36.|Penenang Ego

73.5K 5.1K 510
                                    

Hai-hai para readers tersayang❤️ Selamat berhalu dengan anak" fiksiku wk🌹

Selamat malam dan selamat berbahagia🥳

Keluarlah kalian para silent readers. Muncullah ke permukaan dan beri tanggapan kalian tentang cerita ini biar aku tambah semangat nulisnya, huhu😭❤️

👑👑👑

Arthur berdiri di depan pintu ruang rawat bunda Ratna. Wanita yang paling dia sayangi kini terbaring lemah di bangsal dan setia memejamkan mata seolah tidak ingin bertemu lagi dengan anaknya. Angel sudah berusaha sekuat tenaga, masih ada kesempatan hidup merupakan keajaiban Tuhan yang paling diharapkan. Penyakit jantung bunda kumat dan hampir merenggut nyawanya.

Dua kakak beradik itu hampir saja kehilangan separuh jiwanya. Untung saja Tuhan masih berbaik hati mengembalikan detak jantung wanita paruh baya itu yang sempat menghilang.

"Bunda..." lirih Arthur seraya menatap pintu ruang rawat tanpa berani memasukinya.

Kelemahan terberatnya ada di wanita itu. Jika dia kehilangan bunda maka hancur sudah separuh kehidupannya. Dia selau berharap Tuhan tidak merenggut nyawa wanita itu, bahkan dia bersedia menggantikan kematian jika memang takdir itu bisa ditawar.

Angel keluar dari ruangan sambil terisak. Hampir saja dia tidak bisa menyelamatkan bunda. Dia segera berhambur ke pelukan Arthur. Tidak disangka kakaknya yang humoris dan tengil bisa menangis sesegukan seperti ini.

"Bunda baik-baik aja kan?" tanya Arthur seraya mengusap punggung Angel menyalurkan ketenangan lewat pelukan hangatnya.

"B-bun-da ham-pir m-mening-gal..." lirihnya dengan terisak.

Buliran bening berhasil lolos namun dengan cepat dia menyekanya. Arthur tidak ingin terlihat lemah saat ini. Dia harus menguatkan kakaknya dan memberi semangat agar bisa membantu bunda sehat kembali.

"Bunda baik-baik aja. Lo hebat, kak."

Arthur merenggangkan pelukannya lalu menyeka air mata Angel. "Udah jangan nangis lagi! Dokter Angel harus kuat, malu dong sama pasiennya," katanya sambil terkekeh berusaha menghibur kakaknya.

Angel menghirup oksigen lalu menghembuskan napas kasar. "Ayah mana? Kok belum dateng?"

"Tuan," panggil seseorang dari belakang membuat kedua kakak beradik Agatha itu menoleh bersamaan.

"Dimana ayah?" tanya Arthur seraya melepaskan pelukan dari Angel.

Seorang laki-laki bertubuh besar dengan tato yang memenuhi seluruh tangannya berdiri tegak di hadapan Arthur. "Lapor Tuan muda. Ayahanda tuan muda sekarang ada di sebuah apartemen arah barat perusahaan Agatha, sekitar 20 KM dari sini," sahutnya dengan tegas.

"Loh, bukannya ayah ada di luar kota? " tanya Angel mendapatkan gelengan dari Arthur.

"Sejak kapan ada di sana?"

"Sesuai pengamatan saya, Tuan Agatha tidak pergi ke luar kota tapi tinggal di apartemen itu sampai saat ini."

Arthur mengepalkan tangan erat. "Ada lagi?"

Laki-laki itu sedikit menunduk. "Tuan bersama seorang wanita."

Angel tersentak, sedangkan adiknya mengepalkan tangan erat sampai urat-urat tangannya menonjol. Nafasnya naik turun menahan gejolak yang tiba-tiba timbul di dalam dadanya. Apa maksudnya? Tinggal di apartemen bersama seorang wanita?

"Gue ke sana!"

"Tunggu! Gue ikut," cegah Angel dengan menahan tangan Arthur yang hendak pergi.

"Lo di sini jagain bunda. Biar gue yang nyamperin orang tua itu."

He's My Boyfriend [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang