Jeon Jungkook
☆☆☆
Jimin terbangun tiba-tiba. Dia bermimpi tentang Jungkook dan pikiran pertamanya adalah bahwa itu mimpi buruk. Tapi ketika dia melihat sekeliling dan melihat di mana dia, dia tahu ini bukan mimpi buruk. Itu semua benar. Dia benar-benar di sebuah kapal bajak laut dengan seorang pria yang menikmatinya dalam kekuasaannya dan bodohnya ia menikmatinya juga.
Dengan napas putus asa, Jimin melempar selimut dan duduk di tepi tempat tidur yang sempit. Dia melihat baju ungu tergeletak di tumpukan meja dan menyadari bahwa ia telah tidur tanpa pakaian. Dalam dua puluh tahun, Jimin tidak pernah tidur tanpa pakaian.
Jimin melihat sekitar ruangan kecil, berharap menemukan sesuatu untuk dipakai selain baju sobeknya. Dia melihat ukiran kayu yang indah berdiri di salah satu dinding. Nalurinya mengetahui bahwa itu berisi pakaian kapten, kemudian ia membukanya.
Keinginan Jimin pada saat membuka lemari tersebut adalah merobek semua pakaian si kapten brengsek itu, tapi dengan cepat dia menepis pikiran tersebut. Dia juga bisa menebak apa konsekuensinya apabila dia melakukan hal itu.
Dengan hati-hati Jimin memilah-milah pakaian, berharap menemukan jubah yang layak tapi harus puas dengan kemeja sutra biru muda.
Jimin menyelipkannya di atas kepalanya dan menemukan bahwa kemejanya sedikit terbuka di bagian dadanya dan ujung kemejanya tidak mencapai lututnya, maka dari itu Jimin memutuskan untuk menggunakan salah satu celana Jungkook namun sepertinya terlalu besar. Dia harus mencari jarum dan benang untuk memperbaiki bajunya sebelum Jungkook kembali.
Jimin mulai menggeledah seluruh kabin. Ia berhenti karena ada ketukan di pintu. Yang dipikirkan Jimin saat ini adalah menutupi kakinya yang terbuka karena ia takut itu Jungkook atau salah satu awaknya. Tapi ketika Victoria masuk ke dalam ruangan dengan nampan kecil berisi makanan, Jimin merasa lega.
“Apakah kau baik-baik saja, Jimin?” Tanya Victoria. “Aku sangat khawatir kalau kapten mungkin melakukan sesuatu yang membahayakan ”
“Dia tidak memukulku, seperti yang kau lihat.” Jawab Jimin, merasa amarahnya naik lagi. “Jungkook menuntut balas dendam dengan cara yang jauh lebih halus.”
“Aku tidak mengerti.”
“Tentu saja kau mengerti!” Jimin membentak marah namun merasa malu saat melihat wajah Victoria yang sedih. “Aku minta maaf telah membentakmu. Kau lihat, Kapten mengancam untuk mencambukku jika aku melawan atau tidak taat kepadanya dengan cara apapun. Dia tidak memberiku banyak pilihan selain untuk menyerahkan diriku seolah-olah aku bersedia. Aku tidak tahan! Aku ingin melawan dia, tapi aku takut dicambuk lebih dari apa pun.”
“Oh. Aku lega mendengar ini, sayang.”
“Bagaimana kau bisa mengatakan seperti itu?” Jimin bertanya, terkejut. “Bagaimana kau bisa lega bahwa aku harus tunduk pada pria brengsek itu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
[ FREE ] Berezia
FanfictionJimin sang pemuda istimewa bertemu dengan Jungkook, pembajak laut yang tergila-gila padanya