#17

1.1K 138 2
                                    

Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Jungkook

☆☆☆

Jimin telah menghabiskan sebelas hari di atas kapal The Spirited Berezia. Jungkook menjauh dari kabinnya pada siang hari, tapi setiap malam ia menghabiskannya dengan Jimin yang membuat Jimin bertambah marah dan geram.

Ia ingat jelas malam pertama, seminggu yang lalu, ketika Jungkook masuk ke kabin dan mendapati Jimin mengenakan sepasang celana dan kemejanya yang berwarna emas lembut. Ia masih bisa mendengar suara tawa Jungkook yang berdering di telinganya. Dan tidak butuh waktu lama untuk mengetahui apa yang Jungkook anggap sangat lucu ketika laki-laki itu merenggut pakaian dari tubuhnya hampir tanpa upaya sama sekali, pakaian berukuran besar itu terlepas dengan cukup mudah. Tapi Jimin terus mengenakan pakaian Jungkook setiap malam untuk menyelamatkan bajunya dari kehancuran lebih lanjut.

Satu malam tertentu menghantui pikirannya. Jungkook menggunakan waktunya dengan Jimin, membujuk tubuhnya supaya bergairah, memegangnya supaya tak bergerak sementara Jungkook melakukan keajaibannya. Kemudian setelah itu, bukannya tertawa penuh kemenangan, Jungkook dengan lembut mencium air mata yang meluncur dari sudut-sudut mata Jimin. Ia lebih membenci kelembutan Jungkook daripada kekejamannya.

Jimin memotong benang dan memegang baju di depannya. Baju itu sederhana terbuat dari katun ungu yang lembut. Jungkook telah sepakat untuk membawakannya beberapa satin putih, kemudian berbalik dan menolak ketika ia mengetahui kalau Jimin menginginkannya untuk baju pengantin baru. Hal itu masih tidak masuk akal bagi Jimin.

“Jimin, kita sudah sampai.”

Jimin sangat terkejut ketika Victoria bergegas masuk ke kamar, meninggalkan pintu terbuka di belakangnya. Wajahnya memerah dan rambutnya tampak kusut dan basah melekat di pelipisnya karena bekerja di dapur.

“Kau mengejutkanku.”

“Kita sudah sampai.” Kata Victoria. “Aku melihat pulau ketika aku naik ke dek untuk menghirup udara segar. Kita telah tiba…”

Sebelum Victoria bisa menyelesaikan ucapannya, Jimin telah lari dari ruangan, melewati geladak dan sampai di pagar kapal. Ia bahkan tidak mendengar Victoria datang di belakangnya.

Jimin berpaling kepada pelayannya, matanya bersinar dengan kegembiraan.

“Aku tidak pernah bermimpi jika Saint Martin sangat indah. Ini adalah surga.” Seru Jimin. “Oh, aku akan senang di sini.”

“Kurasa aku juga akan menyukainya.” Victoria tersenyum. “Walaupun tampaknya aneh untuk melihat semua tumbuh-tumbuhan hijau ini di tengah musim dingin.”

[ FREE ] BereziaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang