Delapan

5.2K 369 5
                                    

Lembaga  Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat atau biasa disingkat dengan LP2M di kampus merupakan lembaga yang berfungsi melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan menilai kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan kebijakan rektor di kampus. Dan Ezel meminta Zani untuk bertemu di ruangan LP2M yang letaknya berada di gedung rektorat untuk bimbingan.

Sesampainya gadis itu di ruang LP2M, yang dia dapatkan adalah banyaknya para staff kampus yang tengah sibuk dengan komputer di meja mereka masing-masing. Ada juga yang sibuk dengan kertas-kertas, begitu juga dengan Ezel, yang sibuk dengan laptop di depannya. Zani meringis, sepertinya dosen pembimbingnya itu sedang sibuk. Apa dia batalkan saja bimbingannya? Tapi gadis itu sangat mau bimbingan hari ini.

"Nyari siapa, Dek?"

Zani seketika menoleh ke kiri kala mendengar suara staff kampus bertanya padanya. Gadis itu tersenyum, merasa tak enak hati karena sibuk mengganggu para staff kampus yang tengah sibuk, karena meja para staff di ruang LP2M ini tak memiliki sekat dan semua meja staff berdekatan.

"Mau ketemu pak Ezel, Pak," jawab Zani dengan sopan.

"Oh."

Staff pria itu manggut-manggut, dia pun menegakkan tubuhnya, kemudian berteriak, "Zel, ada yang nyariin."

Ezel yang tadinya sibuk pada laptop, lantas mengalihkan perhatiannya ke sumber suara. Matanya langsung menangkap keberadaan Zani yang berdiri di dekat pintu. Melihat Ezel yang sudah mengetahui keberadaannya, Zani pun mengucapkan terima kasih pada staff tersebut kemudian menghampiri Ezel.

"Siang, Pak," sapa Zani kala sudah berada di hadapan Ezel.

Pria itu hanya bergumam pelan, lalu menyuruh Zani duduk. Tanpa basa-basi, Zani langsung duduk bahkan juga langsung menyodorkan proposal skripsinya pada Ezel dan diterima Ezel.

"Ini sudah direvisi semuanya?"

Zani mengangguk dan berkata, "Iya, Pak, sesuai yang Bapak sarankan.

Ezel mulai membuka satu per satu kertas proposal skripsi Zani, membacanya tanpa mencoret. Pria itu mengambil pulpen di samping laptopnya, lalu melihat pada halaman depan proposal skripsi Zani, tepatnya pada halaman sampul Zani.

"Nah, ini sudah benar. Kamu ngikutin arahan saya," ujar Ezel seraya melingkari judul yang tertulis di sampul proposal skirpsi Zani.

Sedangkan si empunya proposal skripsi, memejamkan matanya kesal, lantaran Ezel malah mencoret sesuatu yang sudah benar. Kalau sudah benar, tak perlu lagi dicoret-coret, 'kan jadi kerja dua kali.

"Semuanya udah ngikutin arahan dari saya, 'kan?"

Lagi, Zani mengangguk dan menjawab pertanyaan Ezel. "Sudah, Pak. Sesuai arahan Bapak."

Ezel pun manggut-manggut, kemudian kembali membaca proposal skripsi Zani. Hari ini pria itu tak marah-marah seperti kemarin, apa mood-nya sedang bagus? Jantung Zani berdegup kencang, dalam hatinya bersorak gembira karena sudah tak ada lagi yang dicoret pada bab satu dan bab dua, bahkan Ezel sudah membuka pada bab akhir, yaitu bab tiga.

"Ini copy paste, ya?" tanya Ezel membuat Zani melebarkan matanya tak percaya. Ezel bahkan tersenyum miring sambil melirik pada Zani.

Apa-apaan dosen yang ini? Kenapa dia dituduh copy paste? Enak saja! Zani membuatnya sendiri, bahkan pada pengertian pendekatan kualitatif pun dia mengambil di buku yang ada di perpustakaan. Zani menggeleng cepat, menyangkal tuduhan tak benar itu.

"Saya buat sendiri, Pak," ungkap Zani.

"Oh, masih kurang ini. Bab tiga kamu pada bagian teknik pengumpulan data tambahkan pengertian wawancara, observasi, dan dokumentasi, coba tambahkan juga pengertian menurut para ahli, lalu kamu simpulkan. Kalau seperti ini yang ada pas kamu seminar proposal malah dipermasalahkan. Mau?"

Revisweet [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang