Bab 7-Sukma Jaya

313 39 1
                                    

Happy Reading❤️


Daizy membelalakkan matanya saat merasakan sesuatu yang aneh di mulutnya. Ia melihat ke arah Marco yang seperti menanti pendapatnya.

"Gimana, enak?" Tanya Marco.

"Hmm, enak," jawab Daizy, ia menutup mulutnya dengan haru. Ia tidak pernah memakan makanan seenak ini sebelumnya.

"Bagaimana bisa makanan di samping kantor polisi seenak ini rasanya?" Batin Daizy, ia sampai ingin menangis.

Daizy kembali menyendok kue itu dalam ukuran yang besar, lalu ia segera melahapnya.

Marco tersenyum senang karena pilihannya tidak salah.

Daizy terus memakan kue itu sampai habis. Pada suapan terakhir, ia baru sadar jika sedang diperhatikan oleh Marco.

"A-ah, maaf. Saya sampai lupa ada bapak di situ," ujar Daizy yang merasa malu karena ia sempat lupa kondisi.

Padahal beberapa menit yang lalu, ia gemetar ketakutan dan hampir menangis.

"Tidak papa, itu minumnya silakan dihabiskan," timpal Marco.

Daizy hanya tersenyum tipis, lalu segera meneguk susu cokelat yang Marco beli bersama dengan kue tadi. Sungguh nikmat.

"Hmm, minuman ini juga enak. Kapan-kapan ajak Dafi ke sini ahhh," batin Daizy.

Daizy langsung menghabiskan susu itu sampai tetes terakhir. Benar kata Marco, setelah sarapan kekuatan Daizy kembali pulih. Pikirannya juga lebih jernih sekarang.

"Terima kasih untuk makanannya pak, biar saya yang bayar nanti," ujar Daizy.

"Tidak perlu nak, pesanannya sudah saya bayar semuanya."

"Aaah, tapi saya merasa tidak enak. Apalagi tadi Anda hanya melihat saya makan," Daizy tampak berpikir sejenak, "Bagaimana jika saya belikan Anda kopi dan makanan sebagai gantinya?"

"Ya sudah, kalau kamu memaksa, cukup belikan saya kopi hitam saja," ujar Marco yang membuat Daizy tersenyum lega.

"Baiklah, akan saya pesankan."

Daizy beranjak dari duduknya menuju ke meja kasir untuk memesan kopi hitam.

Beberapa saat kemudian, ia kembali dengan satu cup kopi hitam yang masih mengeluarkan asap. Ia menaruhnya di depan Marco, "Silakan dinikmati."

"Terima kasih," balas Marco. Ia langsung meminum kopinya.

Selama Marco menyeruput kopinya, hanya ada keheningan di antara mereka yang menciptakan suasana menjadi canggung.

Karena hanya diam, Daizy kembali mengingat tentang Dimas. Ia mengetuk-ketukkan kakinya ke lantai sambil berpikir bagaimana caranya ia bisa melihat jenazah Dimas.

"Pada jam 5 pagi tadi, saya menemukan Dimas sudah tergantung di dalam sel isolasinya. Dia masuk ke dalam sel isolasi karena membuat kegaduhan dengan narapidana lainnya sebelumnya."

Tiba-tiba Marco membuka suara membuat atensi Daizy sepenuhnya tertuju kepadanya. Ia merasa ngeri membayangkan bagaimana jika dirinya menemukan seseorang tergantung kaku di hadapannya. Pasti membuatnya trauma.

Hanya dengan membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik ngeri.

"Saya langsung memanggil petugas yang lain agar bisa segera mengevakuasinya. Lalu, ketika saya menunggu yang lain, saya menemukan ini di dalam mulut Dimas."

Marco mengambil sesuatu dari dalam saku seragamnya. Daizy melihat ada benda putih yang terlihat seperti secarik kertas di dalam plastik berukuran. Kertas yang ada di dalam plastik itu tampak lecek dan lusuh.

My Cold Neighbor 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang