Bab 17-Boneka Hijau Muda

152 28 1
                                    

Happy Reading❤️
.
.
.
.
.

Tubuh Daizy membeku saat melihat stiker yang tampak tidak asing di matanya itu menempel di sudut diary yang ia ketahui adalah milik Rika. Stiker Hello Kitty.

"Kenapa kak?" Tanya Anya yang merasa bingung dengan ekspresi Daizy.

Daizy mendongakkan kepalanya yang semula tertunduk melihat diary itu ke arah Anya.

"K-kak Rika, suka Hello Kitty?" Tanya Daizy.

"Oooh, stiker itu?" Anya menjeda ucapannya, "Iya, Kak Rika suka banget ngoleksi stiker Hello Kitty."

Daizy terdiam selagi pikirannya berkelana ke mana-mana, "Apa Kak Rika beneran kerja sama, sama Dito?" Batin Daizy.

"Sini pa," ucapan Anya kepada seseorang menyadarkan Daizy dari lamunannya.

Daizy segera menutup buku diary itu saat ada seseorang yang datang. Orang itu tampak sedang duduk di samping Anya.

Daizy melihat ke arah pria paruh baya yang sekarang tengah tersenyum ke arahnya.

"Loh, Pak Marco?" Daizy kenal siapa orang yang duduk di samping Anya itu. Ia adalah Marco, polisi yang memberikan catatan kecil yang Dimas tinggalkan untuk Daizy waktu itu.

"Iya, nak Daizy," jawab Marco dengan senyum ramahnya, "Ini minuman yang kamu pesan tadi. Kebetulan saya juga memesan minuman, jadi sekalian bawa punya kamu juga."

Marco menaruh segelas cappucino di hadapan Daizy. Daizy pun membalas senyum Marco dengan senyum canggung, "Terima kasih."

Dengan masih diliputi kebingungan, Daizy menoleh ke arah Anya, meminta penjelasan.

"Kenalin kak, dia papa aku, namanya Papa Marco. Dia ketua kepolisian di daerah sini," ujar Anya memperkenalkan Marco ke Daizy.

Daizy mengangguk-anggukkan kepalanya dengan pelan. Ia sedikit terkejut karena baru mengetahui jika ternyata polisi yang ia temui tempo hari adalah ayah Anya. Dunia memang sempit sepertinya ya?

"Pa, kenalin. Ini Kak Daizy," ujar Anya.

"Iya, papa tahu. Papa pernah bertemu dengan nak Daizy sebelumnya," ujar Marco.

"Ooh, benarkah?" Ucap Anya sambil menutup mulutnya karena terkejut.

Sebenarnya Daizy merasa sedikit ada yang aneh di sini. Padahal tadi dirinya sudah memanggil nama Marco dan Marco pun juga memanggil nama Daizy dengan sangat jelas.

Bukankah itu sudah menandakan jika mereka berdua saling kenal? Apakah Anya tidak mendengarnya?

Namun, Daizy salah. Sebenarnya ada sesuatu yang terjadi sebelum mereka bertemu tadi.

2 jam sebelum Daizy dan Anya bertemu

"Pa," panggil Anya dari balik pintu berwarna coklat itu. Ia hanya menyembulkan kepalanya, melihat Marco yang sedang sibuk dengan pekerjaan-pekerjaannya.

Marco mendongakkan kepalanya, melihat ke arah Anya. Ia tersenyum, lalu menyuruh Anya untuk masuk ke dalam ruang kerjanya, "Ada apa nak? Sini masuk."

My Cold Neighbor 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang