chapter 18

3.3K 137 0
                                    

"Arif mulai besok kau tak perlu kerja, kau dipecat"

"Leroy leroy" kinara kembali menghentikan leroy mengucapkan kata kata itu "makanannya sangat enak, aku sangat suka walaupun sedikit pedas. Aku ingin makan ini lagi besok" ucap kinara

"Benarkah" wajah seram leroy seketika berubah setelah mendengar ucapan kinara

Kinara pun mengangguk mengiyakan "Pak arif bisakah besok kau memasak makanan yang seperti ini lagi besok?" Tanya kinara pada arif

"Tentu saja nyonya"

"Eeh" kinara mengerutkan alisnya saat mendengar kata nyonya dari mulut arif, ia masih belum terbiasa dengan sebutan nyonya "pak arif tak perlu memanggilku seperti itu"

"Kenapa tak perlu" Tanya leroy "kau kan ibu dari anakku tentu saja dia harus memanggilmu nyonya" lanjutnya

"Leroy biarkan aku memperjelas satu hal" tatapan kinara mulai serius "aku tidak sudih menjadi ibu dari anak ini, kalau bukan karena paksaan darimu aku mungkin tidak akan melahirkannya... aku tidak sudih melahirkan anak dari orang yang sudah menghancurkan hidupku jadi berhentilah bersikap berlebihan" jelas kinara

Mood leroy tiba tiba rusak karena ucapan kinara. Leroy langsung meninggalkan tempat itu tanpa mengatakan apapun, karena jika ia terus disitu leroy mungkin akan kehilangan kendali dan menyakiti wanita itu lagi

...

Beberapa hari telah berlalu setelah pertengkaran mereka berdua, mereka tak pernah berbicara sejak saat itu namun mereka tetap makan bersama

Setelah mereka selesai makan, mereka langsung kembali kekamar masing masing

"Teruslah marah, aku akan membuatmu sangat marah sehingga kau memintaku untuk menggugurkan anak ini" guman kinara

...

Sejak perdebatannya dengan kinara, leroy juga salalu marah dikantor tak peduli sekecil apapun masalahnya, apa lagi stiven ia selalu jadi sasaran amarah leroy jika tak ada orang lain yang bisa dijadikan tempat pelampiasan

Terlihat stiven sedikit kelelahan menghadapi tuannya

"Tuan, apa tuan ada masalah?" Tanya stiven yang tengah berdiri dihadapan tuannya saat baru saja mengantarkan berkas

Leroy kembali memperlihatkan mata tajamnya yang penuh dengan emosi "sejak kapan kau boleh mencampuri urusanku" ucap leroy

Stiven menelan salivanya, ia merasa takut dengan tuannya saat ini "sa-saya tidak bermaksud ikut campur tuan"

"Kinara mengatakan hal hal yang tidak aku sukai, jadi beberapa hari ini kami tidak pernah bicara" leroy tiba tiba menceritakan keluh kesahnya

Stiven mengelus dadanya ia merasa lega tuannya tidak begitu marah dan malah menceritakan masalahnya

"Tuan saya mempunyai seorang kaka yang sudah menikah. Saat dia hamil moodnya sering berubah ubah, dia sangat sensitif, dia juga sering ngidam yang aneh aneh tapi itu semua karena bawaan bayinya" stivenpun mencoba memberikan solusi pada tuannya "jadi menghadapi orang yang hamil itu harus ekstra sabar" lanjutnya

"Tapi dia sering mengatakan hal hal yang tidak aku sukai" ucap leroy

"Kalau begitu suruh dia menggugurkan anak itu, dengan begitu kinara bakal kembali normal"

"Apa kau gila. Itu anakku, aku tidak mungkin melakukan itu"

"Makanya tuan harus sabar menghadapinya"

"Aaarrgh" leroy langsung berdecak kesal sambil mengacak acak rambutnya

...

Hari sudah mulai gelap leroypun pulang ia langsung membersihkan dirinya lalu melanjutkan pekerjaan yang masih menumpuk dirumah

Revenge (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang