Chapter 4: Bad Liars

4 1 0
                                    

Muak. Komatsu Keigo tidak suka berada terlalu dekat dengan sorot lampu remang-remang yang menerangi seisi ruangan seperti di tempat ini. Sayang pekerjaan memaksanya terjun ke sini. Keigo memilih tempat ini karena dia tidak bisa membiarkan anggota tim khusus lain menyusup ke sini. Terlalu berbahaya saat orang asing harus bertukar informasi dengan para pekerja dan pengunjung nakal di klub malam, apalagi tipe seperti Ayashi atau Chikara yang mudah memancing keributan. Dia tidak bisa memaksa Airi terjun ke sini, sementara Ogami tidak pandai mencairkan suasana, apalagi di tempat seperti ini.

Keigo sadar dia terlalu tua untuk ini. Dia tidak tahu bagaimana cara bersenang-senang di klub malam, apalagi berbaur. Dulu saat belum menikah, Keigo lebih banyak menghabiskan waktunya untuk pelatihan. Lagipula tipe pria seperti dia sama sekali tidak cocok dengan klub malam atau sejenisnya.

"Kenapa hanya berdiri di sana, Tuan?" Seorang bartender menyapanya saat melihat Keigo hanya bersandar di meja bar sambil memperhatikan keramaian.

Pria tampan itu spontan menoleh, mendapati seorang pria berpostur tegap yang tersenyum ke arahnya.

"Ah, tidak apa-apa," Keigo berujar singkat.

"Merasa tidak terbiasa dengan suasana seperti ini?" Tanya si bartender hingga fokus Keigo tak berpaling darinya.

"Sebelumnya tidak pernah datang ke klub malam, atau-"

"Aku baru pindah ke kota ini. Di tempat tinggalku yang lama, klub malamnya tidak seramai ini." Keigo berbohong.

"Oh, pindahan rupanya." Bartender itu kembali tersenyum. "Apa kau butuh sesuatu? Jika butuh, beritahu saja saya."

Keigo menjadi tertarik dengan pembicaraan yang ditawarkan si bartender. Membuatnya enggan beranjak dari keramaian yang terlalu sesak ini.

"Aku minta segelas jus jeruk-"

"Jus jeruk, Tuan? Tidak alkohol?"

Keigo menggeleng.

"Aku harus pulang dalam kondisi baik-baik saja. Kalau mabuk nanti istriku cemas."

"Begitukah? Baiklah." Bartender itu berbalik untuk menyiapkan apa yang Keigo minta. Sepertinya dia punya teman bicara yang menarik malam ini.

Keigo kembali larut menyaksikan keramaian di depannya, masih tak berani ikut serta. Fatal rasanya jika dia punya kenalan baru dari klub malam, terutama perempuan cantik.

"Ini pesananmu, Tuan." Suara gelas yang ditaruh di atas meja bar memecah fokus Keigo, membuatnya kembali menghadap meja bar.

"Ya, terima kasih-"

"Sankyuu, Eruto-san."

Keigo gagal meminum jus jeruk pesanannya saat gelas penuh itu disambar cepat oleh seorang perempuan tidak dikenal yang tiba-tiba datang ke depan meja bar. Wajahnya sungguh asing. Keigo tidak pernah bertemu dengan orang seperti ini sebelumnya. Perempuan itu punya kulit yang putih dan wajah yang cukup cantik. Hanya tatapan matanya yang kurang bersahabat.

"Kau menyelamatkanku, Eruto-san." Dia menatap Keigo setelah meneguk setengah gelas jus jeruk di hadapannya.

"Oh, siapa ini?"

Bartender yang dipanggil Eruto tersenyum, cepat menepuk bahu gadis itu lalu ikut menatap Keigo.

"Tuan ini yang baru saja memesan jus jeruk yang kau minum."

Kekehan terdengar. Keigo tidak tahu apa yang salah. Perempuan misterius itu menunjuk tubuh Keigo dengan jarinya yang lentik.

"Ha, kau serius? Paman setua ini memesan jus jeruk? Apa kau tidak salah?" Dia menempelkan telunjuknya di dada Keigo. "Kau ini seperti anak di bawah umur saja."

Path Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang