Bab 4-Kedatangan Mereka

412 40 3
                                    

Happy Reading❤️
.
.
.
.
.

Daizy dan Aldafi memilih untuk pergi meninggalkan Ruri dan Okan berdua saja. Acara double date mereka berakhir tidak menyenangkan karena insiden yang tidak terduga.

“Seharusnya aku enggak usulin permainan itu,” ujar Daizy menyesali perbuatannya.

Aldafi menatap mata pacarnya yang murung. Ia mengelus kepala Daizy, lalu tersenyum tipis, “Enggak usah nyalahin diri sendiri, bukannya kamu yang bilang kalau suatu masalah itu bukan disebabkan oleh satu orang aja, tapi ada beberapa aspek.”

“Hmm, iya juga sih.”

Tiba-tiba Daizy teringat sesuatu yang dulu tampak mengganjal.

“Tapi, kalau dipikir-pikir, setelah lulus dari SMA, aku enggak dengar kabar tentang Kak Rey lagi, kayak dia menghilang dari dunia gitu aja. Mungkin dia ngilang karena masalah itu ya?” Daizy mulai merangkai kemungkinan-kemungkinan yang ada di dalam benaknya.

“Mungkin,” jawab Aldafi, wajahnya mulai masam mendengar Daizy membahas Rey.

“Aku juga pernah dengar kalau Kak Rey enggak masuk ke Universitas ini dari awal, tapi dia pindahan dari Universitas yang ada di luar kota. Hmm, mangkanya dulu aku masuk ke Univ ini karena ngira Kak Rey enggak masuk Univ ini juga,” lanjut Daizy.

“Jadi, kamu nyesel masuk univ ini karena ada Rey, ternyata kamu masih peduli tentang Rey ya?” tanya Aldafi dengan raut wajah tidak mengenakkannya.

“Hah, kok bisa kayak gitu?” tanya Daizy balik, ia tidak paham mengapa Aldafi berucap seperti itu.

“Iya lah, karena kamu ingin menghindari dia jadi mau enggak mau kamu mikirin dia ada di mana. Kalau kamu udah enggak peduli, mau dia ada di depan kamu juga enggak bakal berpengaruh buat kamu, itu namanya move on,” Aldafi mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan raut wajah cemburunya.

“Ah, gitu ya,” Daizy tampak kaget dengan pemikiran Aldafi. Karena ia sendiri berpikir jika lebih baik untuk tidak bertemu saja. Tapi jika dilihat, Aldafi lebih berpikir menerima masa lalu dan tidak terganggu karenanya itu dinamakan move on menurut Aldafi.

Daizy seperti menemukan hal baru di diri Aldafi. Ia menjadi lebih bersemangat untuk menemukan hal-hal baru lagi tentang Aldafi.

“Itu kan dulu, kalau sekarang aku udah enggak terganggu kok, beneran!” ujar Daizy sambil menunjukkan jari kelingkingnya tanda janji.

“Tapi kamu masih mikirin dia kan, ngapain kamu inget-inget tentang masa lalu kamu?” tanya Aldafi.

“Aku cuma ngerangkai kemungkinan-kemungkinan aja kok.”

“Tapi aku enggak suka Rey ada di pikiran kamu meskipun hanya sesaat.”

Aldafi langsung menarik Daizy dan membawa Daizy ke dalam pelukannya. Daizy membalas pelukan Aldafi dengan erat. Akhir-akhir ini pelukan Aldafi menjadi tempat ternyaman bagi dirinya begitu pun sebaliknya.

Aldafi memberikan ciuman di puncak kepala Daizy beberapa kali.

Tiba-tiba pikiran Aldafi melayang ke saat di mana ia berperilaku kejam ke Daizy dulu dengan berusaha untuk menjauhkan Daizy dari hidupnya.

My Cold Neighbor 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang