Park Jimin
☆☆☆
Setelah pergi selama dua setengah bulan yang terasa lama, Jungkook hampir tidak bisa menahan kegembiraannya ketika pulaunya terlihat. Ia begitu merindukan Jimin.
Kandungan Jimin sekarang sudah empat setengah bulan, tapi Jungkook berdoa semoga tubuh Jimin tidak terlalu besar untuk diajak bercinta.
Dalam waktu kurang dari dua puluh menit, Jungkook berdiri tepat di depan pintu rumahnya. Ia bertanya-tanya kenapa bidadarinya tidak muncul.
Jungkook mulai berjalan menuju tangga, kemudian mulai berlari.
“Kapten, dia tidak ada di kamarmu.”
Jungkook berhenti tiba-tiba dan berbalik untuk melihat Yoona berdiri di ambang pintu yang menuju ke dapur. Jungkook berjalan ke arahnya, cemberut, membayangkan kemungkinan yang terburuk.
“Dimana dia?” Tanya Jungkook dengan kasar.
“Tidak ada alasan bagimu untuk marah. Jimin pergi berjalan-jalan seperti yang biasa ia lakukan setiap sore.” Kata Yoona, tenang.
“Kemana?”
“Aku tidak tau ke arah mana dia pergi. Dia selalu berjalan sendirian.”
“Senang melihatmu kembali, kapten.” Kata Xiumin, anak buah Jungkook yang ia tugaskan untuk menjaga rumah selagi dia pergi. Ia muncul dari belakang rumah. “Apakah pelayaranmu sukses?”
“Tidak, tapi aku meninggalkanmu untuk bertanggung jawab, Xiumin. Dan aku akan mengulitimu kalau kau tidak dapat memberitahuku dimana Jimin berada sekarang.” Teriak Jungkook.
“Dia berada di hutan, kapten.” Jawab Xiumin, takut. “Dia selalu pergi ke arah yang sama, keluar dari jalur yang membelok ke arah desa.”
“Lurus atau ke kanan?”
“Lurus.”
“Dan sekarang katakan padaku kenapa kau membiarkan dia pergi ke hutan sendirian?”
“Kau mempercayainya sebelum kau pergi, kapten. Dan dia marah sekali ketika aku mengatakan harus ada seseorang yang menemaninya. Dia bersikeras untuk pergi sendirian dan aku benar-benar tidak melihat hal itu berbahaya.” Jawab Xiumin, gugup.
“Sialan! Berezia itu tidak memiliki hak untuk bersikeras terhadap apapun. Aku memberimu instruksi ketika aku pergi. Kau harus melaksanakan perintahku, bukan perintahnya!” Sembur Jungkook.
“Putraku bukan lagi anak kecil, kapten. Dia bisa menjaga dirinya sendiri. Di kampung halaman kami dia sering berjalan-jalan sendiri.” Kata Yoona.
“Ini bukan kampung halaman kalian, madam. Ada babi hutan liar yang tinggal di kaki gunung. Jika Jimin berjalan terlalu jauh, dia bisa diserang dan dibunuh!”
“Dibunuh!” Yoona berubah pucat.
“Dia tidak pernah pergi cukup lama untuk mencapai gunung. Atau aku akan pergi mengejarnya.” Kata Xiumin cepat.
“Berapa lama dia sudah pergi?”
“Hanya satu jam.” Jawab Xiumin.
Jungkook tidak berkata apa-apa lagi, tapi meninggalkan rumah melalui pintu belakang. Dengan berlari, hanya membutuhkan beberapa menit baginya untuk mencapai tikungan di jalan. Saat ia meninggalkan jalan kecil itu dan mengikuti jejak rumput terinjak yang mengarah ke gunung, ia bertanya-tanya apakah Jimin telah menemukan kolam dangkal yang sama yang dulu biasa ia datangi.
Ketika Jungkook melihat bahwa jejak itu memang mengarah ke sungai, ia memperlambat langkahnya dan memutuskan untuk mengejutkan Jimin. Tapi ketika ia tiba di pohon-pohon yang membatasi sungai, dirinya lah yang terkejut.
Jimin sedang berbaring di rumput lembut di samping kolam, benar-benar tampak damai, dan benar-benar telanjang.
Darah mengalir cepat melalui pembuluh darahnya saat mata Jungkook melahap tubuh Jimin seluruhnya. Seluruh tubuhnya tampak coklat keemasan. Jimin berbaring telentang dengan matahari membelainya, satu kaki diangkat, tangannya menggenggam di belakang kepala. Jungkook menatapnya untuk beberapa saat yang lama pada perut Jimin yang sedikit menonjol dan keraguan yang mengganggu muncul lagi.
Seorang anak tidur disana, tapi anak siapa?
Tapi Jungkook menyingkirkan pikiran akan anak itu dari benaknya karena denyutan di organ vitalnya adalah satu-satunya hal yang penting sekarang.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[ FREE ] Berezia
FanficJimin sang pemuda istimewa bertemu dengan Jungkook, pembajak laut yang tergila-gila padanya