#41

1.2K 133 6
                                    

Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Jungkook

☆☆☆

Jimin adalah seorang tawanan di rumah kecil Don Miguel. Pintu-pintu keluar dan daun penutup jendela terkunci setiap saat. Ia hanya diizinkan untuk selalu tinggal di dalam rumah.

Hanya ada dua pembantu di rumah, seorang juru masak dan pelayan. Tapi Miguel telah memberi mereka perintah untuk tidak berbicara dengan Jimin.

Jimin sudah berada di rumah itu selama tiga minggu. Akhir september sudah semakin dekat dan ia masih mengkhawatirkan Jungkook.

Dan waktu melahirkannya sudah terlambat seminggu.

Sering kali ia berpikir waktunya sudah dekat karena ia mengalami kram. Tapi kemudian kram itu akan menghilang dan ia akan dipenuhi kekecewaan karena ia ingin melahirkan dengan segera.

Lalu di suatu pagi, Jimin mendengar dari Don Miguel jika tempat itu akan diadakan pesta. Don Miguel juga mengatakan pada Jimin malam sebelumnya bahwa ia akan memberikan para pelayan libur sehingga mereka bisa bersenang-senang di kota.

Hari ini tidak akan berbeda dengan hari lain, ia berkata pada dirinya sendiri saat ia makan beberapa gigitan, kemudian menyingkirkan nampannya dan bangkit untuk berpakaian. Tapi begitu ia berdiri, ia mencengkram perutnya, takut untuk bergerak. Kram yang ia rasakan saat berbaring di tempat tidur sekarang sepertinya dua kali lebih kuat.

Begitu ia bisa bergerak, Jimin meninggalkan kamarnya, berdoa diam-diam pada dirinya sendiri bahwa ia akan menemukan para pelayan masih di dalam rumah. Tapi tidak ada siapapun disana. Jimin berusaha untuk tidak takut, tapi kramnya semakin menjadi.

Tak diragukan lagi, sudah saatnya untuk melahirkan. Kepanikan yang ia rasakan bukan takut karena ia harus membedah perutnya, tapi kenyataan bahwa ia harus melakukannya sendiri. Kenapa harus hari ini dari semua hari?

Ia pindah ke kursi terdekat di jalan masuk dan duduk dalam keadaan linglung.

Waktu berlalu dengan cepat karena ia tidak tau berapa lama yang akan dibutuhkannya. Pada jam-jam yang berlalu, Jimin berhasil mendidihkan air yang akan ia butuhkan dan membawa air ini ke kamar.

Ketika Jimin mendengar pintu depan terbuka kemudian terbanting menutup, rasa lega membanjiri dirinya. Ia berjuang untuk bangkit dari tempat tidur dimana ia berbaring, tapi tidak lama setelah ia berdiri, kontraksi lain mencengkramnya. Ia mulai menjerit.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan keras dan Don Miguel menghambur ke dalam ruangan. Ia melangkah ke arah Jimin dan sebelum Jimin bisa bicara, Don Miguel menampar wajah Jimin dengan kejam.

Jimin jatuh kembali ke tempat tidur dan gerakan tiba-tiba itu menyebabkan penderitaannya semakin menjadi.

“Kau jalang pembohong!” Teriak Don Miguel, tangannya terkepal di sisi tubuhnya. “Dia ada disini! Jungkook ada di sini!”

“Itu… Itu tidak mungkin.” Kata Jimin, tergagap.

“Cukup sudah kebohonganmu.” Don Miguel berbalik dan meninggalkan ruangan, tapi Jimin bisa mendengarnya ribut-ribut di kamar lain. Ia kembali ke kamar Jimin memegang tali tipis di satu tangan dan melihat sekeliling ruangan dengan tatapan liar seolah-olah sedang mencari sesuatu.

“Kau tidak harus menghadapinya.” Kata Jimin, cepat. “Kau bisa lari sebelum dia datang.”

“Aku akan mengakhirinya untuk kali ini. Aku tidak pernah dikalahkan dan aku tidak akan kalah hari ini.”

Don Miguel meraih pergelangan tangan Jimin, menariknya dari tempat tidur dan menyeretnya ke rak buku yang besar dan berat. Jimin menatap Don Miguel dengan tatapan bodoh saat laki-laki itu mengikatkan tali tipis di sekeliling pergelangan tangan kiri Jimin.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Jimin.

“Aku memastikan kau tidak akan menusuk punggungku sementara aku membereskan Jungkook.”

“Kau tidak boleh melakukan ini!” Teriak Jimin. “Aku hendak melahirkan. Bayiku…”

Jimin tidak bisa berkata apa-apa lagi saat tubuhnya menegang penuh kesakitan dan ia menjerit dengan suara nyaring. Ia mencoba sekuat tenaga untuk menarik tangannya dan memegang perutnya, tapi Don Miguel telah mengikatnya dengan erat di atas kepala.

“Ini sempurna. Lebih dari yang aku harapkan.” Don Miguel tertawa dengki. “Jeritanmu akan mengacaukan pikiran Jungkook dan membuatnya ceroboh.”

“Bayiku harus segera keluar atau dia bisa mati di dalam perutku.”

“Sebaiknya bayi itu mati saja. Aku tidak mau satu Jungkook lagi memburuku pada usiaku yang sudah tua.” Jawab Don Miguel kasar. Ia keluar dari ruangan, meninggalkan Jimin menatapnya dengan mata membelalak ketakutan.

TBC

[ FREE ] BereziaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang