He's My Boyfriend [TERBIT] ✓

11.|Munafik

"Lidah bisa saja berbohong, tapi tidak dengan hati. Hati tidak pernah membohongi perasaan manusia"

Dhea Aqilla

•••

Happy Reading❤️

👑👑👑

"Berdiri lo semua! gitu aja udah nyerah."

Keringat bercucuran membasahi tubuh. Nafas Arthur tersengal-sengal setelah melawan 10 anggotanya yang kini terkapar di tanah. Semuanya mengangkat tangan pertanda menyerah. Mereka tidak bisa mengalahkan ketuanya yang terlalu brutal ketika menyerang.

Arthur berdecak kesal. Dia belum puas melampiaskan emosinya.

Tiba-tiba Farez melayangkan bogeman mentah ke rahang kokoh Arthur. Namun cowok itu malah tersenyum smirk karena Farez akhirnya mau turun tangan untuk melawannya.

Dua sahabat itu saling menyerang. Tidak akan berhenti sebelum di antara mereka ada yang kalah. Pertunjukan yang menarik, semua anggota argos yang ada di halaman memperhatikan dua pemimpin mereka yang sedang berduel.

"Plak... bugh... ayo semangat!" ucap Alfian antusias.

"Bugh... bawah, tendang, mantap!" imbuh Arya, tak kalah heboh melihat pertunjukan di depannya.

"Arthur atau Farez?" batin Jeky. Mereka sama-sama hebat, kira-kira siapa yang menang?

Saat Farez berhasil mendapatkan celah, dia menendang ulu hati sahabatnya. Arthur yang sedang dikuasai emosi kurang berhati-hati hingga akhirnya tubuhnya terpental. Dia tersungkur di tanah sambil memegangi perutnya.

Arthur yang sudah kehabisan energi hanya pasrah dengan apa yang akan dilakukan Farez selanjutnya. Namun, saat Farez berada di atas cowok itu, dia menghentikan kepalan tangannya yang erat tepat di depan wajah Arthur.

Arthur menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?" tanyanya sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Udah puas?"

Arthur terkekeh lalu tersenyum miring. "Iya."

Farez mengulurkan tangannya kemudian langsung diterima oleh Arthur. Untung saja ada Farez yang bisa mengendalikan amarah ketua Argos. Entah bagaimana nasib anggotanya jika Farez tidak menghentikan Arthur yang sedang berusaha meredamkan emosinya.

"Lo kenapa?" tanya Farez.

"Ternyata Luna suka sama gue. Hampir aja gue jadiin dia sebagai pelampiasan."