Chapter 19

4.7K 410 33
                                    

Tidak terasa dua bulan penuh ujian Gresa jalani. Kini ia sudah lulus, hari ini adalah acara kelulusannya. Walau dalam hati ia belum sepenuhnya bahagia.

Gresa masih was-was, kemarin ia baru menjalankan ujian masuk universitas. Hasilnya belum keluar dan baru akan keluar satu minggu lagi. Gresa terus mengencangkan do'anya. Mau tak mau, ia menyesal tidak bisa mengikuti SNMPTN karena absesnsinya yang anjlok.

Acara kelulusan berjalan dengan lancar. Jujur Gresa tidak tahu siapa saja yang datang. Karena, ia merasa sudahlah... orang tuanya juga tidak mungkin datang.

Surat undangan Gresa ia malah berikan pada Saka agar menunggunya. Ia juga memberitahukan kelulusannya pada Anastasya dan keluarganya.

Sekarang Gresa masih bosan, setelah pertunjukkan pembukaan, beberapa pidato dari pihak-pihak sekolah dan lain-lain.

"Selanjutnya, ada beberapa tamu spesial yang turut hadir dalam rangka acara berbahagia ini." Ucap pembawa acara dan Gresa masih malas, ingin rasanya main ponsel, tapi ponselnya sudah ia titipkan didepan.

"Tolong beri sambutan, Ibu Anastasya Olivia Candra, selaku donatur terbesar sekolah kita tercinta," kata pembawa acara membuat Gresa mendongak.

Tidak lama ia melihat wanita berhijab dengan style kantoran yang casual menaiki panggung. Itu sahabatnya, Gresa bahagia dan langsung memperhatikan.

Anastasya berpidato dengan lugas dan baik. Banyak juga kata motivasi darinya, sebagai pengusaha muda yang menginspirasi calon penerus bangsa.

Setelah beberapa pidato, sekarang adalah pengumuman yang ditunggu banyak orang. Pengumuman nilai tertinggi raport dan ujian. Akan ada dua siswa atau jika siswa itu pandai dan rajin mungkin hanya akan ada satu siswa yang mewakili.

"Selamat untuk Adrio Herdal Ancester yang mendapat nilai raport tertinggi pararel dimohon untuk maju. Selanjutnya untuk siswa pendapat nilai tertinggi ujian... selamat untuk siswa atas nama Adelia Gresa Hardin, dimohon untuk maju."

Gresa seolah tidak percaya, namanya dipanggil? Ia? Astaga Gresa benar-benar tidak percaya.

Dengan anggum Gresa berdiri, ia hanya tersenyum antara tidak percaya dan kaget. Melewati red karpet deretan para siswa-siswi lain.

"Wibawa..."

Gresa dapat melihat aba-aba keluar dari mulut Anastasya yang masih duduk dikursinya. Melihat itu, ia tersenyum, berjalan dengan percaya diri, berwibawa, dan anggun.

'Sip Gres, Revaz pasti bangga nonton ini,' batin Anastasya dengan mengangkat dua jempolnya membuat Gresa tersenyum kecil.

Kini ia sudah berada didepan bersama seorang siswa laki-laki.

"Selamat, sudah dapat ku tebak mantan kakel yang selalu peringkat satu pararel," guman cowok disamping Gresa.

"Selamat, mendapat nilai tertinggi untuk raportnya anak kesayangan guru. Sayangnya masih kalah selisih 1,7 nilainya dibawahku," balas Gresa dengan santai.

"Aku sengaja memberimu kesempatan cantik," balas Adrio.

"Terima kasih, Gresa memang cantik. Bilang saja kalah gitu repot," balas Gresa pelan.

"Ish! Kenapa mareka malah bisik-bisik! Siapa sih cowok itu, ganjen banget deketi Gresa!"

Kalian bisa tebak siapa yang mendumel? Jika benar, selamat! Dia adalah Revaz Adam Candra.

Pria itu memang tidak hadir dalam acara kelulusan. Namun, ia melihat live streamingnya. Yah, acara tersebut juga disiarkan langsung pada laman SMA Garuda Satya dan semua orang bisa mengakses.

"Bisa gak sih jaga jarak! Cowok sialan! Gue tandain muka lo!" Geram Revaz sambil menunjuk-nunjuk layar laptopnya.

"Beginilah kalau memiliki bos yang sedang bucin," guman Lucas pelan dengan bergeleng-geleng kepala.

Assalamualaikum CEO GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang