32

2.8K 347 3
                                    

"P-pagi tante"

"TANTE?!!"

Semua yang berada diruang tamu tersentak kaget mendengar teriakan sang mama.

"Apa makaud mu memanggilku dengan sebutan itu?!! Aku itu calon ibu mertuamu!!" Ucap sang mama sambil melotot tak terima.

Sedangkan chika, ia sudah memeluk lengan kekar aran. Merasa takut?

Terntu saja!

"Panggil aku dengan sebutan mamah, jika tidak kamu akan saya coret dari daftar nama calon menantu"jelas sang mama lantang.

Chika hanya menganggukan kepalanya cepat. Dirinya tidak berbicara sepata katapun lagi.

"Oh ya, kamu terlihat begitu cantik. Kenapa kamu mau bersama anak durhaka ku ini?"tanya sang mamah sembari memberikan senyum terbaiknya.

Sedangkan chika melongo netap ke arah aran yang sudah mendengus kesal.

"Durhaka?"tanya chika.

"Ya, dia sangat sangat membuatku naik tensi. Jika dia membawa mu lebih awal, maka aku tidak perlu menyerocos setiap hari"jelas sang mama.

"Kenapa?"tanya chika lagi.

"Dia itu sudah tua, tapi tidak pernah membawa calon menantu untuk ku. Dan sekarang berapa umur mu aran?"

"28"sahut aran singkat.

Chika yang mendengarnya menatap tak percaya ke arah aran.

Ah! Seaharunya dirinya lebih memperhatikan wajah pria ini. Sudah cukup tua. Batin chika.

"Mama kasian sama kamu nak, sebaiknya kamu mencari calon yang lebih baik dari anak mamah, dia suah tua bangka seperti ini. Nanti kamu akan kerepotan mengurus pria tua ini"jelas sang mamah.

Aran melotot tak terima, ia merangkul tubuh chika, seakan tak memperbehkan gadis itu untuk pergi.

"Apa apaan! Aku udah berusaha untuk mencuri hatinya"ujar aran tak terima.

"Ha! Modal sogok doang bangga"desis sang mamah.

Freya menganggukan kepalanya setuju dengan ucapan mamahnya.

"Tidak! Kenapa semua orang di rumah ini selalu berpikiran buruk tentang ku"ucapnya lirih.

"Helah"ujar mamahnya.

"Ah iya, ada sesuatu yang ingun ku berikan pada calon menantu kesayangan ku ini"ujar sang mamah.

Mamah berdiri dari duduknya. Ia menatap ke arah chika.

"Ayo ikut mamah"

Chika menatap ke arah aran. Aran hanya menganggukan kepalanya saja.

Chika berjalan mengikuti mamah aran dari belakang. Mereka berdua berjalan menuju kamar sang mamah.

"Mama tidak tau harus berterimakasih dengan apa, tapi mamah punya satu kalung pemberian dari papahnya aran"ujar sang mamah.

Chika hanya berdiri sebari menatap ke arah mamah ara yang sedang membuka lemari bajunya.

"Nah ini dia"gumang sang mama.

Mamah aran berjalan mendekati chika yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Ini dari mama, sebagi ucapan terimakasih karena kamu telah membuat putra durhaka mama memiliki calon istri secantik kamu"ujarnya.

Chika tersentak saat mamah aran memasangkan kalung emas belantion permata.

"Ah! Kau sangat cantik... aku jadi tidak sabar memiliki cucu dari mu"ujar mamahnya terharu.

Chika yang mendengar itu hanya terbatuk ringan.






Wkwkwk

Tbc

Bos Galak Itu Bocil Ku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang