Park Jimin
☆☆☆
Malam harinya, Yoona datang ke kamar tidur Jimin untuk berbicara dengan putranya secara pribadi. Ia masih terlihat kesal.
"Aku mencoba, sayang. Aku mencoba tanpa henti untuk menghalangi ayahmu mengirimmu jauh dari rumah." Yoona berbicara dengan gugup, meremas-remas tangannya, yang selalu ia lakukan saat ia terganggu.
"Tidak apa-apa, bu. Aku marah pada awalnya, tetapi hanya karena aku harus pergi begitu jauh. Sedangkan pernikahan ini tidak mengejutkanku."
"Itu kejutan bagiku! Ayahmu telah mengatur itu selama berbulan-bulan, tapi hanya semalam dia berpikir untuk memberitahuku tentang hal itu. Setelah ia membuat pilihannya, ia bertindak sendiri. Dia tidak memperhitungkan pertimbangan bahwa ia akan mengirimmu untuk keluarga yang bahkan kau belum pernah bertemu dengannya, dan juga memaksamu untuk beradaptasi dengan kota dan iklim baru pada waktu yang sama."
Yoona biasanya mengatakan apa yang ada di pikirannya, setidaknya untuk Jimin, tapi dia mulai mondar-mandir dan tampak kehilangan kata-kata.
"Apakah ada sesuatu yang ingin ibu beritahu?" Tanya Jimin.
Yoona masih ragu-ragu sehingga Jimin mencoba untuk memecah keheningan.
"Aku akan merindukanmu, bu. Apakah kita akan bertemu lagi?" Tanyanya penuh harap.
"Tentu saja, kita akan, Jimin. Jika-" Dia berhenti, membenci untuk mengatakan kata selanjutnya. "Jika suamimu tidak mau dibawa kesini untuk berkunjung, maka aku akan membujuk ayahmu pergi ke Saint Martin."
Yoona lalu mengerang lagi.
"Oh, Jimin-ku. Aku sangat menyesal bahwa ayahmu bersikeras untuk pertunangan ini. Aku ingin kau memilih suamimu sendiri. Kalau saja ayahmu mau mendengarkanku."
"Keluarga itu, apakah keluarga yang layak?" Tanya Jimin.
"Ya, tapi kau tidak pernah bertemu dengannya. Aku tidak tau apakah nanti kau akan mencintai Lord Daniel atau tidak, tidak tahu apakah nanti kau akan bahagia atau tidak dan itu yang aku inginkan bahwa kau akan bahagia."
"Tapi ayah telah memilih dia dan dia ingin aku menjadi istrinya. Apakah dia sudah pernah melihatku, bu?"
"Ya, tahun lalu. Kau berada di kebun ketika Lord Daniel bersama dengan ayahmu. Tapi Jimin, kamu putraku yang sangat indah, indah melampaui keyakinan. Kau adalah seorang Berezia. Kau bisa memiliki suami dengan pilihanmu sendiri dan menemukan pria yang akan menghabiskan hidup denganmu. Namun ayahmu terlalu menyukai tradisi. Tidak masalah baginya jika kau bahagia atau tidak."
"Tapi itu adalah caranya, bu. Aku tidak berharap hal itu terjadi sebaliknya." Jawab Jimin, meskipun dalam hati ia pun bertanya-tanya kenapa tidak bisa.
"Kau adalah anak yang baik dan kau harus percaya seperti itu, dan ini membuatku sedih untuk berpikir bahwa kau mungkin akan menghabiskan hidupmu dengan seorang pria yang tidak kau cintai. Hal ini yang akan aku beritahu."
"Ada apa, Bu?"
"Kau tahu bahwa Hyungsik dipilih untukku oleh ayahku ketika aku berumur empat belas tahun? Aku sepertimu, siap untuk mencintai suami yang dipilih untukku dan menjadi istri yang baik. Tapi setelah satu tahun perkawinanku, aku tau itu tidak akan pernah bisa. Setelah satu tahun, situasi menjadi lebih buruk, bahwa Hyungsik ingin anak perempuan dan aku tidak bisa memberikannya. Aku hanya bisa mencurahkan hatiku ke Victoria tapi dia tidak bisa melindungiku dari ledakan amarah Hyungsik. Jadi aku mulai berjalan-jalan dan melakukan perjalanan ke kota hanya untuk mencari kedamaian. Pada satu hari aku bertemu dengan seorang pelaut. Kapalnya merapat di pantai untuk perbaikan dan dia bertujuan untuk mengunjungi orang tuanya. Aku kebetulan bertemu dengannya dan kami jatuh cinta."
"Oh, ibu, kedengarannya begitu romantis!"
Yoona tersenyum, lega karena putranya tidak terkejut dengan pengakuannya.
