Jeon Jungkook
☆☆☆
Waktu sepertinya berhenti di tempat. Jimin menghabiskan minggu ini dalam kesengsaraan meskipun ia berusaha keras untuk tidak menunjukkannya. Tapi malam-malam yang berlalu membawa dampak buruk pada dirinya dan ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyembunyikan matanya yang memerah disebabkan kurang tidur dan air mata yang terbuang.
Jimin berbaring terjaga setiap malam, lama setelah ibunya terlelap di sampingnya, berharap dan berdoa bahwa Jungkook akan datang untuknya, bahwa Jungkook akan menyeretnya kembali ke kamar laki-laki itu. Jimin dengan bodoh membayangkan Jungkook meminta maaf padanya, mengatakan bahwa ia adalah satu-satunya yang diinginkan oleh Jungkook, bahwa Yeri tidak berarti apa-apa baginya. Tapi bayangannya tidak bisa bertahan lama karena kenyataannya kembali memasuki pikirannya dan air mata akan mengalir diam-diam menuruni pipinya lagi.
Setelah tidur di kamar ibunya selama tujuh malam, Jimin tau Jungkook tidak akan datang. Tapi Tuhan, kenapa rasanya sakit sekali?
Jimin menyangka bahwa Jungkook merasa lega mendapatinya pergi pada malam pertama itu karena Jungkook tidak harus mengatakan padanya secara pribadi bahwa ia sudah mempunyai seorang wanita untuk menggantikan tempat Jimin. Jungkook bahkan tidak mau repot-repot untuk mencari Jimin malam itu, atau setiap malam setelahnya, dan ini yang paling menyakitkan. Jungkook benar-benar melupakannya begitu saja.
Hari-hari yang berlalu cukup buruk melihat Jungkook dan Yeri berbicara dan tertawa bersama. Tapi Jimin tidak bisa menanggung malam hari karena ia tau bahwa Yeri berbaring di lengan Jungkook, bahwa Yeri berbagi kamar dengan Jungkook dan membuat laki-laki itu bahagia.
Jungkook berada dalam suasana hati terbaik setiap hari, selalu tersenyum. Victoria dan Tiffany tidak bisa mengerti kenapa Jimin begitu sedih, atau kenapa Yoona memandang Jungkook dengan penuh rasa permusuhan yang Jungkook anggap lucu.
“Jungkook bersikeras supaya kau bergabung dengan kami semua untuk makan malam.” Kata Yoona di suatu malam.
“Kenapa? Bukankah dia mengabaikan aku seperti yang telah dia lakukan seminggu terakhir ini?”
“Aku hanya menyampaikan pesannya padamu.” Jawab Yoona. Kemudian ia menambahkan dengan serius. “Dia kesal tadi malam ketika kau tidak turun untuk makan, dan secara pribadi aku ingin melihatnya marah lagi.”
Jimin tersenyum.
“Apakah Jungkook ada di ruang depan?” Tanya Jimin serius lagi.
“Ya.”
“Apakah wanita itu…”
“Jungkook sendirian ketika dia berbicara padaku.” Kata Yoona.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ FREE ] Berezia
FanfictionJimin sang pemuda istimewa bertemu dengan Jungkook, pembajak laut yang tergila-gila padanya