Jeon Jungkook - Park Jimin
☆☆☆
Musim panas tiba membawa serta semburan warna baru yang meriah. Jimin diperkenalkan buah-buahan baru yang lezat dan tidak pernah puas ia makan.
Hari-hari terasa panas, tapi dibuat nyaman oleh angin yang terus bertiup. Dan malam terasa dingin menyenangkan, membuat pulau itu menjadi surga untuk ditinggali.
Tapi surga itu hancur oleh kekacauan di dalam rumah. Suasana hati Jungkook yang muram hanya memburuk dalam sebulan ini sejak ia kembali ke pulau. Jimin menghindarinya sebisa mungkin karena setiap kali Jungkook melihat bentuk tubuhnya yang semakin membesar, kemarahannya menyala lagi.
Jimin tidak pernah kembali ke kolam kecilnya di hutan. Jungkook telah menghancurkan kesenangannya di tempat rahasia itu. Sebaliknya Jimin sering pergi bersama ibunya dan kadang-kadang dengan Tiffany ke teluk kecil tempat kapal berlabuh.
Pada suatu pagi, Jimin tinggal sendirian di kamarnya untuk memasang hiasan terakhir pada gaun pink bayi yang mulai ia buat beberapa hari sebelumnya. Ia terkejut ketika Jungkook masuk melalui pintu yang terbuka karena Jungkook jarang datang ke kamarnya di pagi hari. Jungkook menyeberang menuju tempat tidur dimana Jimin sedang bekerja, dan melihat gaun kecil tersebut.
“Jadi, kau mengharapkan anak perempuan?” Kata Jungkook sinis, bersandar di tiang ranjang. “Aku bisa melihat bagaimana ini akan menghiburmu kalau anak ini adalah anakku, tapi apa alasan yang kau miliki untuk mengharapkan anak perempuan pada Lord Daniel-mu tersayang? Semua laki-laki menginginkan seorang putra, dan aku yakin kalau pelacur juga tidak ada bedanya.”
Jimin mengabaikan Jungkook karena Jimin tau Jungkook ingin bertengkar. Ketika Jungkook gagal untuk mendapatkan tanggapan dari Jimin, Jungkook pindah ke kursi dekat jendela dan mulai menggosok pedangnya. Mereka mengabaikan satu sama lain meskipun mereka sepenuhnya menyadari kehadiran masing-masing.
Setelah beberapa saat, itu menjadi kontes untuk melihat siapa yang akan berbicara terlebih dahulu atau meninggalkan kamar dengan kesal. Tapi kemudian Yoona yang marah dengan muka memerah masuk ke ruangan dan ia menarik perhatian Jimin dan Jungkook.
“Yang benar saja!” Seru Yoona dalam bahasa Prancis. “Ada apa dengan dia?” Yoona mengangguk ke arah Jungkook.
“Kenapa ibu tidak bertanya padanya?” Kata Jimin, pelan.
“Aku telah mencoba untuk tidak ikut campur, tapi pertengkaran kalian sudah terlalu lama.”
“Ibu, tidak bisakah menunggu sampai kita sendirian?”
“Tidak. Dia tidak mengerti bahasa kita dan aku ingin membicarakannya sekarang. Aku hanya diberitahu bahwa dia membuat si gadis pelayan, Sana, lari dari rumah sambil menangis pagi ini. Sana membawakan makanannya dan tidak cukup panas seperti keinginannya! Sana menolak untuk kembali. Gadis itu sangat ketakutan kalau pria menyebalkan di sana itu berteriak padanya lagi.”
“Aku akan berbicara dengan gadis itu. Aku akan menjelaskan kalau dia hanya mencari cara untuk melampiaskan amarahnya saja, bahwa dia tidak akan menyakiti mereka.” Jawab Jimin.
Jimin menatap Jungkook, tapi laki-laki itu sedang sibuk membersihkan pedangnya dan tampaknya tidak memperhatikan mereka. Jimin mengerutkan kening sedikit, bertanya-tanya kenapa Jungkook membiarkannya begitu lama berbicara dalam bahasa Prancis ketika Jungkook selalu menghentikannya sebelumnya.
Tapi kemudian, seolah-olah Jungkook entah bagaimana bisa melihat ke dalam pikiran Jimin, ia berdiri sambil cemberut dan berjalan keluar dari ruangan, bergumam marah tentang berezia beserta rahasia sialan mereka.
Yoona terlalu kesal untuk memperhatikan kepergian Jungkook yang mendadak.
“Bisakah kau mengakhiri cara Jungkook bertindak selama ini?” Tanya Yoona tidak lagi menggunakan bahasa Prancis.
“Mungkin aku bisa.” Bisik Jimin.
“Kalau begitu, demi Tuhan, kenapa kau ragu?”
“Kau tidak mengerti, ibu.”
“Kalau begitu jelaskan padaku!” Kata Yoona, putus asa. “Kenapa Jungkook bersikap seperti monster sejak dia kembali sebulan yang lalu?”
Jimin mendesah dan menatap pintu yang dibiarkan terbuka oleh Jungkook.
“Jungkook berpikir kalau bayi yang aku kandung adalah anak Lord Daniel.”
“Gagasan itu sangat konyol. Kau berada dirumah Lord Daniel kurang dari satu hari penuh. Jungkook pasti gila karena berpikir kau akan bercumbu dengan calon suamimu.” Kata Yoona, marah.
“Aku sudah mengatakan ini anaknya, tapi aku menolak untuk bersumpah.” Tambah Jimin.
“Kenapa kau sengaja menanamkan keraguan di dalam benaknya?” Tanya Yoona.
“Aku balas dendam dengan cara yang berbeda. Dan balas dendam ini terasa manis pada awalnya, hanya…”
“Hanya... kau menyesal sekarang?” Sela Yoona.
“Ya.”
“Kalau begitu beritahu Jungkook apa yang telah kau lakukan.”
Jimin menghindari tatapan ibunya. Ia menatap dengan sedih pada gaun kecil di tangannya. “Sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya. Aku sudah sering memikirkannya. Bahkan jika aku menceritakan segalanya, dia tidak akan percaya padaku. Dia akan berpikir aku berbohong hanya untuk menenangkan dirinya. Dia akan selalu meragukanku bahkan jika aku bersumpah padanya.”
“Kau tidak membenci Jungkook lagi kan?” Tanya Yoona, lembut.
“Aku tidak tau. Hasrat yang kurasakan padanya membingungkanku. Kadang-kadang aku menginginkannya sebesar ia menginginkanku. Namun di lain waktu aku masih membencinya. Dia begitu sombong, begitu menyebalkan dan aku tidak akan pernah bisa melupakan apa yang telah dilakukannya padaku.”
“Dia bercinta denganmu meskipun kau tidak mau, tapi sekarang kau mengakui kalau kau menginginkannya juga.”
“Tapi bukan itu intinya.”
“Bukan? Kalau begitu lakukan saranku dan pikirkan apa intinya. Setahun yang dia minta akan segera berakhir.”
Dengan itu, Yoona keluar dari ruangan, meninggalkan Jimin yang menatap kosong ke lantai.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[ FREE ] Berezia
FanfictionJimin sang pemuda istimewa bertemu dengan Jungkook, pembajak laut yang tergila-gila padanya