34

2.8K 331 101
                                    

"Menantu mamah mana?"

"Aran! Kamu ini kalau di tanya itu di jawab!"kesal sang mama.

"Apa sih mah pagi pagi juga. Chika di rumahnya lah"ketus aran.

Ia baru saja bangun tidur, tapi mama nya ini sudah membuat dirinya kesal saja.

"Ya bawa kesini dong! Gimana sih..."sewot mama nya.

"Jemput aja sendiri"ucap aran kesal.

"Heh! Anak kurang ajar! Kamu gak takrestuin sama chika ya!"ujar mama nya melempar bantal sofa ke arah aran.

"Ya udah... kan mama sendiri yang ga bakalan punya MENANTU!"ketus aran.

"Apa sih pagi pagi udah berisik aja"ucap freya yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Freya, liat abang kamu itu. Masa dia durhaka banget sama mama"adu mama nya.

Aran menghela nafasnya, ia memutar kedua bola matanya malas.

"Emang kenapa sih?"freya mendudukkan dirinya di samping mamanya.

Mata freya menatap ke arah aran yang berdiri di depan tv.

"Masa mama minta bawa calon menantu mamah kerumah dia marah marah"ujar mamahnya.

"Ya udah nanti freya yang aja kak chika kerumah ya"

"Mana bisa gitu! Gak gak ada! Nanti malem aran yang bawa chika ke sini"ujar aran.

"Idih! Apaan sih!"celetuk freya.

"Udah ah! Aran mau kerja, assalammualaikum"

Aran berjalan keluar dari rumahnya. Ia melajukan mobilnya menuju kantornya.

Sesampainya di kantor, aran terkejut melihat chika yang mengetuk ngetuk kaca mobilnya.

Aran keluar dari mobilnya, ia menatap chika yang memanyunkan bibirnya.

"Kenapa?"tanya aran.

"His! Kenapa aran ga jemput! Chika kesini naik taxi jadinya"rengek chika.

Aran menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Maaf, tadi ada sedikit masalah. Jadi lupa jemput kamu"

"Nyenyenye!"

Aran hanya diam, ia tak menggubris Chika.

"Aran ih! Bukanya di bujuk malah di cuekin!"kesal Chika.

Aran menghela nafasnya kasar."iya iya, maaf ya..."

"Malas ah! Gak seru pacaran sama Aran!"ucap Chika memanyunkan bibirnya.

Ia pergi meninggalkan Aran di sana sembari menghentak hentakkan kakinya.

Aran melongo melihat kepergian Chika.

"Emang gw salah gitu? Kan gw lupa"gumam Aran frustrasi.




***




Kini Aran sedang fokus menatap layar laptopnya. Banyak sekali berkas berkas yang harus Aran selesaikan dalam satu hari ini.

Tok tok!

"Masuk!"

"Ran, itu calon bini lo tuh, buset dah gangguin gw kerja mulu!"kesal Mirza.

"Siapa calon bini gw?"tanya Aran bingung.

"Emh! Ini juga bikin gw kesel"gumam Mirza kesal.

"Chika goblok! Siapa lagi kalau bukan Chika. Bawa pulang tuh anak. Gangguan gw kerja mulu!"

Aran menghela nafasnya lelah. Ingin sekali Aran untuk segera menikahi Chika dan menyuruh gadis itu duduk diam di rumah.

"Dimana Chika?"tanya Aran.

Mirza mendudukkan dirinya di sofa yang berada di ruangan Aran.

"Di ruangan gw"

Aran menganggukkan kepalanya, ia berjalan keluar dari ruangannya menuju ruangan Mirza.

Saat Aran masuk keruangan Mirza, dapat Aran liat, Chika sedang melihat lihat hiasan hiasan yang berteger di rak Mirza.

"Chika"panggil Aran.

Chika menoleh ke arah Aran."kenapa?"

"Ayo pulang"ucap Aran.

Chika mengerutkan keningnya,"kok pulang, kan belum waktunya pulang"

"Udah ayo, kita pulang"

Aran menarik lengan Chika dengan lembut. Aran memutuskan mengajak Chika ke rumahnya.

Mengingat mama nya yang tadi pagi meminta Chika untuk datang ke rumah.

"Kita ke mana?"tanya Chika.

"Ke rumah aku, mama pengen jumpa kamu"sahut Aran.

Chika memanyunkan bibirnya."Aran takut..."

Aran menoleh sekilas menatap Chika, ia tersenyum tipis saat menatap wajah cantiknya.

"Kenapa takut hm?"tanya Aran."katanya kamu mau nikah sama aku?"

"Y-ya tapi aku takut sama mama kamu..."ujar Chika.

"Ngepain takut, mama aku gak makan orang"kekeh Aran.

"Iisss!"kesal Chika menuju bahu Aran.

Bukannya merasa sakit, Aran malah terkekeh kecil melihat wajah kesal gadis yang berada di sampingnya.

Aran mengelus lembut kepala Chika.

Chika yang di perlakukan seperti itu oleh Aran, mendadak membuat dirinya menjadi salting.








TBC

Bos Galak Itu Bocil Ku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang