Happy Reading❤️
.
.
.
.
.Daizy, Aldafi dan Rika duduk di kursi yang berada di teras rumah Daizy. Saat ini hanya ada keheningan di antara mereka.
Aldafi menatap Rika dengan tatapan tajam sekaligus dingin, membuat Rika kesulitan untuk menelan salivanya.
"Emmm, jadi Kak Rika yang tadi ngikutin aku?" Tanya Daizy membuka percakapan. Karena ia melihat sepertinya tidak ada yang ingin membuka suara.
"Maaf ya Zy, gue beneran enggak maksud ngikutin apalagi nakut-nakutin lo. Gue cuma mau ngomong sama lo," Rika beranjak dari duduknya, ia menggenggam tangan Daizy.
Spontan Aldafi langsung menarik tangan Daizy dari genggaman Rika.
"Jangan pegang-pegang, gue masih belum percaya sama lo!" Ujar Aldafi dengan tegas.
Seketika tubuh Rika menegang mendengar penuturan Aldafi.
"Mau ngomong apa lo ke Daizy?" Lanjut Aldafi.
"G-gue...," Rika memainkan jari-jarinya dengan gelisah. Ia bingung harus mengatakannya di depan Aldafi atau tidak.
"Kalau lo enggak ngomong, gue lapor polisi sekarang juga!" Ancam Aldafi yang berhasil membuat Rika membulatkan matanya ketakutan.
"Jangan-jangan, oke gue bakal ngomong," jawab Rika pasrah.
"J-jadi, tadi siang gue ke penjara buat nemuin Dimas. Dia nyuruh gue buat sampein sesuatu ke lo," ujar Rika sambil menatap Daizy.
"Bentar, ada urusan apa lo sama berandalan itu?" Tanya Aldafi curiga.
Mendengar nama Dimas saja sudah membuatnya naik pitam.
"Eeeee, itu-itu... Gue disuruh kampus buat nulis artikel tentang kasus ini dan kami butuh kesaksian dia," jawab Rika panik.
Aldafi mengernyitkan dahinya tidak percaya, "Jangan coba-coba lo bohongin kita, gue tahu lo enggak ada hubungan apa-apa sama tim jurnalis kampus!"
"Gue butuh penunjang nilai, jadi gue gabung sama tim jurnalis. Kenapa, enggak boleh?!" Rika melipat kedua tangannya di depan dada dan membalas tatapan Aldafi dengan tajam juga.
"Udah-udah jangan ribut malem-malem, enggak enak didengar tetangga," ujar Daizy melerai.
"Pacar lo duluan tuh yang mulai," Rika masih mengomel, sedangkan Aldafi seperti sudah malas berurusan dengannya.
"Jadi, Dimas mau nyampein apa?" Tanya Daizy.
"Ah ... Itu," Rika kembali menjadi gelisah, "Katanya kalau lo mau tau tentang 'cewek gila' itu, lo harus nemuin dia di penjara, sendirian. Karena dia cuma mau ngomong kalau sama lo."
"Apa?!" Aldafi menggebrak meja membuat Daizy dan Rika terkejut dibuatnya.
"Enggak ada yang kayak gitu, enggak boleh!" Lanjut Aldafi, kini ia beralih menatap Daizy, "Kamu jangan ke sana, aku yakin itu cuma akal-akalan dia buat bohongin kamu aja!"
Daizy tampak merenung.
"Jangan bilang kalau kamu percaya?" Aldafi menatap Daizy tidak percaya.
"Mungkin aja itu bener."
"Daizy, Dimas itu kriminal, dia bisa berbohong dengan mudah!"
"Kalau itu benar gimana?" Daizy menatap Aldafi dengan tatapan yang tersiksa, "Seenggaknya aku bisa nemuin titik terang tentang siapa penyerangku. Aku enggak mau cuma diem-diem aja dan terus khawatir setiap keluar sendirian!"
Dada Daizy naik turun dan nafasnya memburu. Ia sangat tersiksa dengan situasi sekarang yang terus membuatnya khawatir.
Daizy tidak bisa terus bergantung kepada Aldafi karena pasti Aldafi juga memiliki urusan sendiri. Seperti tadi pagi misalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Neighbor 2
RomansaBaca Season 1 dulu, baru yang kedua. Karena ceritanya nyambung, oki doki.. Daizy dan Aldafi sudah mencapai hubungan yang baru, hubungan yang sama-sama pertama kali mereka jalani. Namun, masih ada banyak teka-teki yang belum terpecahkan menghantui ke...