"Ya, itu romantis. Siwon tinggal di sini selama tiga bulan dan aku bertemu dia secara teratur. Dia adalah seseorang yang sangat berharga dalam hidupku dan aku selalu menyimpannya dalam hatiku. Aku mencintainya dengan seluruh hatiku dan dia tinggal didalammu, Jimin, karena kau datang dari cintaku dengan Siwon. Ia adalah ayah kandungmu."
"Lalu ayah, ia ayah tiri ku?"
"Ya, sayang, hanya ayah tirimu. Aku ingin kamu tahu tentang kebahagiaanku, satu-satunya cinta yang pernah kumiliki. Aku ingin kau tau jika kau dengan Lord Daniel, aku berdoa agar kau akan dapat mencintainya. Tetapi jika tidak, maka aku berdoa bahwa kau akan menemukan seseorang yang kau cintai. Aku ingin kau bahagia, Jimin, dan jika kau harus menemukan dirimu dalam pernikahan tanpa cinta, aku tidak ingin kau merasa bersalah jika kau harus menemukan cinta di tempat lain. Aku tidak mengatakan bahwa kau harus pergi keluar dan mencarinya. Tapi jika cinta harus datang kepadamu seperti yang terjadi denganku dan kau dapat bahagia, maka aku juga akan bahagia."
Yoona mulai menangis dan Jimin memeluknya dengan lembut.
"Terima kasih, Bu. Terima kasih untuk memberitahuku. Aku tidak merasa begitu takut akan pergi sekarang. Aku akan mencoba untuk membuat sebuah pernikahan yang baik. Dan aku akan mencoba untuk mencintai Lord Daniel. Siapa tau aku mungkin tidak harus mencoba. Mungkin datang secara alami."
"Oh, aku akan terus berdoa, sayang."
Jimin berdiri dan tersenyum hangat ke ibunya.
"Jadi, apakah ayah tau? Apakah itu sebabnya dia tidak pernah menunjukkan cintanya kepadaku?"
"Kau harus mengerti, Jimin. Bahwa Hyungsik bukan orang demonstratif. Ia percaya kamu putranya, tapi ia ingin anak perempuan. Dan para dokter mengatakan aku hanya bisa memiliki hanya satu anak karena ada masalah dengan kelahiranmu. Dia mungkin telah membencimu karena kamu bukan anak yang ia inginkan, tapi dengan cara lain ia mencintaimu. Sangat disayangkan bahwa ia tidak menunjukkan itu dan aku tau dia telah membuatmu bahagia."
"Aku telah menghabiskan sebagian besar hidupku mencoba untuk memenangkan cinta ayah dan dia ternyata bukan ayah kandungku." Jimin merenung. "Aku mencari cinta dari orang yang salah."
"Maafkan aku, Jimin. Aku kira aku harus mengatakan yang sebenarnya ketika kamu masih kecil, tapi aku tidak bisa. Ini bukan hal yang mudah untuk mengakui. Tapi kau harus terus memanggil Hyungsik ayah."
"Kenapa ibu tidak pergi dengan Siwon? Mengapa ibu tinggal di sini dan menyerahkan kebahagiaanmu?"
"Siwon harus kembali ke kapalnya dan aku tidak bisa pergi ke kapal dengan dia, terutama karena aku sudah tahu bahwa aku membawamu. Siwon hanya seorang pelaut biasa. Meskipun ini penting bagiku, tapi dia ingin membuat kekayaannya sendiri sebelum ia membawaku pergi. Dia berjanji untuk datang kembali untukku dan aku menunggu bertahun-tahun sebelum aku menyerah. Aku tidak ingin berpikir mengapa ia tidak kembali. Aku akan berpikir bahwa ia menemukan cinta baru di negeri lain daripada berpikir bahwa dia sudah tiada."
Jimin sedih, berpikir bahwa ibunya akan belajar untuk alasan sebenarnya.
"Apakah dia tau tentang aku?"
"Ya. Aku hanya berharap bahwa ia bisa melihat keindahanmu dan menjadi seorang ayah."
Kemudian, setelah Yoona pergi ke tempat tidur, Jimin duduk di depan meja sembari melihat dirinya di cermin.
"Aku harus menghadapi kenyataan. Aku akan pergi ke orang asing dan tinggal bersamanya lalu menjadi istri yang berbakti. Yah, mungkin tidak begitu berbakti."
Jimin menguap, lalu memandang sekali lagi mata hijau seperti safir.
Kemudian dia merangkak di bawah selimut dan akhirnya pergi tidur.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[ FREE ] Berezia
FanfictionJimin sang pemuda istimewa bertemu dengan Jungkook, pembajak laut yang tergila-gila padanya