28.|Ketua Argos VS Ketua Osis

73.7K 5.5K 756
                                    

Selamat malam dan selamat berbahagia. Maaf kelamaan updatenya. Hehe🤫

Nggak usah kebanyakan basa-basi langsung capcus.🥳💥

Happy reading❤️

👑👑👑

Suasana di koridor lumayan ramai, beberapa dari mereka merupakan anak Argos yang saling menyapa lima anggota inti yang melewatinya. Percakapan ringan yang terjadi membuat semua pasang mata memusatkan pandangannya ke arah Si penguasa Galaksi.

"Cewek gue mati satu, jadi berkurang deh," ujar Alfian suntuk karena salah satu korban adalah pacarnya sendiri.

"Lo nggak sedih?" tanya Arya, wajah sumringah yang dipancarkan Alfian seolah tidak menunjukan adanya duka yang dalam.

"Masih ada 29, ngapain gue sedih? Selir gue kan banyak. Hahah," sahutnya tanpa dosa dan tidak ada rasa sedih sama sekali di benaknya.

Arya menepuk pundak Alfian. "Karma masih berlaku, Bro. Disentil dikit, hancur hidup lo," ujarnya sambil menjentikkan jari.

"Jangan salahin gue! Yang salah, tuh mereka. Kenapa mau sama gue?"

"Salah dua-duanya," celetuk Jeky. Diam-diam dia mendengarkan percakapan dua remaja itu.

Langkah Arthur yang berada paling depan memimpin mereka tiba-tiba berhenti. Seorang gadis nekat menghadang jalannya yang membuat semua siswa yang ada di koridor tidak sabar melihat bagaimana respon Arthur. Untuk yang kedua kalinya, gadis itu membawakan bekal makanan.

Sekali percobaan waktu itu berhasil, gadis yang bernama tag 'Syafa" kembali memberanikan diri menghadap ketua Argos yang terkenal berdarah dingin itu.

"Buat kakak!" ujarnya tidak segugup pertama kali dia memberikan bekal untuk Arthur.

Karena tidak kunjung diambil, dengan lancang dan berani Syafa meraih tangan Arthur untuk segera menerima pemberiannya. Semua anak Argos yang mengawasi dari tempatnya terkejut melihat keberanian gadis itu.

Arthur menghempaskan tangannya lalu menatap tajam gadis itu yang berani menyentuh tangannya sembarangan. Mata elangnya menghunus netra hitam Syafa yang sudah berkaca-kaca. Dia sudah pernah menghargai pemberian gadis itu, tapi sikap lancang Syafa yang membuat Arthur marah dengannya.
    
Makanan yang dibawa Syafa terjatuh dan bercecer di lantai. Gadis itu meringkuk lalu menangis karena ketakutan setelah melihat Arthur marah karenanya. Bahu Arthur naik turun karena emosi di dadanya yang menggebu-gebu, tanpa mempedulikan gadis itu yang menangis, dia melanjutkannya langkahnya pergi.
    
"Lo terlalu kasar," tegur Jeky.
    
"Kalau lo kasihan tolongin, nggak cuma ngebacotin gue."
    
Sepertinya Arthur sedang sensitif. Tidak biasanya Arthur bersikap seperti itu terhadap wanita. Namun, suara tangisan gadis itu yang semakin keras dan terdengar parau berhasil membuat langkah Arthur melambat.
    
Arthur baru sadar kalau terbawa emosi. Dia mengusap kasar wajahnya lalu membalikkan badannya, berjalan kembali menuju ke tempat gadis itu. Semua orang termasuk anggota inti Argos yang masih berada di tempat sebelumnya memperhatikan apa yang akan dilakukan laki-laki bermata elang itu.
    
Arthur mengepalkan tangannya erat ketika melihat Syafa sampai menangis sesenggukan karena sikapnya. Dia berjongkok lalu menatap Syafa dari dekat.

"Maaf, gue kebawa emosi."

Syafa yang terkejut karena mendengar suara berat Arthur langsung memundurkan tubuhnya.
"A-ku yang salah. M-maaf, kak!"

Arthur menatap makanan yang sudah tumpah ke lantai. Dia mengambil sendok yang ada di bekal itu untuk mengambil makanan yang tumpah. Dan tanpa diduga, Arthur memakan makanan itu.

"Eh, k-kak itu kotor."

"Udah gue makan," kata Arthur seraya mengusap puncak kepala gadis itu. "Don’t cry, girl."

He's My Boyfriend [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang