Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeon Jungkook
☆☆☆
Sudah memasuki pertengahan bulan Agustus, istri JaeHyun akan melahirkan anaknya sekitar akhir bulan. Bulan terakhir, meskipun bukan bulan yang membahagiakan, terasa tenang. Jungkook tidak berdebat dengan Siwon lagi dan sebagian besar tampak ceria.
Jungkook sibuk pada siang hari karena ia telah memutuskan untuk membersihkan kawasan hutan yang luas di sisi pulau yang teduh dalam rangka menanam tebu.
Empat minggu terakhir terasa sangat lambat bagi Jimin. Beban mengandung anaknya terasa semakin menekannya. Ia juga merindukan Jungkook yang tak bisa menyentuhnya selama Siwon masih hidup.
Jimin tidak bisa menghabiskan malam dengan Jungkook dan Jungkook merasa lelah pada malam hari setelah bekerja sepanjang hari. Jungkook sering tertidur sambil memeluk Jimin. Jimin akan membangunkannya kemudian dan berjalan bersamanya ke puncak tangga. Tapi disana, dengan hanya ciuman lembut, mereka akan berpisah dan pergi ke kamar masing-masing.
Setelah Tiffany melahirkan seorang anak, saat itu lah Jungkook membuat sebuah keputusan penting. Ia membahasnya dengan JaeHyun di pagi setelah Tiffany pulih dan bisa bangun.
“Aku telah memutuskan sekarang saatnya aku pergi menuju Spanyol. Bastida sudah melewatkan delapan bulan untuk mengurusi bisnisnya di Karibia dan aku merasa yakin akan menemukannya disana saat ini. Aku juga akan membawa kembali mesin-mesin yang diperlukan untuk pabrik gula.”
“Baiklah. Kapan kita berangkat?”
“Aku ingin kau tinggal disini, JaeHyun.” Jawab Jungkook dengan tegas.
“Terlalu berbahaya bagimu untuk pergi sendirian! Meskipun kita tidak sedang berperang sekarang, kau tetap akan berada di tanah kelahiran Bastida. Dia akan mendapatkan keuntungan!”
“Untuk sekali ini, JaeHyun. Lakukan apa yang aku minta! Aku butuh kau tetap disini lebih daripada aku membutuhkanmu untuk ikut denganku. Aku mungkin tidak kembali sampai setelah tahun baru dimulai dan kau lah satu-satunya yang bisa aku percaya. Jimin ingin tinggal, tapi jika Siwon mencoba untuk membawa Jimin pergi dengannya, kau harus mencegahnya. Aku tidak akan mengambil resiko yang tidak perlu jika aku bisa memastikan Jimin akan menunggu di sini untukku.”
“Aku tidak suka ini, Jungkook.” Gerutu JaeHyun. “Kau tidak pernah mencari Bastida tanpa aku.”
“Apakah kau mau melakukan apa yang aku minta?”
“Kurasa begitu.” Kata JaeHyun enggan.
“Bagus. Siwon hanya perlu tau bahwa aku pergi untuk mencari mesin karena dia mungkin akan keberatan jika dia tau sebaliknya. Aku akan membawa anak buahku yang mau pergi dan juga beberapa awak kapal Siwon. Aku akan memberitahu Jimin yang sebenarnya jadi Jimin tidak akan khawatir saat bulan-bulan berlalu. Dan jika Siwon menjadi gelisah dan mulai bersikeras bahwa aku sudah mati dan tidak akan kembali, kau boleh memberitahunya kenapa kepulanganku tertunda.”
“Kapan kau berencana untuk berlayar?”
“Besok pagi.”
“Apa kau sudah memberitahu Jimin?” Tanya JaeHyun.
“Tidak, aku belum memberitahu Jimin.”
“Kalau begitu, kau sebaiknya menyelesaikannya sekarang.” Sela JaeHyun, melihat Jimin menuruni tangga. “Aku akan meninggalkan kalian sendiri.”
Jungkook berbalik dan melihat Jimin. Membayangkan untuk meninggalkan Jimin tiba-tiba tampak mustahil, tapi Jungkook telah membuat keputusan dan ia akan melakukannya.
Ketika Jimin bergabung dengannya, wajahnya tampak berseri-seri karena senang melihat Jungkook. Jungkook memegang tangan Jimin dan membawanya ke bibirnya. Lalu ia membimbing Jimin ke tempat favorit mereka di depan perapian. Ia memutuskan untuk langsung memberitahunya.
“Aku akan berlayar ke Spanyol besok pagi, Jimin. Dan sebelum kau keberatan, ketahuilah bahwa ini adalah sesuatu yang harus aku lakukan. Aku harus melihat Bastida mati sebelum aku bisa merasa puas untuk menetap.”
“Kalau begitu, kau tidak akan berada disini untuk kelahiran Jungkook kecil kita?”
Jungkook terkejut bahwa Jimin menerima pemberitahuannya dengan begitu tenang. “Tidak, tapi ini adalah salah satu alasan kenapa aku pergi sekarang. Kurasa aku tidak akan bisa tahan untuk pergi setelah aku melihat bayi kita.”
Jimin tersenyum samar. “Aku akan merindukanmu, Jungkook. Apakah kau akan pergi lama?”
“Ya. Tapi kau akan memiliki anak untuk mengisi waktumu. Bulan-bulan akan berlalu dengan cepat. Ketika aku kembali, kau akan langsing kembali. Lalu kita akan membuat anak lagi.”
Jimin tertawa sekarang. “Aku akan menunggu kau menculikku kali ini.”