Bab 2-Double Date

568 44 0
                                    

Happy Reading❤️

Suara notifikasi pesan dari handphone Daizy, membuyarkan lamunannya. Daizy baru sadar jika keadaan kelas sudah sepi, hanya ada dirinya seorang di sana.

Daizy baru ingat jika ia ada janji double date bersama Ruri dan Okan. Karena tadi pagi, Okan yang katanya sedang pusing karena memikirkan tugas makalahnya, meminta Ruri untuk membawanya jalan ke mana pun asalkan ia bisa mendinginkan kepalanya. Siapa tahu ia akan menemukan ide di saat sedang healing.

Ruri yang sangat ingin mengadakan double date bersama Daizy dan Aldafi akhirnya menyarankan agar mereka melakukan double date saja. Meskipun awalnya Okan menolak, karena ia hanya ingin jalan berdua saja, akhirnya menyerah karena paksaan dan juga sedikit ancaman dari Ruri.

Bukan hanya Okan, Aldafi pun menolaknya mentah-mentah karena ia merasa double date itu norak dan mengganggu privasi antar pasangan. Namun, Ruri tetap memaksa dan dengan dibantu oleh Daizy, akhirnya ia menyerah. Tapi, dengan syarat tidak jauh dari area kampus.

Aldafi menjadi trauma untuk membiarkan Daizy pergi jauh dari lingkungan yang belum Aldafi kenal dengan baik. Karena di tempat yang ia kenal saja Daizy celaka, apalagi di luar sana.

Dan sekarang, Daizy yang sudah telat segera mengambil buku-buku yang ada di atas meja dan juga tasnya. Ia segera berlari keluar dari dalam kelas.

Daizy berlarian di koridor kampus sampai tanpa sengaja ia menyenggol seorang mahasiswa dan semua buku yang ia pegang jatuh ke lantai.

"Maaf, maaf," ujar Daizy tanpa melihat ke arah mahasiswa yang baru ia tabrak. Ia segera mengambil buku-buku yang berserakan di lantai.

"Enggak papa kok, biar aku bantu ambil," ujar mahasiswa yang baru saja Daizy tabrak.

"Ah iya, terima kasih," ujar Daizy sambil terus mengambil buku-bukunya.

Beberapa saat kemudian, aktivitas mengambil buku Daizy terhenti karena ia sadar siapa pemilik suara itu. Daizy mendongakkan kepalanya dan tertegun saat matanya beradu dengan mata sayu milik Rey.

Saat mereka masih berpandangan, tiba-tiba ada tangan yang menyambar buku Daizy dari tangan Rey sehingga membuat Daizy dan Rey terperanjat.

"D-dafi?"

Aldafi dengan muka sangarnya itu, langsung mengambil sisa buku Daizy yang masih tergeletak di lantai dan segera menarik Daizy agar ia berada di belakang tubuhnya.

"Mau apa lo?" tanya Aldafi dengan nada marah.

"Gue cuma bantu Daizy ambil bukunya, enggak usah salah paham," jawab Rey datar.

"Tatapan lo yang bikin orang salah paham!" ujar Aldafi mempertegas.

Aldafi segera menarik tangan Daizy dan mengajaknya pergi dari sana. Aldafi bahkan tidak segan untuk merangkul pundak Daizy di depan Rey.

Rey hanya bisa menggertakkan giginya melihat pemandangan yang sangat membuat hatinya terbakar itu.

Baru beberapa langkah Aldafi dan Daizy pergi, suara Rey yang menginterupsi membuat Aldafi menoleh dan menatapnya dengan tajam.

"Apalagi?!" tanya Aldafi.

"Daizy, i-ini punya kamu?" tanya Rey yang sedikit terbata.

My Cold Neighbor 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang