Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Jimin
☆☆☆
Jimin bertanya kepada Jungkook apakah ia boleh berjalan-jalan di sekitar situ dan sedikit terkejut ketika Jungkook mengangguk tanda setuju. Jimin pergi melalui pintu depan, berjalan ke samping rumah dan mengitarinya.
Di pinggir hutan, terdapat sebuah jalan beberapa meter menuju ke kandang. Ada tujuh ekor kuda didalamnya dan seekor kuda putih yang indah menarik perhatiannya.
Sebuah suara ranting yang berderak pelan membuat Jimin tegang dan ia berbalik tiba-tiba, berpikir untuk menemukan Jungkook. Tapi seorang laki-laki dengan rambut sehitam batu bara melangkah dengan cepat menyusuri jalanan di hutan. Laki-laki itu berjalan miring memutari Jimin, memblokir jalan ke rumah.
“Darimana asalmu, manis?” Laki-laki itu menyeringai. “Seorang Berezia, huh?”
Laki-laki itu mulai mendekati Jimin dengan tangan terulur dan Jimin panik. Laki-laki itu bertubuh kekar dengan lengan yang menonjol dan sedikit lebih tinggi dari Jimin. Tidak sulit menebak maksudnya dan Jimin bisa berteriak sekali sebelum laki-laki itu mencapainya dan mengatupkan tangannya ke mulut Jimin.
“Apa yang kau takutkan, cantik? Aku tidak akan menyakitimu. Apa yang kupikirkan tidak akan menyakiti siapa-siapa.” Ia tertawa, memeluk Jimin erat-erat.
Jimin putus asa sekarang. Ia hanya bisa memikirkan satu hal yang mungkin melindunginya dan ia berdoa bahwa itu akan berhasil. Ia menyentakkan kepalanya menjauh dari dada laki-laki itu.
“Aku milik Jungkook!”
Laki-laki itu melepaskan Jimin dan mundur dengan hati-hati, matanya penuh dengan ketidakpastian. “Kapten Jungkook tidak berada di pulau ini.”
“Dia berada di rumah! Kami datang pagi ini.” Kata Jimin, buru-buru.
“Kau berbohong padaku.”
“Jungkook telah bersumpah untuk membunuh setiap orang yang menyentuhku.”
“Itu tidak terdengar seperti kapten Jungkook. Kau berbohong. Meskipun demikian, kau mungkin layak diperjuangkan sampai mati.”
Laki-laki itu meraih Jimin lagi sebelum ia punya kesempatan untuk lari. Jimin melawan mati-matian, memukul laki-laki itu dengan tinjunya sementara laki-laki itu mencari bibirnya. Dan kemudian, tiba-tiba, laki-laki itu terangkat menjauh dari Jimin dan terbanting dengan keras ke tanah.
“Bangsat! Siapa yang…” Teriak laki-laki itu, namun langsung berhenti ketika ia berbalik dan melihat Jungkook berdiri di atasnya dengan wajah gelap karena amarah.