"Cas, bawakanku makanan. Macet total membuatku ingin pingsan," guman Revaz dengan wajah lemasnya. Setelah pulang dari acara pemakaman klien, saat pulang mereka terjebak kemacetan yang lebih dari biasanya.
Biasanya memang sudah macet namun tadi sungguh sedikit diluar nalar.
"Baik," balas Lucas santai kemudian Revaz segera masuk ruangannya.
Lucas melihati sekitar, apa tidak ada orang yang bisa ia mintai bantuan? Karena sungguh ia juga malas untuk kembali ke lantai satu.
Kenapa Revaz tidak meminta sebelum mereka naik? Kan, menguji kesabaran sekali CEO satu ini. Dia lelah padahal hanya duduk, lah dirinya yang mengemudikan mobil.
Tiba-tiba Lucas melihat seseorang. Ah, pas sekali. Ia segera memanggilnya karena ia sendiri juga lelah.
"Hei kamu!"
Gresa yang sedang gabut, yah kerjaannya sudah selesai dan sekarang ia gabut mangkanya jalan-jalan sambil celigukan. Siapa tahu Revaz sudah pulang. Tapi malah mendengar panggilan dari sekretaris Omnya itu. Jika sekretarisnya ada disini, berarti omnya sudah kembali dong!
"Saya?" Tanya Gresa dengan menunjuk dirinya sendiri.
"Siapa lagi, sini!"
Gresa pun mendekat dengan bingung, dipanggil ngapain lagi sih. Kalau Revaz ia suka, tapi yang panggil bukan Revaz.
"Kamu ambilkan minum dan makanan dibawah," kata Lucas malas.
"Lah, bapak juga punya kaki kok nyuruh saya," kata Gresa sewot.
"Yang nyuruh Pak Revaz! Sudah sana!" Usir Lucas.
Gresa diam, yang nyuruh Revaz? Om Revaznya? Beneran?
"Pak Revaz beneran?" Tanya Gresa memastikan.
"Iya, mangkanya sana cepat! Saya lelah," kata Lucas dan segera Gresa berbalik dengan senyuman mengembang. Ia tidak masalah kembali ke lantai satu hanya untuk Revaz.
Namun saat dibawah, ia sedikit menyesal. Menu di kafetaria sungguh banyak. Lalu Revaz maunya apa? Mana ia tidak bertanya dulu lagi. Bisa-bisa dirinya kesenangan dan langsung saja turun.
"Apa ya? Seleranya Om Revaz itu gimana sih?" Tanya Gresa bingung.
"Hem... ayam! Siapa yang tidak suka ayam?" Kata Gresa kemudian mendatangi salah satu gerai seperti japanese food.
Gresa memesan menu chiken karage, dan beberapa dimsum, ia juga memesankan untuk dirinya sendiri beberapa cemilan. kemudian berlari ke tempat minum untuk memesan minuman non kafein. Seperti jus, itu pasti sangat cocok untuk udara panas ini.
Setelah makananya siap diambil Gresa segera kembali menuju lantai atas. Jika berhubungan dengan Revaz, Gresa tidak akan merasa lelah. Semangatnya kembali terbakar saat mendengar nama Revaz.
"Pak, ini biar saya sendiri yang antar ke dalam yah!" Kata Gresa mengagetkan Lucas yang sedang asik dengan laptopnya.
"Hm," balas Lucas. Namun ia kaget saat tempat kosong di sisi mejanya menjadi sesak akibat bungkusan. Apa gadis ini mengambilkan makanan untuknya juga?
"Itu makanan saya Pak jangan dimakan. Saya males bolak-balik nanti," kata Gresa membuat Lucas hanya diam karena ekspetasinya terlalu tinggi.
"Btw yang ini untuk bapak!!" Kata Gresa memberikan bungkusan lain yang berisi makanan dan minuman.
"Benar?" Tanya Lucas dan Gresa mengangguk.
"Wajah bapak kek habis kerja rodi, jadi saya kasihan."
Pantas Revaz menolaknya, "terima kasih. Ekspetasi saya terlalu berlebihan pada kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum CEO Ganteng
RomanceRevaz Adam Candra. Sosok CEO muda yang haus akan kehormatan. Ia selalu mendapat apa yang diharapkan. Cerdas, pandai, arogan, tidak pernah patuh pada siapapun kecuali Umi dan Abinya. Menjadi putra sulung membuatnya selalu dihormati oleh saudara-sauda...