"Siapa kamu disini?"
Gresa dengan slow motion memalingkan wajahnya. Ketakutan yang melanda tubuhnya hilang seketika saat melihat seorang pria dewasa dengan setelan mahalnya.
'Gue gak mimpi kan? Mau pingsan!!! Itu Om Revaz? Ya Allah ganteng banget ciptaan-Mu ini. Gak kuat dedek,' batin Gresa menatap berbinar Revaz.
"Kamu tuli?"
Seketika Gresa langsung ditarik kembali menuju alam sadar. Seperti yang ia duga dan sama saat terakhir kali mereka bertemu. Pedas! Ucapannya selalu pedas.
"Saya... e... cleaning service!" Kata Gresa langsung mengangkat tong sampah disamping meja depan ruangan CEO.
"Pegawai baru?" Tanya Revaz masih dengan ekspresi datarnya.
"Iya Pak. Saya ditugaskan membersihkan area ini," balas Gresa dengan wajah anak kucingnya.
Revaz tidak membalas ia berjalan melewati Gresa yang membeku bagai gunung es. Aura dingin Revaz ternyata tidak main-main. Persis yang diceritakan Anastasya.
"A! Office Girl! Antar kopi untuk saya 20 menit lagi," kata Revaz tanpa menoleh sebelum masuk kembali ruangannya.
"Hah? 20 menit lagi? Gila gak tuh! Nih kerjaan belum selesai," kata Gresa menatap heran pintu yang sudah tertutup rapat itu.
"Sebaiknya kamu ambilkan untuknya dulu, jika masih sayang pekerjaanmu."
Gresa menatap pria yang tadinya berada dibelakang Revaz. Ia hanya mengatakan hal itu dengan senyuman manis, tapi tenang pria itu bukan tipe Gresa. Kurang kesan om-om dimata Gresa.
"Okelah!" Kata Gresa kemudian menaruh kembali tong sampah dan pergi dari sana.
"He–hey! Maksudnya jangan ditaruh sembarangan juga dong! Sampahnya berantakan," kata Lucas namun Gresa sudah pergi dan menghilang saja.
"Hah... baru kali ini ada cleaning service lancang seperti itu," lanjut Lucas kemudian memunguti sampah kertas yang terjatuh dan kembali ia taruh di tong sampah.
"Demi ayang, apa yang tidak!" Kata Gresa menggebu-gebu langsung turun menuju coffe shop dibawah.
"Selamat siang kak, mau order apa?" Tanya mbak-mbaknya dengan ceria.
"E... biasanya Pak Revaz itu apa?" Tanya Gresa yang juga bingung tidak tahu minuman apa yang apa untuk Revaz.
"Pak Revaz?!" Kaget mbaknya membuat Gresa bingung.
"Manteman! Sini! Tinggalkan aktivitas kalian!" Kata mbaknya dan segera semua karyawan cafe shop dalam kafetaria langsung berkumpul. Karena ini bukan jam istirahat mereka sesikit senggang.
"E... ini ada apa?" Tanya Gresa bingung.
"Ya ampun kasihan sekali kamu nak!"
"Apakah kucing malang ini akan menjadi korban dari keganasan Pak Revaz?"
"Usianya terlalu muda."
"Kutakut mentalnya langsung anjlok."
'Ini ada apa sebenarnya sih!' Batin Gresa menjerit dalam hati.
"Eh, maaf kakak-kakak. Ini ada apa ya sebenarnya. Saya kan cuma mau kopi yang biasanya Pak Revaz pesan," kata Gresa bingung dengan interaksi berlebihan mereka.
"Oke!" Kata salah satu dari mereka sambil mengangkat tangan membuat semua pegawai kafe berdiri tegap.
Gresa disana hanya diam dan melongo melihat itu. Tidak lama mereka mengeluarkan banyak sekali catatan menu membuat Gresa bingung.
"Ini... maksudnya apa ya?"
"Begini adek kucing yang manis. Kamu tahu, Pak Revaz tidak pernah menyebutkan kopi apa yang akan ia minum. Beliau belum pernah memesan sendiri menu kopi di kafetaria kantor!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum CEO Ganteng
Storie d'amoreRevaz Adam Candra. Sosok CEO muda yang haus akan kehormatan. Ia selalu mendapat apa yang diharapkan. Cerdas, pandai, arogan, tidak pernah patuh pada siapapun kecuali Umi dan Abinya. Menjadi putra sulung membuatnya selalu dihormati oleh saudara-sauda...