52.|Jamkos Kala Hujan

70.7K 6K 516
                                    

Selamat malam semua❤️

Semangat ya🙂 Kamu hebat, kamu kuat, jangan sering insecure sama orang lain🥰

Happy reading 💞

👑👑👑

Seorang wanita dengan setelan jas putih dan stetoskop yang mengalung di leher tengah mengobrol dengan laki-laki yang memakai atribut polisi. Kebetulan Kenzo melewati rumah sakit setelah menjalankan patroli. Jadi dia mampir sebentar untuk memberitahu Angel supaya meluangkan waktunya nanti malam untuk memilih gaun pengantin.

Cukup lama mereka berbincang-bincang akhirnya AKP Kenzo pergi dari tempat itu. Angel melambai-lambai kepada calon suaminya. Tak lama kemudian, dia berdecak sebal karena ponselnya berdering sejak tadi.

"Siapa sih? Dari tadi nelpon terus," gerutu Angel sambil menekan tombol hijau dari nomor yang tidak dikenal.

"Turut berduka cita, beb."

"Heh, lo siapa?"

"Astaga, sama sahabatnya bisa lupa. Gue dokter Felisa, sahabat lo."

"Ooh. Lo sih ganti nomer terus. Maksud lo apa tadi?"

"Heheh, sorry. Waktu itu gue baru tau kalau adek lo cuci darah di rumah sakit gue. Gue nggak nyangka adek lo yang ganteng itu—"

"Hahh?? Jangan asal ngomong lo!" sentak Angel emosi.

"Kok ngegas? ngapain juga gue bohong. Padahal gue bilang baik-baik, lo malah ngegas gitu. Atau jangan-jangan lo belum tau??"

Angel terdiam. Jantungnya berdetak kencang, rasa ketakutan kini menyelimuti hatinya. Bola matanya memanas, rasa sesak di rongga dada membuatnya tak mampu membalas ucapan dari sahabatnya. Bagaimana mungkin? Adiknya selama ini terlihat baik-baik saja.

"Dia nggak bilang apapun sama gue..." lirihnya.

"Adik lo udah menderita gagal ginjal sejak dia naik kelas XII. Kesehatannya juga akhir-akhir ini menurun."

Angel memutus sambungan telepon sepihak. Dia mengepalkan tangan erat bersamaan dengan air mata yang mengalir deras di pipinya. Hal sepenting itu telah disembunyikan darinya? Dia sebagai kakak sekaligus dokter merasa telah gagal menjaga adiknya.

"Bocah nakal!!" gumam Angel. Dia berjalan cepat keluar dari ruangannya.

👑👑👑

Hujan deras mengguyur ibukota siang itu. Kilat yang menyambar dan suara yang bergemuruh di langit tak henti-hentinya membuat bumi bergetar karena dentumannya. Beruntungnya semua kelas tengah menikmati jam kosong karena para guru mengadakan rapat dadakan.

"Deres banget, sederas cintaku padamu," goda Alfian sambil menyenggol bahu Dhea.

Dhea memutar bola matanya malas. Walaupun mereka sudah resmi pacaran, namun sikap Alfian yang seperti itu membuat pacarnya jengkel. Apalagi dia masih sering menggoda adik kelas yang terpesona karena ketampanannya.

"Jangan terlalu deres, nanti nggak bisa pulang."

"Oh, no. Cintaku itu sederas hujan, sangat banyak—"

"Dan menghujani semua orang. Lo bagi cinta itu ke semua orang goblok."

"Hahaha." Arya tertawa terpingkal-pingkal setelah mengetahui Alfian gagal menggombali pacarnya sendiri.

"Kenapa lo ketawa?"

"Hahah. Gue contohin cara gombalin cewek yang bener," ujar Arya sambil menunjuk dirinya sendiri dengan bangga.

He's My Boyfriend [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang