#38

1.3K 145 5
                                    

Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Jungkook

☆☆☆

Hari pernikahan Yoona dan Siwon diberkati dengan badai terburuk pada musim ini. Siwon dalam suasana hati terbaik karena Yoona adalah istrinya dan tidak ada lagi yang bisa memisahkan mereka. Bahkan sikap marah Jungkook pun tidak mengurangi suasana hati mereka.

“Bisakah kau pinjami aku pakaian kering? Aku meninggalkan pakaianku di kapal.” Pinta Siwon yang pulang dari pemberkatan dengan keadaan basah kuyup.

“Aku seharusnya membiarkanmu terkena flu hingga mati.” Jawab Jungkook, pedas.

“Apa begitu caranya memperlakukan kakek dari anakmu?” Kata Siwon tertawa.

“Ya Tuhan! Aku tidak perlu diingatkan bahwa anakku akan mendapatkanmu sebagai kakek.” Gerutu Jungkook. “Dan jangan berpikir kau memiliki hak untuk mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan anak itu.”

“Kau lupa, Jungkook, bahwa Jimin akan meninggalkan tempat ini pada akhir tahun dan anak itu akan pergi bersamanya.”

“Sialan kau, Siwon!” Jungkook sangat marah.

“Apakah kau tak bisa melupakan kebencianmu, Jungkook. Aku hanya melakukan apa yang terbaik untuk Jimin.”

“Kenapa kau begitu terobsesi dengan pernikahan?” Tanya Jungkook putus asa. “Aku merawat Jimin dan memenuhi semua kebutuhannya. Kami berdua puas dengan keadaan seperti ini sampai kau datang kesini.”

“Jawab aku, Jungkook. Kalau kau memiliki seorang anak, seorang putri misalkan, apa kau akan membiarkan seorang bajingan muda menjadikannya sebagai pelacur?”

“Jimin bukan pelacur!” Jungkook meledak, wajahnya tampak pucat.

“Dia juga tidak menikah.”

“Menikah! Aku sangat muak dengan kata sialan itu.” Sembur Jungkook, matanya nampak berbahaya. “Apa pernikahan menjamin bahwa kalian akan tetap setia satu sama lain? Tidak! Pernikahan membuat seorang anak terhindar dari sebutan anak haram, tapi ada terlalu banyak anak haram di dunia ini untuk mempermasalahkan hal itu.”

“Sangat mudah bagimu untuk mengejek pernikahan, Jungkook. Tapi dalam kasus ini Jimin lah yang disalahkan karena hidup tanpa ikatan yang sah dengan seorang laki-laki.” Kata Siwon mengingatkan Jungkook.

“Siapa disini yang menyalahkan Jimin?” Tanya Jungkook marah. “Dia tinggal di antara teman-temannya.”

“Teman akan menjadi yang pertama yang merasa kasihan padanya.” Jawab Siwon.

“Cukup bicara soal ini, kumohon!” Mendadak Jimin muncul, wajahnya nampak kesal. Ia pergi untuk berdiri di depan perapian, menatap ke bawah lidah api yang menari.

“Jimin benar, Siwon.” Yoona memarahi dengan berbisik. “Jika kau dan Jungkook bersikeras membahas Jimin dengan begitu terus-terang tanpa memikirkan perasaannya, maka lakukan ketika dia tidak bisa mendengarmu.”

“Nasehatmu tidak perlu, madam. Karena tidak akan ada lagi pembicaraan tentang masalah ini.” Kata Jungkook dingin.

Jungkook meninggalkan meja dan perlahan-lahan mendekati Jimin di dekat perapian. Ketika ia berdiri di belakang Jimin dan meletakkan tangan di bahu Jimin, ia bisa merasakan tubuh Jimin menegang karena sentuhannya.

“Apakah kau baik-baik saja, sayang?” Tanya Jungkook dengan suara lembut.

“Ya.”

Jawaban Jimin hanyalah berupa bisikan dan meninggalkan keraguan di benak Jungkook. Ia memutar tubuh Jimin untuk menghadap kearahnya dan melihat bahwa mata Jimin dipenuhi dengan air mata yang berkilau, membuat hati Jungkook terasa sakit. Jungkook menyeka air mata Jimin kemudian memegang wajah Jimin dengan tangannya.

“Maafkan aku, Jimin. Aku tidak ingin kau berpikir bahwa karena aku tidak ingin menikah denganmu bukan berarti aku tidak menginginkanmu lagi. Aku menginginkanmu lebih dari aku pernah menginginkan apapun. Namun pernikahan membuatku sangat takut. Aku menjalani hidupku dengan bebas, tanpa tanggung jawab, tanpa membutuhkan siapapun.”

“Kau tidak perlu menjelaskan dirimu kepadaku.” Kata Jimin sambil tersenyum. “Aku mulai menyukaimu, Jungkook. Bahkan aku… Aku pikir aku jatuh cinta padamu. Tapi aku tidak ingin kau menikahiku kecuali kau menginginkannya dengan segenap hatimu. Sudah cukup kalau kau menginginkannya.”

Jungkook mencium Jimin dengan lembut selama beberapa saat, merasa seolah-olah keinginannya yang terbesar baru saja terkabul, tapi juga merasa tidak pasti. Ia tau ia menginginkan Jimin, tapi ia tidak tau apakah ia mencintai Jimin atau tidak. Karena ia tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Ia tidak yakin apakah ini cinta atau hanya hasrat yang ia rasakan pada Jimin. Tapi ia merasa sangat bahagia bahwa Jimin mencintainya.

“Jimin, ketika setahunmu sudah habis, apa kau mau tinggal disini denganku? Hidup bersamaku seperti selama ini yang kau lakukan?” Tanya Jungkook memberanikan diri.

“Aku akan tinggal. Tapi kurasa Siwon tidak akan membiarkan aku melakukannya.” Jawab Jimin.

“Siwon lagi! Ayahmu yang sialan itu masih akan menekanmu terlalu jauh!” Kata Jungkook dengan kasar saat ia melepaskan Jimin.

“Dia adalah ayahku dan dia hanya menginginkan apa yang terbaik bagiku. Lagipula itu haknya.” Balas Jimin, menurunkan kelopak matanya untuk menyembunyikan rasa sakit yang tiba-tiba meliputi dirinya.

Jimin mulai berjalan melewati Jungkook, tapi Jungkook memegang tangannya untuk menghentikannya. “Kau mau pergi kemana?”

“Aku mau tidur. Victoria sudah memindahkan semua barangku ke kamar yang lain. Kita tidak bisa tidur sekamar lagi.”

TBC

[ FREE ] BereziaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang