Happy Reading🤎
.
.
.
.
.22-Oktober-2022 23.00 (kembali ke saat Daizy menginap di rumah Ruri)
Setelah mendengar cerita Daizy yang sangat kompleks. Ruri terdiam namun otaknya terus berputar untuk mencerna apa yang baru saja ia dengar.
Ruri membayangkan jika dirinya berada di posisi Daizy saat itu pasti sangat berat. Karena ia yang sekarang hanya mendapat ceritanya saja sudah pusing dan bingung.
"Jadi, alasan kamu mutusin Kak Dafi bukan karena enggak percaya sama dia kan?" Tanya Ruri untuk memastikan apakah Daizy terpengaruh ucapan terakhir Anya.
Daizy menganggukkan kepalanya tanpa melihat ke arah Ruri. Ia menatap cangkir berwarna putih itu dengan kosong.
Ruri pun melingkarkan tangannya di pundak Daizy dan bersandar di pundak yang satu lagi. Ruri menepuk-nepuk pundak sebelah kiri Daizy beberapa kali untuk menenangkannya.
"Everything will be okay Zy. Percaya sama aku. Kamu udah melakukan yang terbaik," ucap Ruri memberi energi poaitif.
"Rur," panggil Daizy.
"Hmm?"
"Tolong bilangin ke Kak Okan sama Kak Rey aku ngucapin terima kasih ke mereka karena udah bantuin aku nyari pelakunya selama ini. Terutama ke kamu, makasih banget udah selalu bantuin aku dan mau aku repotin," ucap Daizy secara tiba-tiba membuat Ruri heran. Namun, Ruri mencoba untuk memahami perasaan Daizy.
"Itu gunanya temen Zy, aku enggak pernah merasa direpotin kok. Terus kalau mau ngucapin terima kasih, kenapa enggak kamu ucapin langsung ke mereka?"
"Enggak bisa," Daizy menggelengkan kepalanya dan Ruri baru sadar jika air mata kembali tergenang di pelupuk mata Daizy.
Perasaan Ruri menjadi tidak enak, "Kenapa?"
"Tolong bilangin juga ke mereka jangan nyari-nyari pelakunya lagi, terutama kamu Rur," tambah Daizy tanpa menjawab ucapan Ruri.
"Kenapa? Kenapa aku sama yang lain enggak boleh nyari pelakunya lagi? Kamu enggak berencana untuk nyerah kan?" Ruri menatap Daizy lekat menuntut jawaban. Ia memegang kedua pundak Daizy agar Daizy melihat ke arahnya.
Daizy perlu beberapa waktu untuk menjawab pertanyaan Ruri dan akhirnya menjawab, "Iya."
Mata dan mulut Ruri seketika terbuka kaget mendengar jawaban Daizy, "Bohong. Kamu enggak bisa bohongin aku Daizy, mata kamu bicara hal lain."
Ruri berdiri dan mengusap wajahnya dengan kasar. Langkah kakinya bergerak ke kanan dan kek kiri dengan gelisah.
"Kamu mau menjauh dari aku dan yang lain kan? Biar aku, Kak Okan sama Kak Rey enggak dicelakain sama si peneror brengsek itu?!" Amarah Ruri sudah mencapai puncak dan ia sangat geram kepada si peneror itu.
"Itu juga alasan utama kamu untuk mutusin Kak Dafi kan? Kamu takut Kak Dafi dalam bahaya," tambah Ruri. Ia menatap Daizy dengan serius dan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Neighbor 2
Storie d'amoreBaca Season 1 dulu, baru yang kedua. Karena ceritanya nyambung, oki doki.. Daizy dan Aldafi sudah mencapai hubungan yang baru, hubungan yang sama-sama pertama kali mereka jalani. Namun, masih ada banyak teka-teki yang belum terpecahkan menghantui ke...