Bab 24-Tanpa Kehadirannya

114 16 1
                                    

Happy Reading❤️
.
.
.
.
.

Daizy segera pergi setelah ia membaca pesan yang Anya kirim. Anya mengajak Daizy untuk bertemu. Ia berharap pertemuannya ini bisa menemukan jawaban atas berubahnya sikap Aldafi.

Teriknya sinar matahari tidak menjadi penghalang bagi Daizy untuk berlari menuju ke Kafe Kenanga, tempat yang Anya pilih untuk bertemu dengan Daizy.

Ia menyeka peluh sebesar biji jagung yang turun dari pelipisnya dengan kasar. Daizy benar-benar tidak mau menghabiskan waktu hanya untuk istirahat sebentar saja.

Dari kejauhan, Rey yang sedang berjalan sendirian tanpa sengaja melihat Daizy. Ia ingin menyapa Daizy, namun Daizy terlihat sedang terburu-buru.

"Kenapa Daizy lari-larian? Enggak kayak biasanya," batin Rey. Tiba-tiba ia merasa cemas, takut terjadi sesuatu, "Aku ikutin aja deh."

Baru saja ia akan ikut berlari, Rey sadar jika ada motor yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah belakang Daizy.

Rey segera berlari sambil meneriaki Daizy agar berhati-hati.

"Daizy, awas!"

Bruak

Rey terlambat, Daizy langsung terjatuh saat motor itu menyerempet tubuhnya. Rey yang kalap langsung berlari ke arah Daizy, menyingkirkan siapa saja yang menghalangi langkahnya.

Motor yang menyerempet Daizy tadi langsung pergi setelah melihat Daizy jatuh.

"Daizy, Daizy!"

Rey segera membawa kepala Daizy ke pangkuannya, ia menepuk pipi Daizy berkali-kali. Namun Daizy tidak merespon, ia pingsan.

Rey segera menggendong Daizy dan pergi membawanya ke rumah sakit yang berada tak jauh dari area kampus, tepatnya berada di depan Kafe Kenanga.

🍁🍁🍁

"Kak Rey!" Teriak Ruri saat ia berhasil menemukan Rey di antara orang-orang yang ada di rumah sakit.

Ruri dan Okan segera berlari ke arah Rey. Ruri langsung menyerbu Rey dengan beberapa pertanyaan.

"Mana Daizy, gimana keadaannya, kok bisa sih dia diserempet motor?!"

"Ssttt, jangan teriak-teriak. Kita lagi di rumah sakit!" Ujar Rey dengan nada rendah, namun terdengar tegas.

"Maaf, Daizy mana?" Tanya Ruri lagi, kali ini dengan nada suara yang lemah. Ia sangat khawatir saat mendengar kabar dari Okan tadi.

"Lagi diperiksa, kayaknya sebentar lagi selesai," jawab Rey.

Beberapa menit kemudian, dokter yang memeriksa Daizy pun selesai memeriksa Daizy.

"Gimana keadaan Daizy, dok?" Tanya Ruri.

"Teman kamu baik-baik saja, hanya luka ringan dan sudah saya obati. Kalau infusnya sudah habis, boleh pulang," jawab dokter itu.

"Kenapa Daizy belum siuman sampai sekarang dok, Daizy akan sadar kan?" Tanya Ruri lagi. Pikiran-pikiran buruk mulai datang memenuhi otaknya.

My Cold Neighbor 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang