Bab 25-Hal Tidak Terduga

119 14 2
                                    

Happy Reading❤️
.
.
.
.
.

Mobil berwarna hitam itu berhenti tepat di depan gerbang bercat putih.

Wanita paruh baya yang sedari tadi menunggu dengan cemas segera mendorong gerbang rumahnya agar mobil itu bisa masuk ke pekarangan rumah. Wanita itu adalah Ika, ibu Daizy.

Cklek

Baru saja Daizy turun dari mobil, Ika langsung memeluknya dengan erat, ia tampak sangat khawatir.

"Kamu enggak kenapa-kenapa kan, nak?" Tanya ibu Daizy.

Daizy tersenyum, lalu membalas pelukan Ika, "Daizy enggak papa kok bu, cuma lecet dikit."

"Ya udah, kita masuk yuk, pokoknya kamu harus istirahat penuh hari ini," ujar Ika sambil membawa Daizy untuk masuk.

"Eh, ada nak Ruri, ayo ikut masuk juga," ujar Ika, ia menggandeng Ruri juga bersamanya, "Kamu udah lama enggak dateng ke sini."

"Iya tante, lagi sibuk dikit, heheh."

Galang yang ditinggal sendirian pun hanya bisa mengembuskan nafasnya sambil geleng-geleng kepala. Jika dua "putrinya" sudah berkumpul, pasti ia akan menjadi seperti anak tiri.

"Ibu, tungguin Galang," ucap Galang.

"Tutup gerbangnya dulu baru masuk ya, nak," sahut Ika dari dalam.

Galang hanya tersenyum seperti logo kum*n.

🍁🍁🍁

Ruri mengupas kulit jeruk dan bau harum semerbaknya langsung menguar ke seluruh penjuru ruangan.

Daizy menoleh ke arah Ruri, "Aku enggak mau makan jeruk."

"Enggak mau ya? Ya udah aku makan sendiri aja," ujar Ruri yang langsung memasukkan dua biji jeruk ke dalam mulutnya.

Ruri menghela nafasnya dengan keras agar Daizy bisa mendengarnya. Namun, Daizy seperti sedang menulikan pendengarannya. Ia hanya diam sambil menatap ke arah balkon.

"Kamu kenapa enggak mau makan sih? Tadi enggak mau makan nasi, sekarang jeruk juga ditolak," keluh Ruri yang terdengar sedikit tidak jelas karena ia berbicara dengan mulut yang penuh dengan jeruk, "Salah mereka apa?"

"Bukan salah mereka, aku yang enggak nafsu makan," jawab Daizy tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tapi kamu harus makan."

"Nanti."

"Kapan, sampai Kak Dafi ngehubungin kamu?" Ruri menjeda ucapannya, "Bucin boleh, tapi kamu kan juga butuh tenaga biar lancar bucinnya."

Daizy hanya diam tidak merespon, membuat Ruri gemas.

"Oh iya, tadi kenapa kamu bohong ke Kak Galang?" Tiba-tiba Ruri teringat kejadian saat mereka ada di perjalanan tadi. Ruri terus menahan rasa penasarannya agar tidak membuat Galang curiga.

"Soal Dafi?" Tanya Daizy balik yang langsung diangguki Ruri sebagai jawaban.

"Aku enggak kepengen nama Dafi jadi tambah jelek di mata Kak Galang, terpaksa aku bohong."

My Cold Neighbor 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang