Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeon Jungkook
☆☆☆
“Aku mengambil ini di gudang.”
Jimin kaget mendengar kata-kata Jungkook dan tidak mendengar Jungkook memasuki ruangan karena sedang sibuk dengan bajunya.
“Apa?”
“Pelayanmu. Aku membawanya ke gudang untuk mendapatkan kapas dan ketika ia melihat ini, dia bilang kau akan membutuhkannya.“ Jawab Jungkook, meletakkan sisir perak di atas meja. “Apakah kau puas sekarang?”
“Puas? Aku tidak memintamu dengan segala barang-barang ini, kapten. Kau yang menawarkan. Aku telah mengucapkan terima kasih untuk apa yang sudah kau lakukan tapi lain kali aku tidak akan mengatakannya lagi.”
“Terserah!” Bentaknya.
“Oh ya, apakah kau takut untuk menyingkirkan rambut di keningmu karena bekas lukamu akan terlihat? Pengecut, kapten?”
Tubuh Jungkook menjadi kaku saat Jimin menyebutkan bekas lukanya dan matanya yang dingin menatap tajam padanya.
“Kau terlalu jauh, Jimin!”
Jungkook jelas sangat sensitif tentang bekas luka di wajahnya. Jimin mengingatkan dirinya bahwa dia belum benar-benar mengenal Jungkook, bahwa ia belum tahu bagaimana menilai reaksi Jungkook saat ini. Tapi Jimin tidak akan mundur sekarang.
“Mengapa kau menyembunyikan bekas lukamu? Banyak pria memiliki tanda pada mereka, jadi tidak perlu malu.”
“Aku tidak menyembunyikannya! Apakah kau tidak lihat bahwa wajahku terlihat lebih halus dibanding dengan para kru-ku!”
“Ya, memang. Tapi tetap saja kau menyembunyikan lukamu dibawah rambutmu itu. Potong rambutmu lebih pendek dan buktikan padaku bahwa kau tidak pengecut.”
“Tidak!”
“Kalau begitu kau tidur sendirian di tempat tidur tanpaku, aku tidak akan meladenimu.”
“Dasar rubah betina!” Seru Jungkook, tapi Jimin tetap tenang dan kembali menjahit.
Jimin akan tetap berdiri teguh, tidak akan menyerah. Jungkook menggertak dan dia tidak ingin kehilangan pegangan akan ancaman yang Jungkook berikan.
“Aku akan segera kembali dan ketika aku kembali, kau sudah di tempat tidur tanpa pakaian! Apakah kau mengerti? Pakaian dan menunggu!”