Chapter 48

4.9K 401 54
                                    

Dua hari ini Revaz sangat sibuk, bukannya sibuk masalah kantor. Ia sibuk persiapin acara lamarannya.

Sebenarnya Revaz itu maunya simpel, ia hanya akan membawa cincin yang telah dipesan sejak beberapa bulan lalu.

Semua kesederhanaannya harus patah kala Jason memesan banyak seserahan. Yah, ia tidak ingin terlalu memberatkan keluarga Gresa. Mereka harus melakukannya dengan sederhana.

"Bi, sudahlah! Kenapa bawa barang-barang segitu banyaknya?" Keluh Revaz untuk kesekian kalinya.

"Kalau kamu tidak mau, Abi tidak akan datang." Ancaman Jason yang kali ini sukses membuat Revaz terdiam.

Akhirya mau tidak mau Revaz menuruti Jason. Dari pada orang tuanya itu tidak mau datang. Tapi, apa harus sebanyak ini?

"Bi, yakin sebanyak ini? Kalau perhiasan saja tidak apalah. Tapi baju dan lain-lain?"

"Ngomong sekali lagi Abi dan Umi langsung balik ke kamar!" Ancam Jason dan Revaz kembali diam.

"Turuti saja Abimu Ev," kata Nadia dengan mengelus bahu Revaz.

"Iya Bang! Turuti Abi ntar jadinya bagus!" Kata Ziva dengan santainya. Ia kemaren dapat bocoran mengenai calon kakak iparnya dari Anastasya saat menemani bersiap di pernikahannya.

"Hem, kali ini aku setuju dengan Ziva," balas Brian yang berjalan mendekat. "Sayang, bisa pasangkan dasiku?"

Revaz hanya bereskpresi malas, kini ia malah melihat adek iparnya yang tengah memakaikan dasi pada adek laknatnya. Jika dipikir, ini kali pertamanya Revaz melihat Brian menggunakan setelan jas lengkap. Kok ia juga kelihatan punya aura CEO ya? Yah, Revaz lupa, adeknya itu bisa diibaratkan CEO pesantren.

"Umi,"panggil Revaz pada Uminya.

"Nanti tolong bantu aku menyematkan cincin pada Gresa," kata Revaz dan tentu saja diangguki oleh Nadia.

"Boleh lihat cincinnya Bang?" Tanya Ziva penasaran.

"Nantikan kamu juga lihat," kata Revaz malas.

"Spoiler lah Bang," kata Ziva dengan puppy eyesnya.

"Hm!" Revaz kemudian menunjukkan kotak di dalamnya ada sebuah cincin cantik.

"Wah! Ini kali pertamanya aku lihat cincin sebagus ini!" Kata Ziva berbinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah! Ini kali pertamanya aku lihat cincin sebagus ini!" Kata Ziva berbinar. "Calon kakak ipar pasti cantik sekali."

"Bukankah itu bulan dan bintang?" Tanya Jason penasaran.

"Yah, ibaratkan begitu, karena bulan dan bintang akan selalu bersanding," balas Revaz dengan senyum kecilnya.

"Arti yang bagus," balas Nadia tersenyum melihat filosofi yang putranya buat.

"Kalau begitu ayo kita berangkat!" Kata Jason dan mereka mengangguk.

Yah, karena mereka membawa banyak barang, maka dari itu Jason juga mengajak putra-putri serta menantunya yang lain. Yah, untuk bawain seserahannya lah.

Assalamualaikum CEO GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang