Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeon Jungkook
☆☆☆
Jimin berbaring di ranjang yang sempit, diam-diam menghitung menit-menit yang berlalu. Setidaknya tiga jam telah berlalu sejak ia berhenti menangis. Menangis membuatnya terlihat lemah. Jimin bersumpah ia tidak akan membiarkan dirinya menangis lagi.
Jungkook belum kembali dan Jimin tidak tau apa Jungkook akan kembali atau tidak. Jungkook bisa saja sudah pergi ke darat, Jungkook bisa tidur di tempat lain, tapi Jimin tidak bisa pergi sampai ia tau persis dimana Jungkook.
Satu jam lagi berlalu, dan kemudian dua lagi, tapi Jimin masih sendirian. Sudah lewat tengah malam sekarang dan Jimin semakin sulit memejamkan mata. Ia harus tampak tertidur saat dan jika Jungkook kembali.
Ketika pintu kabin akhirnya dibuka, Jimin memejamkan mata dan berbaring diam. Ruangan itu berada dalam kegelapan dengan hanya sepotong kecil cahaya bulan yang bersinar melalui jendela. Ia tidak bisa melihat Jungkook, tapi ia bisa mendengarnya ketika laki-laki itu terhuyung-huyung menuju tempat tidur, menggumamkan kutukan ketika menabrak meja. Sesaat kemudian, Jungkook menjatuhkan diri ke tempat tidur di sebelah Jimin, lengan Jungkook terasa seperti papan yang berat saat jatuh di dadanya, membuat Jimin terkesiap. Tapi Jungkook tampaknya tidak mendengarnya.
Uap minuman keras mengenai wajah Jimin dan ia tersenyum sendiri. Ini lebih baik daripada yang ia harapkan. Jungkook sudah tidur, akan tidur seperti batang kayu selama malam yang tersisa. Dan mungkin masih tidur ketika Jimin membawa kembali pihak berwajib untuk menangkap Jungkook.
Jimin dengan hati-hati mengangkat lengan Jungkook dari tubuhnya, lalu cepat-cepat bergerak ke ujung tempat tidur daripada mengambil risiko merangkak melalui tubuh Jungkook. Ia langsung menuju ke lemari pakaian Jungkook dan mengeluarkan dua potong pakaian yang sudah ia letakkan di atas yang lain.
Jimin mengambil salah satu topi yang Jungkook miliki. Topi itu bertepi dengan bulu-bulu lebar, topi yang pasti sedang musim tapi ia tidak bisa membayangkan Jungkook mengenakannya. Topi semacam ini dikenakan oleh laki-laki terhormat dan Jungkook bukanlah laki-laki terhormat.
Jimin mengikat celana hitam longgarnya di sekeliling pinggangnya dengan secarik kain yang telah ia robek dari pakaiannya sendiri. Ia pun siap untuk pergi.
Jimin membuka pintu, dengan hati-hati menutupnya di belakangnya dan hampir putus asa ketika ia melihat betapa nyaman di luar.
Setelah mengamati dek, Jimin tidak melihat satu orang pun. Yang ada hanya keheningan. Seseorang mungkin berdiri mengawasi, tapi ia hanya bisa berdoa mereka tidak akan melihatnya. Ia menjauh dari dinding dengan sangat perlahan, tapi kemudian panik tiba-tiba mencengkeramnya dan ia melesat ke pagar. Ia melihat sekeliling dengan cemas dan melihat sebuah tangga tali menjuntai di sisi kapal yang pasti telah ditinggalkan di sana oleh pihak pantai. Beberapa saat kemudian ia meluncur dengan mudah ke dalam air hitam yang hangat.