Bab 34-"P" Word

125 12 5
                                    

Happy Reading🤎
.
.
.
.
.

Hari yang cerah sangat berbanding terbalik dengan suasana hati Daizy yang sangat buruk. Tubuhnya sangat lemas hingga ia tidak sanggup untuk berdiri mengejar Galang.

Hati Daizy terasa kosong seperti ada sesuatu yang hilang.

Ting

Daizy yang terduduk lemas di atas rumput taman itu mengambil handphone yang bergetar di saku celananya.

082-xxx-xxx-226
Gimana, suka sama kejutannya?     07.01

Daizy Inara
Apa mau kamu?     07.01

Kamu siapa?!     07.01

Kenapa kamu melakukan ini?!     07.01

Apa salahku, hah?!     07.01

Amarah Daizy langsung memuncak ketika melihat pesan itu. Ia meremas handphonenya dengan kuat hingga tangannya bergetar ketika melihat tulisan typing di bawah nomor tidak dikenal itu.

082-xxx-xxx-226
Udah gwe bilang putusin Dafi, tapi lo
enggak nurut.                              07.02

|Anda
|Apa salahku, hah?!
Salah lo? Lo masih tanya salah lo
apa?                                            07.02

Kehadiran lo aja udah salah!     07.02

Daizy menatap layar handphonenya dengan nanar. Ia memilih untuk tidak membalas pesan itu lebih lanjut karena jika ia salah menjawab lagi, bisa-bisa semuanya menjadi lebih kacau.

🍁🍁🍁

Daizy berjalan dengan lunglai menuju rumahnya. Ia sengaja memperlambat jalannya demi meyiapkan mental untuk bertemu dengan kakaknya lagi.

Ketika Daizy hampir saja sampai, dari kejauhan ia melihat Galang baru saja pergi dari rumah dengan tas ransel yang berada di punggungnya.

"Kakak mau ke mana, bu?" Tanya Daizy sambil berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Ia langsung lari masuk ke dalam rumah untuk memastikan langsung ke ibunya.

"Katanya mau nginep di kos temennya, soalnya pekerjaannya bakal padet minggu-minggu ini," jawab Ika yang sibuk dengan masakannya.

"Kakak kamu buru-buru banget sampek enggak sempet sarapan dulu," lanjut Ika.

Ika tidak mengetahui pertengkaran Daizy dengan Galang tadi karena Galang memang sengaja ingin menutupi masalah itu dari ibunya. Ia tidak ingin ibunya sedih mengetahui jika kedua anaknya sedang bertengkar.

Daizy menggigit bibir bagian bawahnya saat ia merasa akan mulai menangis lagi. Tanpa mengucapkan sepatah dua patah kata lagi, Daizy langsung pergi ke dalam kamarnya.

🍁🍁🍁

Sudah lebih dari setengah jam Daizy hanya meringkuk di lantai sambil memegang kedua lututnya. Ia membenamkan wajahnya yang sudah basah dengan mata sembab sampai ia tidak bisa melihat sekitar dengan jelas.

My Cold Neighbor 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang