Chapter 37

4.2K 402 30
                                    

"Permisi Pak."

"Masuk!" Revaz sedikit merapikan kemajanya, yah jasnya ia sampirkan dibelakang kursi.

Siapa lagi yang akan masuk, kalian sudah tebak? Tentu saja Gresa yang mengantarkan laporan rutinannya.

"Laporan bagian keuangan seperti yang anda minta," kata Gresa kemudian memberikan laporan terakhir hari ini.

Revaz hanya tersenyum, sebenarya hubungan mereka tidak ada kemajuan bahkan setelah ia menyakan cintanya. Gresa seperti melupakan kejadian itu, apakah gadis ini sudah tidak menyukainya?

Atau sekedar ingin membalasnya?

Jadi ini rasanya diabaikan? Dulu ia melakukan semua ini pada Gresa. Ternyata sakit juga ya? Padahal Gresa tidak menanggapinya secara pedas seperti ia dulu.

Apapun itu Revaz tidak akan menyerah, ia akan tetap membuat Gresa bertanggung jawab atas hatinya yang sudah dicuri dengan tidak sopan.

"Laporan terakhir. Ini sudah malam, saya cek besok saja," kata Revaz setelah menerima laporan tersebut dan ia taruh pada sisi lain mejanya.

'Jika dicek besok kenapa harus suruh bawa sekarang sih? Padahal mau pulang huhuhu, untung lo Om kesayangan!' Batin Gresa ingin menangis saat ini juga.

"Kalau begitu saya pa-"

"Tolong bantu saya membawa sesuatu," kata Revaz membuat Gresa yang hendak pamit terhenti.

"Saya?" Tanya Gresa bingung.

"Yah, Lucas berkata ada urusan, ia sudah pergi sejak sore tadi," kata Revaz dan Gresa mengerti karena meja di depan kosong.

"Baik Pak," balas Gresa dengan berat hati? Oh tentu saja tidak, ia akan senang hati melakukannya.

"Tolong bawa tumpukan ini, ikuti saya saja," kata Revaz menepuk sebuah tumpukan dokumen dan Gresa segera menuju ke sana.

'Ya ampun, masa sebanyak ini aku semua yang bawa?' Batin Gresa karena tumpukan map-map ini ini sangatlah tinggi.

"Hei!"

Gresa terdiam mendengar itu, kenapa tiba-tiba ia dipanggil?

"Ada sesuatu Pak?" Tanya Gresa bingung.

"Ambil tujuh map saja, sisanya biar saya," kata Revaz dengan senyum kecilnya.

Walau sudah terbiasa melihat senyum Revaz tentu saja Gresa masih salting brutal. Namun, ia mencoba untuk menetralkan ekspresinya. Tidak lucu jika ia tiba-tiba sekarat di sini hanya karena disenyumi Revaz.

"Baik Pak," balas Gresa kemudian melaksanakan sesuai perintah Revaz. Setelahnya dapat Gresa lihat pria itu tengah memakai jasnya kembali.

'Aduh Om, gak kuat damagenya!' Batin Gresa ingin sekarat. Keren banget sih Om 30 tahun ini.

"Ayo," katanya setelah mengambil dokumen sisanya.

Gresa yang tadi masih bengong langsung sadar dan mengikuti Revaz dari belakang. Padahal dokumen yang dibawa Revaz lebih banyak, kalau bisa diangkat semua kenapa masih minta bantuannya?

Ish! Itu modus tau Gresa, bukan median! Apalagi mean!

Setelah turun dari lift mereka sampai di bawah. Suasana kantor? Tentu saja masih ramai. Namun semua orang lebih memilih mengabaikan Gresa.

Mereka tidak ada yang cemburu dengan kedekatan Gresa dan Revaz. Yah, mereka takut terlebih dahulu pada Revaz. Karena Gresa memiliki penjaga yang mengerikan.

Kenapa?

Flashback beberapa minggu lalu.

Hari itu Revaz gabut ingin bertemu Gresa namun dengan alasan apa? Intinya, ia sedang benar-benar bosan di ruang kerja.

Assalamualaikum CEO GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang