Bab 8-Bincang Malam

299 39 2
                                    

Maaf telat up, kemaleman banget lagi, huhu...
Aku lupaaa kalau udah senin, tadi ada yang bilang hari jum'at siiih!
Eh, malah curhat.
Happy Reading❤️
.
.
.
.
.

"Jadi, kamu mengira kalau Dimas dibunuh?" Tanya Reno, tampaknya ia tidak terlalu terkejut.

"Daizy enggak terlalu yakin sih, tapi paman bisa bantu Daizy kan?" Daizy memegang tangan Reno, "Bantuin Daizy selidiki apa yang terjadi sebelum Dimas meninggal."

"Daizy," Ika menyenggol lengan Daizy karena Daizy melamun, "Kok malah melamun, kayaknya kamu memang lagi berantem sama Dafi ya?"

Daizy langsung tersadar dari lamunannya. Ia menatap ibunya dalam keadaan masih kaget.

Daizy sengaja tidak memberitahukan hal ini kepada Ika karena pasti ia akan khawatir. Daizy juga belum sepenuhnya yakin dengan statementnya itu.

"Eeeeeh, enggak kok bu, cuma ada sedikit kesalahpahaman aja, hehe," jawab Daizy dengan cengirannya.

"Berantem itu wajar, tapi harus segera baikan. Enggak baik berantem lama-lama," ujar Ika menasehati. Daizy mengangguk-anggukkan kepalanya tanda ia paham.

"Kalau ibu, apakah ibu pernah bertengkar dengan seseorang, bertengkar hebat gitu?" Daizy tiba-tiba menanyakan hal random yang tiba-tiba muncul di dalam pikirannya. Ia tidak bermaksud apa-apa.

Tapi, raut wajah Ika langsung berubah, ia seperti orang yang sedang tertangkap basah melakukan sesuatu. Ika gelisah.

"Hah ya tentu saja, tidak ada manusia yang tidak bertengkar kan? Oh iya, kamu belum makan dari tadi tidur terus. Mau ibu ambilin?" Ika langsung mengalihkan topik pembicaraannya sehalus mungkin sehingga Daizy tidak terlalu curiga.

Mendengar pertanyaan ibunya, membuat Daizy sadar jika penyebab perutnya panas adalah karena dia belum makan.

"A-ah, kalau boleh, Daizy mau makan di luar sama Dafi, bu."

"Oh ya udah, kalau gitu. Jangan lupa baikan ya," Ika mengelus rambut putrinya itu, lalu tersenyum sebelum ia pergi dari sana.

Daizy pun tersenyum tipis sambil melihat punggung ibunya yang mulai menjauh.

Ting

Suara notifikasi kembali terdengar dari handphone Daizy. Kini, atensi Daizy beralih ke handphone yang ada di atas lacinya.
Ia segera mengambil handphone, lalu menyalakannya. Ada banyak sekali pesan dari Aldafi.

My Sugar Muffin

Kamu masih marah sama aku, aku masih enggak boleh deket-deket kamu?       15.06

Daizy, kamu enggak kenapa-kenapa kan?
                                                                   15.07
Kamu ke mana sih, apa jangan-jangan
Dimas ngapa-ngapain kamu? Soalnya tadi kamu kayak enggak baik-baik aja.     15.08

Daizy, kamu ketiduran ya?     18.59

Selamat tidur, semoga mimpi indah 19.00

My Cold Neighbor 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang