chapter 43

2.3K 109 6
                                    

"Apa!" Alya sudah mulai marah ia mengepalkan tangannya yang tak tahan ingin memukul lelaki itu "tenang kinara aku akan menghajarnya untukmu" lanjutnya

"Sudahlah mungkin ini sudah takdir"

"Bagaimana jika dia menyiksamu lagi?"

"Kami sudah membuat perjanjian kalo aku boleh menceraikannya jika dia menyiksaku"

"Tapi tetap saja kau tidak boleh percaya begitu saja pada laki-laki seperti dia"

Kinara tak mengatakan apapun, ia meminum minuman yang dari tadi ia pegang dengan raut wajah sedih

"Tapi kalau dipikir pikir kenapa dhico berbohong padamu?"

Mendengar ucapan temannya itu kinara langsung membulatkan matanya. Benar juga dhico telah membohonginya selama ini, ia mungkin sudah bertemu dengan anaknya sejak lama jika dhico tak berbohong padanya

"Apa jangan jangan dhico menyukaimu dan dia berbohong supaya kau tak pergi darinya"

Kinara tiba tiba menangis "aaarrgh" teriaknya sambil memukul meja

"Kinara kau kenapa?"

"Aku melewatkan setiap pertumbuhan anakku karena kebohongannya. Dia membuatku menderita dalam rasa bersalah selama ini hiks"

Melihat temannya menangis, alya mengelus punggung sahabatnya itu untuk menenangkannya "berhentilah menangis" ucap alya

"Seharusnya aku tidak langsung percaya padanya, seharusnya aku menyelidikinya sendiri waktu itu" ucap kinara lalu meminum sebotol alkohol untuk meluapkankan rasa kesalnya

"Kinara berhentilah minum kau sudah mabuk" ucap alya sambil menahan kinara agar tak menghabiskan sebotol minuman itu

"Aaarrgh awas" kinara menepis tangan sahabatnya itu lalu kembali minum

Alya yang kesal langsung berdiri dan mengambil jaketnya dan bersiap untuk pergi

"Baiklah lakukan sesukamu, habiskan semua minuman itu aku tidak peduli lagi. Mau kau pingsan disitu aku ngga peduli" ucap alya mengancam kinara

"Waaaaggh" tangis kinara malah semakin menjadi jadi "apa kau akan meninggalkanku juga? Kau tau bahwa aku tidak punya siapa siapa lagi selain dirimu" lanjutnya

Alya langsung menghela nafas saat melihat tingkah sahabatnya yang sedang mabuk ini "makanya berhenti minum"

"Baiklah" kinara meletakkan botol minumannya keatas meja lalu ia berjalan mendekati alya untuk memeluk sahabatnya

"Alya eegh kau sahabatku satu satunya" ucap kinara sambil berjalan

Gubraak... kepala kinara terbanting kedinding hingga membuat kepalanya sedikit benjol dan merah, kinara yang tak bisa menjaga keseimbangannya langsung terjatuh ke lantai

"Aahahahah" bukannya menolong temannya alya malah menertawakan kinara. Alya tertawa sampai perutnya terasa sakit "haah kinara hahah kepalamu hahaha" saking asyik tertawa alya bahkan tak bisa menyelesaikan kata katanya

"Waaaggh saakit" dalam kondisi mbuk kinara memegang kepalanya yang terasa sakit sambil meringkuk

Setelah puas tertawa alya akhirnya menolong sahabatnya itu, ia membantu menopang tubuh sahabatnya lalu meletakkannya keatas kasur

"Berat" ucap alya

Alya tak lupa mengobati kepala temannya yang terluka itu

"Setelah ini kau tidak boleh mabuk lagi, capek ngurusnya" ucap alya

"Wueek wueeeek" kinara tak bisa menahan rasa mualnya, akhirnya ia memuntahkannya dilantai

"Aaaaaarrrgh" teriak alya kesal sambil mengusap kasar wajahnya "seharusnya aku tidak punya sahabat sepertimu" lanjutnya

Revenge (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang