"Satu satu! Aku sayang aran!. Dua dua, juga sayang aran!. Tiga tiga, sayang aran raffasya! Satu dua tiga, sayang aran semuanya!"nanyi chika saat menuruni anak tangga.
Sedangkan di meja makan, aran menatap cengo ke arah chika. Bisa bisanya gadis itu menyanyikan hal memalukan sangat kuat bahkan di depan keluarganya sendiri.
Apa gadis ini tidak punya malu?
"Jadi ga sayang kity?"tanya cristy.
Chika menoleh ke arah cristy."kenal kita?"
Cristy memegang dadanya."sungguh tega kau kak chika..."ucapnya dramatis.
"Lebay lu!"ketus chika meraup muka cristy.
Cristy mendatarkan wajahnya, ia mendengus kesal memilih kembali melanjutkan sarapanya.
"Aran"panggi aya chika.
Aran mendongakan kepalanya, menatap wajah tegas milik aya."iya tante"
Aya menatap serius ke arahnya, membuat aran sedikit gugup jadinya.
"Kapan nikahi anak saya?"ujar aya membuat chika tersedak. Buru buru gadis itu menengguk segelas susunya.
Chika menatap tajam ke arah mama nya."mah... sssttt"ujarnya menkode ke aya.
Namun aya tak menghiraukan putrinya itu.
"Aran, kamu dengar tante kan?"tanya aya lagi.
Aran menganggukan kepalanya. Sungguh, aran sangat bingun di situasi ini.
"Kamu menyukai anak saya kan?"tanya aya.
Aran menganggukan kepalanya ragu, sambil memberikan senyum tipisnya.
"Nikahi anak saya secepatnya"ucap aya.
"Jika kamu tak mampu melakukan permintaan saya"lanjut aya terhenti.
Aya menatap aran serius."saya akan menjodohkan chika dengan pria lain"lanjut aya membuat jantung aran seakan berhenti.
"Mami apa apaan sih, chika itu ga mau di jodohin!"sentak chika tak terima.
Aya mengacungkan jari telunjuknya, mengisyaratkan chika untuk diam.
Aya kembali mentap aran yang sedang tertuduk seakan memikirkan sesuatu.
"Bisa aran?"tanya aya.
Aran mendongakkan kepalanya, ia terdiam sejenak. Sejujurnya, ia tak ingin menikah terlalu cepat, ya walaupun sekarang umurnya sudah menuju 28 tahun.
"B-bisa tante"sahut aran terbatah.
"Beneran?"tanya aya lagi.
"Iya tante, saya akan menikahi chika secepatnya"jelas aran.
Aya menganggukan kepalanya sambil tersenyum."oke kalau gitu, tante tunggu kabar baiknya"
***
Saat chika dan aran sudah pergi, di meja makan tinggal menyisakan aya dan juga cristy.
"Emang mami beneran mau jodohin kak chika?"tanya cristy.
Aya menggelengkan kepalanya."enggak sih, mami cuma nakut nakuti aja biar kakak kamu itu cepet nikah, soalnya mami dah pengen nih nimang cucu"jelas aya sambil terkekeh kecil.
"Kalau misalnya kak chika ga mau nikah, kity aka deh yang nikah"celetuknya.
"He! Masih kecil! Tamat sd aja belum kamu"sentak aya.
***
Saat di dalam mobil, aran maupun chika sama sama tidak ada yang memulai percakapan di atara mereka.
Aran yang sibuk menyetir dan sesekali memikirkan permintaan mamah nya chika.
Sedangkan chika, ia sedikit merasa canggung kepada aran atas perbuatan mamah nya tadi. Padahal biasanya chika tidak ounya urat malu kalau bersama aran
"Eemm, maafin mami ya"ucap chika meme ah keheningan di atara mereka berdua.
Aran menganggukan kepalanya."tidak masalah"ucap aran.
"Tapi kalau kau ga mau nikahi aku juga ga apa, aku bisa ko neri tawaran mami buat~"
"Saya bakalan nikahi kamu minggu ini"ucap aran dengan cepat.
Chika terdiam menahan senyumnya. Bukankah tuhan sangat baik kepadanya yang langsung memberikannya teman hidup setampan aran.
Aran menghentikan mobilnya di parkiran. Ia turun dari mobilnya, lalu membukakan pintu untuk chika keluar.
"Terimakasi"ucap chika.
Aran menutup kembali pintu mobilnya, kemudian ia berjalan masuk kedalam kantornya sambil menggenggam tangan mungil milik chika.
"Selamat siang pak aran"ucap salah satu kariawan yang berada di sana.
Aran hanya menganggukan kepalanya, tanpa memberikan sedikit senyumanya kepada kariawanya itu.
"KAK ARAN!~~"teriak freya berlari menghampirin aran dan chika.
"WAH! Calon kakak ipar alu makin cantik aja!"ujar freya sedikit berteriak membuat para kariawan yang berada di sana menatap ke arah mereka bertiga.
"Freya jangan teriak teriak"gumam aran pelan.
"Suka suka saya"ujarnya acuh.
Freya menggandeng tangan chika."ayo ikut aku kak, tadi mamah buatin kue enak banget"Jelas freya menarik chika untuk masuk keruangan dirinya.
Sedangkan aran hanya menghela nafasnya sambil menatap ke arah sekeliling sudah mulai ada bisik bisik dari para kariawanya.
Aran memijat pelipisnya, ia memilih pergi masuk kedalam ruangan miliknya, dari pada harus mendengarkan ocehan parah kariawanya itu.
"Enak bener ya dia, baru masuk jadi sekertaris bos, eh terus... adiknya si bos bilang dia caon kakak iparnya"ujar seorang gadis itu.
"Iya ya, kita yang udah lama aja ga di lirik sedikit pun sama pak aran"
"Padahal ga cantik cantik amat, pasti pakai guna guna"
Mirza menghentikan langkahnya di segerombolan katiawan itu.
"Eh, pagi pak manager"sapa para kariawan itu.
Mirza menarik mafanya dalam dalam."lain kali jangan gosipin orang di kantor"ujarnya lalu berlalu pergi dari hadapan mereka.
Maaf saya lupa kalau punya cerita ini😁🗿
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Galak Itu Bocil Ku!
Roman pour Adolescents"Di depan orang lain dia galak. Tapi saat bersama ku, dia akan menjadi bocil yang manja. Itu lah suamiku" ~~~~~~~~~~~~~~ "KERJA BISA YANG BECUS GA SIH!"bentak Aran. Semua terdiam, mereka menunduk enggan menatap wajah marah bos nya. "NGEDIT SELOGAN A...