31.|Mabuk

73.7K 5.6K 532
                                    

Happy reading❤️

👑👑👑

Masih dengan perasaan bimbang antara percaya atau tidak, Shena menundukkan kepala layaknya gadis pemalu yang tidak berani menatap orang-orang yang melewatinya. Athena dan Dhea yang melihat gadis itu berubah 180° bahkan ikut diam beradu pandang menanyakan lewat tatapan mata, apa yang telah terjadi?

"Shen? Lo sakit?" tanya Athena, punggung tangannya menyentuh kening Shena mengecek apakah gadis itu sedang demam atau tidak.

"Pagi-pagi udah kesambet setan kalem. Biasanya kek reog, hebohnya bikin SMA Galaksi hampir roboh," seloroh Dhea sambil menggelengkan kepala heran.

Shena masih terdiam. Dia kembali menatap ke depan menuju lobi utama, waktu masih pagi seperti ini sekolah sudah ramai dengan kehadiran para siswa. Dia mengedarkan pandangan seolah baru pertama kali menginjakkan kaki di SMA Galaksi, Athena sampai dibuat heran dengan tingkahnya.

Bukan sekedar mengedarkan pandangan, tapi gadis itu mencari sosok yang menurutnya harus di intimidasi. Cukup lama, bahkan sampai mereka menginjakkan kaki di koridor, Shena masih menengok ke kanan kiri seperti mencari sesuatu. Namun tidak ada, mungkin orang itu sudah di dalam kelas.

"Shen, tumben sepupu lo nggak berulah lagi. Apa udah tobat, tuh anak?" tanya Dhea sambil mengusap pundaknya yang tidak sengaja bertabrakan dengan siswa yang lewat.

Shena sekilas melihat Dhea lalu kembali mengedarkan pandangannya. "Bukan urusan gue."

"Nggak seru. Lihat lo berubah kalem kek gini, malah bikin gue pengen bully orang lagi," ujar Athena kesal.

"Wait! Gue ditugasin Rissa buat ngawasin lo, jangan sampai gue sama dia adu jotos lagi gara-gara tau lo bully orang. Bisa remuk badan gue."

"Lo aneh, Dhe. Bisa bela diri, tapi kalau hadapan sama musuh masih takut."

"Gue belum punya nyali. Butuh proses."

"Tapi lumayan bisa gituan. Kan, nggak takut mau kemana-mana."

"Sejatinya kekuatan manusia itu terletak pada keberanian. Sehebat apapun dia, kalau nggak punya nyali, tetap di anggap sebagai orang lemah di mata musuh," tutur Dhea penuh wibawa menirukan perkataan dari gurunya.

"Ooo. Bulet," celetuk Shena membuat Dhea yang semula bangga karena ucapannya langsung cemberut.

Shena teringat sesuatu kemudian melirik Dhea sambil terkekeh. "Nggak guna bisa bela diri, ujung-ujungnya manggil Alfian minta tolong," ledeknya.

Bola mata Dhea membulat sempurna. Dia teringat waktu mereka terjebak di antara pasukan black moon, saking terdesaknya di campur perasaan takut, tanpa sadar dirinya memanggil nama cowok brengsek itu. Ingin mengelak juga sepertinya malah membuat gadis itu menunjukkan wajah kemenangan karena berhasil meledeknya.

"Shena!" teriak Dhea sambil berlari mengejar gadis itu.

Athena juga ikut berlari tidak ingin jalan sendirian di koridor seperti orang kesasar. Semua siswa langsung menepi saat ketiga gadis itu melewatinya, menjadi sorotan utama di koridor adalah hal yang biasa terjadi. Tidak mengherankan jika saat ini mereka manjadi tontonan para siswa.

Mereka ngos-ngosan karna koridor begitu panjang dan berbelok, alhasil hingga sampai di depan kelas mereka ambruk ke lantai karena kelelahan. Shena yang kalem dan pendiam kembali berubah ke jiwa bar-bar nya lagi. Heboh dan jahil itulah kesenangannya.

Athena berdiri lebih dulu lalu menjulurkan keduanya tangannya. "Ayo masuk! Kita harus nyari contekan dulu. Jam pertama Bu Dian, gue nggak mau panas-panasan di lapangan karna lupa nggak ngerjain pr."

He's My Boyfriend [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang