kemudian mencari flashdisk yang ia simpan disaku celana. Untung tidak hilang, segera ia menyiapkan segala kebutuhan bak mahasiswa yang hendak melaksanakan sidang skripsi.
"Uncle, rumah berantakan habis kerampokan?" Tanya Revaz penasaran.
"Tadi Lizzy diajak orang tuanya liburan. Cari maninannya yang hilang sampai seperti itu," balas Christian santai, terlihat ia cukup ngantuk. Salah Revaz juga sih datang jam setengah sembilan.
"Ouh... ini," kata Revaz menyerahkan laporannya.
Setelah beberapa jam mereka berkutat, untung hari ini Revaz tidak terlalu banyak kena semprot.
"Jadi besok aku harus ke bagian operasional dan pemasaran?" Tanya Revaz setelah membereskan laporannya.
"Yah... sebenarnya urut saja dari yang paling bawah hingga terakhir sampai keuangan. Kamu harus tau kerja setiap karyawanmu," balas Christian yang baru saja melepas kaca matanya. Lelah tau mengajari Revaz walau anaknya cepat tanggap.
"Oh begitu..." Revaz hanya mangut-mangut.
"Kalau begitu thanks Uncle, aku pamit dulu. Ini sudah malam," kata Revaz melirik jam dipergelangan tangannya. Ini sudah jam sebelas malam.
"Hm! Sana hush! Hush!" Usir Christian sarkas.
"Ya ampun jahat baget. Sudah, assalamualaikum!" Seru Revaz langsung pergi. Ia keluar hanya pamit Christian karena tidak menemukan siapa-siapa diluar.
Rumah juga sudah rapi dan banyak lampu yang mati. Yah, pelayan di rumah Christian itu benar-benar seperti makhluk halus. Saat tadi ia panggil-panggil gak ada orang tapi sekarang semua sudah beres.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum CEO Ganteng
RomanceRevaz Adam Candra. Sosok CEO muda yang haus akan kehormatan. Ia selalu mendapat apa yang diharapkan. Cerdas, pandai, arogan, tidak pernah patuh pada siapapun kecuali Umi dan Abinya. Menjadi putra sulung membuatnya selalu dihormati oleh saudara-sauda...